Simpati Dari Orang Yang Baru Di Kenal

2511 Words
" Sepertinya apa yang aku lakukan tak sia-sia Sang, begitu berhasilnya rencana ku sampai sepertinya baru saja 1 hal yang aku lakukan tapi sudah begitu membuat mu merasa kecewa dan tertekan seperti ini hahaha. Bersiaplah Sang setelah ini kau akan merasakan kekecewaan yang lebih besar dan lebih berarti dari ini,"ujar teman Sang dalam hatinya sebelum dirinya pergi meninggalkan Sang saat itu, dengan senyuman sinis nya merasa sangat puas dengan kekecewaan yang Sang dapatkan saat itu. Saat itu Sang masih terus saja berdiam diri dengan wajahnya yang begitu sangat masih kecewa dan merasa jika apa yang dengarkan barusan adalah hal yang tak terlalu benar, tapi penjelasan teman Sang barusan begitu sangat membuka pikiran yang jika apa yang toko itu lakukan adalah hal yang sengaja mereka lakukan untuk menarik pengunjung ke toko mereka, sehingga pikiran Sang pun terus saja tak bisa fokus dan malah memikirkan hal itu kembali sampai Sang pun malah merasa pusing sendiri dengan apa yang Sang pikirkan saat itu. " Kau terlihat begitu tertekan dengan apa yang sudah kau dapatkan barusan nak, ada apa?"tanya pedagang tersebut. " Oh itu, tak ada apa-apa pak aku hanya merasa sedikit lelah dan kepanasan saja,"jawab Sang. " Wajah mu begitu sangat menjelaskan jika kau merasakan kekecewaan yang cukup berat, bahkan mungkin lebih berat nak. Kau tak pandai berbohong, termasuk kekecewaan yang kau rasakan sekarang tak bisa kau sembunyikan dan bahkan sangat-sangat bisa aku lihat nak,"ujar pedagang tersebut dengan sangat yakin bicara seperti itu. " Sepertinya aku memang tak pandai berbohong pak dan kekecewaan ku ini memang berhubungan dengan aku yang sudah mengunjungi toko tersebut pak,"ujar Sang. " Dan apa itu? ceritakan saja tak usah kau sembunyikan, tak usah canggung semoga saja jika kau sudah menjelaskan kekecewaan yang kau dapatkan dari sana, aku bisa memiliki sebuah cara atau sebuah saran agar bisa membuat mu lebih baik Sang,"ujar pedagang tersebut meminta agar Sang menceritakan saja apa yang Sang dapatkan dari toko tersebut. " Oh ya pak maaf sebelumnya aku jadi membawa masalah kekecewaan ku kemari dan kau menjadi melihatnya yang sepertinya ini tak penting untuk mu, tapi pak aku begitu kecewa dengan toko itu yang sangat begitu aneh bagiku karena saat aku menanyakan barang yang benar-benar aku inginkan, yang membuat ku tertarik untuk datang ke toko itu dengan tujuan tentu saja membeli barang tersebut tapi dengan sangat yakin mereka mengatakan jika mereka tak menjual barang tersebut pak, dan barang yang aku maksudkan adalah kucing itu pak, yang mereka pajang di depan toko mereka. Aku tak habis pikir mereka sampai tak menjual kucing tersebut bahkan karena aku yang sedikit ngotot ingin membeli kucing tersebut aku pun menawarkan beberapa kali tawaran harga ke kucing tersebut tapi mereka malah menjawab jika mereka memang tak menjual kucing tersebut dan mungkin mereka juga sedikit kesal dengan tawaran ku yang berkali-kali mereka pun sampai mengusir ku dengan bicara menggunakan nada tinggi yang sepertinya mereka memang kesal kepada ku,"ujar Sang menceritakan saja apa yang membuat Sang merasa sangat kecewa dengan toko tersebut bahkan Sang pun menceritakan jika dirinya sampai di usir dengan pembicaraan mereka yang sepertinya kesal karena tawaran Sang!saat itu. " Pasti ada alasan kenapa mereka tak menjual kucing itu kan nak?"ujar pedagang tersebut singkat bertanya. " Tidak pak mereka tak menjelaskan alasan mereka tak menjual kucing tersebut, tapi teman ku yang menebak alasan kenapa kucing tersebut tak di jual sehingga dia pun langsung saja mengatakannya, teman ku menganggap mereka memajang kucing itu hanya bertujuan untuk menarik pengunjung saja dengan kucing tersebut sebagai ikon mereka, singkatnya mereka menggunakan kucing tersebut sebagai strategi marketing mereka, dan hasilnya teman ku bilang mereka berhasil menggunakan cara itu, contohnya aku yang sudah lama melihat toko tersebut tak pernah menanyakan apa lagi sampai ingin mengunjungi toko tersebut tapi beda lagi ketika ada