Bab.3 Aku Bukan Datang Bekerja

1743 Words
  Mereka menghentikan langkah mereka. Satu per satu dari mereka menatap ke arah Welly. Pelayan wanita mencibir dan berkata“Kenapa? Kamu ingin membayarnya?”   Pelayan wanita mengamati penampilan Welly dan menilainya. Dia berpikir dalam benaknya, dengan penampilannya yang lusuh itu, pria itu tidak mungkin mampu membayarnya. Mungkin dia hanya ingin memperlambat waktu.   “A...aku tidak punya uang." Wellymenatap Candra lagi dan berkata“Bagaimanajika kamu coba memeriksa w******p-mu, siapa lagi yang bisa meminjamimu?”   Begitu Wellyselesai bicara,pelayan wanita itu langsung melototinya dengan k***m.   Lisa melihat tatapan Wellyjuga semakin menghinanya,lantas berkata dengan marah, “Welly, kamu sengaja, ya? Kukira kamu punya uang dan mau membantuku membayarnya. Jika tidak punya uang, kenapa kamu masih berani buka mulut? Kamu ingin mengerjaiku, ya?”   Lisa hampir melampiaskan seluruh amarahnya kepada Welly. Namun,Wellymalah tidak melihatnya sama sekalidia hanya memberi isyarat kepada Candra agar Candra membuka ponselnya.   Candra agak penasaran,lantas mengambil ponsel dan melihatnya. Dia sontak tercengang   Entah sejak kapan Wellymengiriminya uang sebesar 20 juta kepadanya.   “Kamu..." Candra terkejut dan ingin menanyakan dari mana asalnya uang ini.   Wellymenggelengkan kepala, memberi isyarat padanya agar tidak mengatakan apa apa.   Wellytidak langsung memberikan uangnya, hanya karena dia tidak ingin berhubungan dengan Lisa lagi.Ini pertama dan terakhir kalinya dia menolong Lisa.   Selain itu, Wellymelakukannya demi Candra.   “Kalian punya uang tidak?Pelayan mengomel“Buang-buang waktu saja!   Selesai bicara, pria kekar itu menarik dan mau menyeret Lisa lagi.   “Tunggu, tunggu sebentar. Temanku sudah mengirimiku uang. Akan kubayar sekarang!” Candra berkata dengan terburu-buru.   Candra mentransfer uang dengan segera.   Setelah memastikan sudah masuk ke rekening bank restoran, pelayan wanita itu memandang mereka dengan ekspresi menghina,lalu membalikkan badan dan meninggalkan mereka.   Semua orang menghela napas lega.   “Candra, berkat kamu hari ini kita selamat!”ujar Donny sambil menepuk-nepuk pundak Candra.   “Benar Candra,kamu benar-benar hebat.Di saat gawat, memang hanya kamu yang bisa diandalkan!Liliana yang sudah lama terdiam akhirnya juga berkata,“Tidak seperti   seseorang, di saat gawat malah tidak bisa berbuat apa-apa.   Ucapan Liliana jelas ditujukan pada Welly.   Lisa kembali tenang dari kepanikan tadi. Pada saat itu,dia langsung berjalan ke arah Welly, mengangkat tangannya dan sebuah tamparan mendarat di pipi Welly.   “Hei, apa yang kamu lakukan?” Candra langsung marah dan membentak Lisa Jika tidak ada Welly, entah apa yang akan terjadi padanya.   Yang lainnya juga terkejut!   “Apa yang aku lakukan? Candra,kuberi tahu kamu, kelak jangan sering-sering kamu bawa si s****h ini ke mana-mana. Dia tidak hanya membuat orang malu, bahkan hampir saja nyawaku melayang gara-gara dia!”   Sorot mata Lisa semakin menampilkan tatapan hina kepada Welly,lantas berkata“Huh, tadi kamu hanya melihatku diseret begitu saja. Dasar manusia tidak berguna!   Cepat muntahkan apa yang kamu makan tadi! Dasar miskin, tamparanku tadi seharusnya masih belum cukup!”   Begitu mendengar ucapan Lisa, emosi Candra bagaikan gunung berapi yang akan meletus. Dia terheran-heran kenapa bisa ada manusia seperti Lisa.   Candra mengira Wellymengeluarkan 20 juta itu dengan mempertaruhkan nyawanya. Dia sudah berkorban sebesar itu, pada akhirnya malah balasan seperti ini yang dia terima.   “Berengsek! Kamu tidak sadar apa yang kamu katakan?”Candra membentak Lisa dengan keras. Saat dia hendak meneruskan perkataannya, Wellylangsung mencegahnya.   “Candra, jangan katakan lagi," ucap Wellyseraya menggelengkan kepalanya.Dia tidak ingin rahasianya diketahui banyak orang. Hari ini hanya pengecualian.   Candra merasa tidak terima dan menatap Welly. Dia mulai mengerti Wellybertindak seperti itu karena dia tidak ingin orang lain tahu bahwa uang tadi adalah uangnya sendiri.   