“Argh, sial!” Suara teriakan umpatan kekesalan Kevin memenuhi setiap sudut ruangan kamarnya. Pria itu berulang kali merutuki dirinya yang lemah dengan kesal karena telah diperlakukan dengan buruk oleh Kaizer di dalam Bar Underground beberapa waktu lalu. Ia memandang pantulan wajah dan tubuhnya pada cermin wastafel di dalam kamar mandi kediamannya. Terlihat banyak luka goresan yang tertinggal akibat serpihan kaca yang menancap di tubuhnya beberapa saat lalu. Sorot mata Kevin menajam. Sepasang gigi taringnya mengerat saat mengingat bagaimana Kaizer menundukkan dirinya dengan begitu mudah. Ia tidak bisa menerima perlakuan yang memalukan harga dirinya di hadapan banyak orang. Apalagi Kaizer telah menggagalkan rencananya untuk mendapatkan Krystal, gadis yang sudah lama diincarnya. “Kenapa s