kucing tersebut, seketika ketika aku melihat kucing itu aku pun tertarik untuk melihat kucing tersebut dan tentunya mengunjungi toko tersebut. Aku memang mengerti mengenai itu dan sepertinya apa yang di katakan teman ku benar, tapi entah kenapa meskipun aku merasa jika itu benar aku tetap saja memiliki feeling jika ada yang tak beser dengan toko itu pak, sekaligus aku pun malah merasa ada yang tak beres dengan teman ku tersebut pak,"ujar Sang menceritakan apa yang menjadi alasan toko tersebut tak menjual kucing tersebut, itu pun anggapan dari teman Sang bukan alasan yang Sang dengarkan dari pihak toko tersebut langsung, Sang pun menceritakan mengenai dirinya yang malah merasa ada yang tak beres dengan toko tersebut maupun dengan temannya. " Aku bisa mengerti juga mengenai anggapan teman mu mengenai toko itu, dan itu memang masuk akal bahkan mengenai diri mu sepertinya teman mu benar dan toko itu benar juga tentang keberhasilan nya menarik pengunjung seperti mu nak. Tapi meskipun begitu aku tak bisa membantu mu apa-apa dan maaf aku hanya bisa mengatakan jika sepertinya apa yang aku katakan harus kembali kau dengarkan, jangan terlalu percaya dengan orang lain meskipun kau sendiri yang melihat dan mendengar mengenai hal yang kau anggap tidak beres. " Ya sepertinya aku hanya memang sedikit berlebihan apa lagi mengenai kucing yang jujur saja jika hewan tersebut yang begitu aku idamkan pak, aku menjadi tak bisa mengontrol diri ku jika aku berhadapan dengan kucing, apa lagi kucing yang sudah sangat membuat ku tertarik seperti kucing tersebut, tadi aku sampai terus saja memberikan sebuah tawaran untuk kucing tersebut meskipun petugas toko itu sudah beberapa kali menolak tawaran ku dan menjawab jika kucing tersebut tak di jual, sampai setelah beberapa tawaran yang aku lontarkan mereka jawab dengan nada bicara tinggi karena memang sepertinya kesal dengan aku yang terus saja menawarkan harga ke kucing tersebut meskipun mereka sudah sangat jelas mengatakan jika kucing itu tak di jual. Dan maaf pak sudah dari kemarin kau memperingatkan ku mengenai aku yang harus harus waspada dan tak langsung percaya dengan orang lain, maaf bisa aku mendapatkan alasan kenapa kau begitu memperingatkan ku mengenai hal itu?"ujar Sang menceritakan kembali bagaimana dirinya bisa sampai di usir oleh petugas toko tersebut sampai dirinya langsung saja bertanya mengenai pedagang tersebut yang sudah begitu memperingatkannya agar Sang tak langsung percaya kepada seseorang. " Mungkin ini akan cukup berarti untuk mu nak, kau sudah dewasa dan kau tentu saja sudah memiliki pikiran mengenai bagaimana caranya hidup baik dan lebih baik lagi, jadi sepertinya kau harus bisa mengontrol diri mu, kau harus bisa menguasai dirimu sendiri jangan sampai emosi, dan egois dalam diri mu menguasai semua dalam diri mu seperti apa yang sudah kau lalui barusan Sang, kau di kuasai oleh emosi dan ego mu. Kau tak bisa seperti itu dan kau harus benar-benar bisa mengontrol diri mu jangan sampai terbawa oleh emosi, karena jika kau terus saja seperti itu kau tak akan bisa mengontrol kekuatan mu Sang,"ujar pedagang tersebut bersimpati dan mengatakan tentang kekuatan. " Kekuatan? kekuatan apa maksud mu pak?"tanya Sang bingung. " kekuatan? ( Pedagang tersebut terdiam sejenak ) tentu saja kekuatan dalam diri mu Sang, kekuatan mu yang tentu saja harus bisa kau manfaatkan untuk melawan segala keegoisan mu dan emosi mu, kekuatan untuk melawan diri mu sendiri. Kau sudah dewasa, maka dari itu kau harus sangat bisa mengontrol segala sesuatu yang ada dalam diri mu nak,"ujar pedagang tersebut menjawab. " Entah ini hanya pikiran atau memang benar, aku merasa jika kau tak menjawab setulus hati mu dengan pertanyaan mu mengenai kau yang tadi mengatakan tentang kekuatan dalam diri ku pak,"ujar Sang, menyudutkan pedagang tersebut dengan langsung saja menanyakan mengenai hal itu. " Kenapa? apa ada yang salah? aku sudah menjawab dengan setulus hati ku dan dengan benar nak, apa yang kau pikirkan dari ku? aku hanya seorang pedagang yang sudah sekian lama selalu mencari uang disini. Apa yang kau curigai dari ku? kau berpikir aku bisa membaca pikiran mu dan aku ini sakti seperti dewa?"jawab pedagang tersebut dengan nada bicara yang sedikit bercanda dengan pertanyaan bertubi-tubi kepada Sang saat itu. " Hahaha maaf pak aku tak bermaksud seperti itu apa lagi mencurigai mu tapi aneh saja kau mengatakan mengenai sebuah kekuatan. Baik pak terima kasih simpatinya sepertinya apa yang kau katakan benar, aku sudah dewasa tapi aku tak bisa menguasai diri ku sendiri, jangankan menguasai mengontrol diriku saja aku belum bisa pandai tapi karena perkataan mu ini dalam hati dan pikiran ku aku jadi merasa jika sepertinya memang aku harus mulai membenahi diri ku, dari mulai aku yang harus belajar menguasai dan mengontrol diri ku. Terima kasih pak, sepertinya ini sudah waktunya aku pulang, aku sudah cukup lama meninggalkan rumah aku sebaiknya cepat pulang. Terima kasih untuk semuanya pak, ini bayaran untuk makanan dan minuman yang aku sudan pesan,"ujar Sang saat itu berterima kasih kepada pedagang tersebut karena simpatinya yang begitu sangat berarti untuk Sang sehingga Sang pun jadi bisa membuka pikirannya untuk saran yang di berikan oleh pedagang tersebut. Lalu bicara jika sebaiknya Sang pulang, lalu pergi dengan membayar terlebih dahulu makanan yang sudah Sang pesan tadi. Dan setelah lah semua itu pun tentu saja Sang pergi berniat untuk pulang saja ke rumahnya di hari yang sudah cukup sore tersebut. " Sepertinya kau memiliki insting, dan feeling yang kuat sampai barusan saja sepertinya kau bisa merasa aneh dengan perkataan mengenai kekuatan, entahlah kapan kau akan sadar mengenai diri mu yang sebenarnya berpotensi memiliki kekutan yang lebih dari manusia biasa nak, cepat atau lambat kau akan menyadari itu nak makannya barusan aku memberikan mu saran agar kau bisa terlebih dahulu mengontrol diri mu dari rasa ego, dan emosi mu yang tentu saja aku berharap kau bisa mengontrol emosi dan ego mu sebelum kau sadar akan kekuatan besar yang ada dalam diri mu nak. Dengan kau yang sudah bisa mengontrol emosi dan rasa ego mu kau tentu saja bisa memanfaatkan kekutan besar yang ada dalam dirimu,"ujar pedagang tersebut sambil dirinya melihat Sang yang saat itu sudah menaiki motornya dan pergi. Hari sudah cukup sore dan Sang pun malah baru akan pulang sehingga dirinya yang berjanji hanya akan pergi sebentar tak bisa menepati janjinya kepada Yang, sampai Sang pun langsung saja memacu kendaraannya dengan cepat karena saat itu Sang tiba-tiba kembali merasakan cemas karena meninggalkan ibunya sendirian di rumah dalam situasi sekitar rumahnya yang tidak begitu kondusif karena terjadi beberapa tragedi kejahatan yang bahkan terbilang mengerikan yang terjadi. Lalu dengan pikiran Sang yang cemas memikirkan ibunya tentu saja Sang secepat mungkin memacu kendaraannya agar bisa secepat mungkin sampai di rumahnya. Dan setelah beberapa saat di perjalanan dengan Sang yang memacu kendaraannya begitu cepat Sang pun akhirnya bisa pulang dengan keadaan pintu rumah Sang yang tak terkunci, sehingga Sang bisa langsung saja masuk ke dalam rumah dengan dirinya yang langsung saja mencari Yang saat itu. " Bu, aku pulang. Di mana kau?"ujar Sang berteriak sambil masuk ke beberapa ruangan untuk mencari ibunya. " Ya Sang ibu di atas,"ujar Yang menjawab dengan suara yang cukup samar karena sepertinya dari atas tentu saja suara Yang tak terlalu terdengar oleh Sang yang berada di lantai bawah. Karena mendengar hal itu Sang langsung saja berjalan menuju ke asal suara Yang yang barusan menjawab perkataan Sang. " Maaf bu aku pulang sedikit terlambat. Apa yang sedang kau lakukan disini bu? jarang sekali kau ada di lorong yang paling pojok ini. Apa ada masalah?"ujar Sang bertanya aneh. " Tidak Sang tak ada masalah. Tapi ibu hanya sedikit aneh saja dengan kandang ternak tetangga kita itu, letaknya memang sedikit agak jauh tapi kau bisa melihatnya kan?"jawab Yang dengan kembali bertanya kepada Sang mengenai jelas atau tidaknya kandang yang sedang Yang perhatikan tersebut. " Oh kandang itu bu? ya aku bisa dengan sangat jelas melihatnya bahkan