Setelah merasa bimbang dalam waktu yang lama, Candra baru bisa meredam emosinya.Dia melotot tajam ke arah Lisalalu menarik Wellykeluar dari Restoran Kowlon.   “Berengsek,untuk apa kamu melindungi si bodoh itu?Biarkan saja dia mati!” Amarah Lisa tetap belum reda“Hehe,bukankah ayahmu Yohan Sardinan? Berani juga kamu berkata seperti itu.”   Sampai di luar, Candra tetap marah dan menendang tong s****h di sekitarnya.   “Jack, kenapa kamu tidak membiarkanku memberitahunya?" Candra mengeluhkannya.   “Untung saja dia kakakku, kalau itu orang lain, aku pasti sudah merobek-robek mulutnya!”   Wellymenepuk-nepuk pundak Candra dan berkata“tidak apa-apa”terus-menerus.   Dia tahu Lisa orang yang bagaimana. Lebih baik menjauhinya saja.   “Tapi…." tiba-tiba Candra berkata dengan bingung. “Jack,dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? 20 juta bukan nominal yang kecil.”   Pertanyaan Candra membuat Wellytidak bisa berkata-kata.Tadi dia hanya berpikir bagaimana cara mengatasi masalah tetapi malah melupakan bagaimana dia menjelaskan asal muasal uang itu.   Jika dia bilang itu hasil tabungannya selama ini,Candra pasti tidak akan percaya.   Kalau begitu, bagaimana jika berkata bahwa dia memungutnya?   Begitu ide tersebut terpikirkan, Wellyingin membuka mulut tetapi teleponnya tiba tiba berdering. Lagi-lagi nomor yang tidak dikenalnya.   Jangan-jangan itu ayahnya lagi?“Halo.”   “Halo, Tuan Muda.Tuan Soni menyuruh saya menyerahkan sesuatu pada Anda. Jika Anda saat ini sedang luang,bagaimana jika saya antarkan?”   Orang di ujung telepon sana adalah seorang wanita. Suaranya terdengar penuh dengan keramahan, lembut dan elegan. Sepertinya orangnya juga sama seperti suaranya.   Welly berpikir sejenak kemudian berkata, “Sudahlah, di mana kamu sekarang? Aku saja yang mencarimu.”   Wanita itu agak ragu sejenak“Bagaimana jika saya menunggu Anda di Queen bar di sekitar kampus Anda?”   Wellymenganggukkan kepala dan memutus sambungan teleponnya.Dia menoleh dan melihat sepintas ke arah Candra,lalu menepuk-nepuk pundaknya.“Ah, sudahlah. Masalah ini sudah berlalu.Aku masih ada urusan, aku akan pulang agak malam.”   Pikiran Candra penuh dengan kebingungan, tetapi dia hanya bisa menganggukkan kepala.“Kalau begitu, aku akan mengumpulkan uang dan segera mengembalikannya padamu.”   “Hehe, nanti saja kita bahas masalah ini aku pergi dulu, ya!”   Wellymemanggil taksi di pinggir jalan dan langsung pergi meninggalkan tempat itu. Masalah untuk pengembalian uang tadi tidak pernah sekali pun terlintas di benaknya.   Sepuluh menit kemudian, taksi berhenti di depan Queen bar.   Queen bar adalah bar terbesar dan termahal di sekitar kampus.   Dulu Wellysering mendengar anak-anak orang kaya di kelasnya datang bersenang-senang di sini, tetapi dia sendiri tidak pernah datang kemari.   Di Universitas Batang, bahkan seluruh universitas di Jakarta, bisa datang ke tempat semacam ini sekali saja, bisa menjadi bualan dalam waktu yang lama. Saat Welly melangkah masuktiba-tiba dia mendengar ada orang dari belakang yang memanggilnya.   “Welly? Kenapa kamu bisa ada di sini?” Itu adalah suara seorang wanita. Begitu Wellymenolehdia melihat sekumpulan pria dan wanita kira-kira berjumlah enam sampai tujuh orang yang sedang berdiri di belakangnya.   Wanita yang memimpin rombongan itu berambut pirang, mengenakan celana jeans merek Zara berwarna biru muda dan sepatu flat merek Louis Vuitton berwarna hitam, dia sangat cantik dan trendi.   Namun, melihat tatapan mata Wellyagak melayang-layang.“Ketua Kelas, kalian juga mau main di sini?" Welly tersenyum tipis“Aku ada janji dengan seseorang di sini.”   Gadis itu bernama Lucia.Dia adalah ketua kelas Welly. Ada beberapa orang diantara rombongan itu yang merupakan teman sekelas Welly.   “Apa?” Lucia menutup mulutnya yang tertawa. “Kamu? Ada janji dengan seseorang di sini? Kamu bercanda? Tolong kamu angkat kepala dan lihat tulisan itu, Queen bar. Sekalinya kamu membeli sesuatu di sini, harganya sudah setara dengan biaya hidupmu, atau bahkan lebih banyak.”   “Oh ya, jangan-jangan kamu kerja part time di sini?”Pandangan mata Lucia semakin menampilkan hinaan,lalu berkata lagiBenar juga, kamu ini cocoknya jadi tukang pembawa minuman. Kerja yang benarya Jangan sampal dicampakkan lagi oleh pacarmu.”   Setelah Lucia selesai bicara,beberapa orang di belakangnya menutup mulut yang juga ikut tertawa. Satu per satu dari mereka menghujat sambil menunjuk-nunjuk Welly.   “Haha, entah apakah dia juga tahu kalau Tina dan Nelson sudah buka kamar terang terangan!”   “Mana mungkin dia tidak tahu?Kamu tidak lihat status Nelson di w******p? Kondomnya tidak cukup, sampai-sampai dia harus menyuruh Wellypergimembelikannya.Nelson benar-benar jahat, hahaha.….”   “Mau bagaimana lagisiapa suruh dia miskin? Sudah dicampakkan masih saja berniat untuk kerja.Kalau bukan miskin,lalu apa?”   Wellymendengar hujatan mereka. Wajahnya agak memerah dan perasaannya agak tidak enak. Namun,tidak ada gunanya pula dia menjelaskan sesuatu pada mereka.   Menjelaskannya pada mereka hanya buang buang tenaga dan waktu.Lebih baik menunggu saat-saat ayahnya mengakui statusnya di depan banyak orang. Jika saat itu tiba, memangnya mereka masih berani sembarangan menghujat dan meledeknya?   “Aku masuk dulu, ya." Wellytidak memedulikan mereka, dia langsung melangkah masuk ke dalam Queen bar.   “s****n si miskin itu, dia pergi begitu saja, pasti takut kita nanti akan membuka masalahnya." Di belakang Lucia ada seorang pria yang memakai anting di telinganya. Dia melongos saat Welly masuk“Orang seperti itu memang pantas dicampakkan, dasar miskin.”   “Huh, dia masih tidak mau mengaku Orang miskin sepertinya bisa masuk ke Queen bar sudah termasuk kebanggaan dalam hidupnya.Lihat saja dia nanti saat melayani kita." Lucia masih tertawa licikKurasa dia nanti tidak bisa berkata apa-apa.”   Sudah ada banyakp*******n yang masuk ke Hollywings di saat itu.Kemungkinan besar mereka adalah murid-murid di sekitar sini Mereka agak ribut.   Saat Wellyhendak mengeluarkan ponsel untuk menelepon wanita itu,tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya.   “Halo, Tuan Muda Welly.”   Begitu Wellymenoleh,dia langsung terpana, karena ada seorang wanita dengan penampilan berkelas yang berdiri di belakangnya.   Wanita itu sangat cantik dengan rambut yang disemir cokelat.   “Halo!Ini pertama kalinya Wellyberjarak sedekat ini dengan wanita secantik itu, jadi dia agak salah tingkah“Maaf,yang tadi meneleponku itu kamu, benar?”   Wanita itu menganggukkan kepala,lalu mengulurkan tangan kanannya.“Namaku Monica.Tuan Wijaya menyuruhku mencari Anda. Kelak jika Anda ada kesulitan di Jakarta cukup cari aku saja.”   Monica mempersilakan Wellyduduk.   Pelayan menyajikan dua gelas air putih terlebih dahulu, lalu Monica memesan dua gelas wine.   Wanita itu terus tersenyum, dia merogoh sebuah jam tangan“Tuan Muda Wijaya,jam tangan ini adalah jam customdi atasnya ada lencana keluarga. Kelak asalkan Anda menunjukkan jam tangan ini, Anda bisa menikmati pelayanan nomor satu di seluruh tempat milik perusahaan Wijaya.   Wellymelihat sekilas.Ternyata di atas jam tangan memang ada lencana bergambar Garuda berwarna emas.   Wellymenyadari Monica juga memakai sebuah jam tangan, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil, juga berwarna coklat besi.   Monica tertawa dan berkata,“Tuan Muda Welly, yang Anda pakai adalah jam tangan lencana warna emas. Tingkat paling tinggi di Keluarga Wijaya adalah tingkat warna emas, lalu warna perak, perunggu dan coklat besi. Orang luar sepertiku bisa memiliki tingkatan ini sudah menjadi kebanggaanku yang luar biasa.”   Monica tidak berhenti tertawa dan melanjutkan ucapannya,“Tuan Muda Wellymungkin yang Anda lihat di dunia ini para konglomerat sekelas Forbes sudah sangat luar biasa, tapi Anda tidak tahu bahwa mereka bukan apa-apa di mata Keluarga Wijaya.   Keluarga Wijaya sangat besar, lebih besar dari yang Anda bayangkan.”   “Begini Tuan, di dunia ini, selama Anda hidup, maka Anda pasti akan berhubungan dengan Keluarga Wijaya." Monica terus tertawa.“Contohnya,di belakang Queen bar yang kecil ini, memangnya tidak mendapat pengaruh dari Keluarga Wijaya?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD