Sandi tidak pernah menanggapi perasaan Elin. Setiap perhatian kecil yang diberikan oleh guru Fisika SMA hanya dianggap angin lalu oleh Sandi. Bukan menutup hati, tetapi laki-laki berlesung pipi itu tidak ingin lagi berpacaran. Pengalaman terakhir berpacaran membuat patah hati yang luar biasa. Apa yang selama ini diperjuangkan sia-sia. Pengorbanannya seolah tidak ada artinya di mata sang mantan--Lusiana. Tidak hanya itu, wanita itu lebih sering menyakiti hatinya dengan ucapannya. Dirinya hanya dianggap benalu karena saat itu Lusiana sudah bekerja. Sandi memang mengetahui adanya hubungan tanpa status yang dijalani oleh Lusiana dan seorang laki-laki. Akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan niat Sandi untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sandi bahkan sudah mendatangi kedua orang tua