lihatlah dalam kandang tersebut bisa aku lihat jika mereka memiliki anak domba yang begitu lucu karena sepertinya baru beberapa minggu lahir hehehe. Lalu apa yang membuat mu aneh dengan itu bu?"jawab Sang dengan menambahkan dirinya yang melihat dengan jelas jika ada anak domba di dalam kandang tersebut. " Kau bisa melihatnya dengan sangat jelas Sang bahkan sepertinya sangat jeli, tapi ibu tak dapat melihat itu karena mungkin ibu sudah tua jadi penglihatan ibu sudah agak terganggu dan sedikit kabur. Kau bisa lihat kan induk domba tersebut Sang? dia terus saja melihat ke sisi kiri, dan kanannya dengan telinganya yang runcing ke atas seperti sedang begitu mengawasi keadaan sekitar, apa mereka selalu seperti itu? ibu baru kali ini berada disini kembali dan lihat pemandangan yang membuat ibu cukup aneh Sang, tapi mungkin saja kau tahu mengenai itu Sang aneh atau tidak?"ujar Yang sedikit terkejut karena mendengar Sang yang begitu bisa melihat keadaan di dalam kandang tersebut dengan sangat jeli. Dan Yang pun membicarakan mengenai keanehan yang dirinya rasakan saat melihat induk domba yang sepertinya begitu mengawasi keadaan sekitar. " Obaja ya sepertinya penglihatan mu sudah mulai kabur jadi tak bisa melihat sejelas apa yang aku lihat. Tapi bu bukankan induk domba seperti itu? di dalam kandang tersebut mereka sedang memiliki anak bu jadi sepertinya itu adalah hal yang wajar jika induk domba tersebut begitu waspada dan melihat keadaan sekitar sana untuk menjaga anaknya kan bu?"ujar Sang menjawab pertanyaan aneh yang ibunya lontarkan kepada Sang mengenai sikap yang domba tersebut dianggap Yang sedikit aneh. " Sepertinya kau benar Sang, induk domba itu begitu waspada menjaga anaknya sehingga bersikap seperti itu. Baiklah Syukurlah kau sudah pulang, sepertinya ibu akan ke bawah saja untuk ke kamar ibu setelah itu kita akan masak untuk makan malam kita Sang,"ujar Yang sambil berdiri dan langsung saja pergi dari tempat ya duduk barusan. Dan Sang pun hanya tersenyum membalas perkataan Yang saat itu dengan dirinya yang saat itu malah berdiam diri dengan kembali melihat ke arah kandang yang berisi domba tersebut dengan melakukan sesuatu, dan saat itu tiba-tiba Sang malah berpikir buruk mengenai domba tersebut yang ibunya bilang seperti ada yang tak beres, bahkan Sang pun malah melihat domba tersebut yang pada akhirnya mengeluarkan suaranya, bahkan suara domba tersebut terdengar jelas di telinga Sang, dan domba tersebut seperti bersuara dalam situasi terancam dan mencari domba lainnya. " Kenapa suara domba itu bisa terdengar begitu jelas kemari, bahkan aku sangat merasakan jika domba tersebut mengeluarkan suara karena dalam keadaan yang seperti tertekan dan cemas, apa domba itu merasakan atau melihat sesuatu yang mengancamnya sampai dia bisa bersikap seperti itu,"ujar Sang dalam hatinya saat itu sambil terus saja melihat ke arah domba tersebut. Sampai Sang pun saat itu langsung saja pergi meninggalkan domba tersebut karena Sang tentu saja tak ingin terus berpikir negatif dan mencoba mempercayai apa yang dikatakannya tadi kepada Yang, jika apa yang dia lihat dari sikap domba tersebut karena domba tersebut hanya berusaha melindungi anaknya saat itu, seketika Sang langsung saja pergi meninggalkan tempat itu dan langsung saja masuk ke dalam kamarnya saat itu untuk beristirahat terlebih dahulu karena merasa sedikit lelah dari perjalanannya tadi. " Mungkin sebaiknya aku beristirahat saja dan tak melakukan apa-apa dulu, karena jujur saja pikiran ku masih merasa sedikit pusing karena memikirkan keanehan yang ada di toko tersebut. Meskipun aku mencoba untuk menenangkan pikiran ku tadi tapi jujur dengan sadar aku masih sangat memikirkan mengenai hal itu ( Sang berdiam diri melamun ) sudah lah aku harus melakukan apa yang pedagang itu sarankan pada ku, aku sudah dewasa aku harus bisa mengontrol segala hal dalam diri ku, termasuk hal ini aku harus bisa melupakan nya dan benar-benar menenangkan pikiran ku,"ujar Sang saat itu malah mengalami perdebatan dalam pikirannya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD