bc

Hati Nurani

book_age18+
90
FOLLOW
1K
READ
others
evil
slice of life
like
intro-logo
Blurb

seorang pemuda yang begitu menyayangi peliharaannya ( kucing ) dengan tak sengaja pemuda tersebut mendapatkan sebuah kekuatan karena dirinya yang begitu berambisi untuk melindungi hewan ( kucing ) yang begitu di sayangi nya dari orang yang memiliki niat buruk kepada hewan apapun apalagi kucing, dan pada akhirnya dengan kekuatannya tersebut benar-benar bisa ada pada dirinya karena ketulusannya melindungi hewan.

chap-preview
Free preview
Hati Nurani
Sang seorang pemuda biasa yang begitu sayang kepada hewan bahkan saking sayangnya Sang terhadap hewan, Sang memiliki kucing yang selalu menjadi ' langganan ' nya saat Sang melewati jalan dimana si kucing tersebut berdiam diri. Dan saat Sang melewati jalan tersebut terlihat jika si kucing seperti sudah menunggu kedatangan Sang di jalan yang selalu Sang lewati. Sang belum terlalu lama saat memutuskan untuk selalu melewati jalan tersebut untuk menuju kampusnya, tapi entah kenapa Sang bisa dengan mudah memiliki sebuah kepercayaan, meskipun dari seekor kucing. Sang menjadi seorang yang di rindukan seekor kucing mungkin karena jika Sang melewati jalan tersebut, Sang selalu membawa sebuah makanan yang Sang berikan kepada kucing tersebut. Itu lah kenapa Sang menjadi seseorang yang sangat ditunggu, dan dirindukan kucing tersebut. Sang tak memiliki seekor peliharaan pun di rumahnya, karena jika Sang memiliki peliharaan apa lagi seekor kucing, seekor kucing tersebut menjadi seekor penghalang bagi Sang untuk melakukan apapun. Sang pernah memelihara seekor kucing di rumahnya, saking sayangnya Sang terhadap kucing tersebut Sang seperti orang gila Sang tak mau pergi, atau melakukan apapun, termasuk pergi untuk bekerja. Yang di lakukan Sang hanya terus saja memanjakan kucing peliharaan Sang, memandikan, memberi makanan, bahkan kucing tersebut tak lepas dari pelukan Sang, sampai jika kucing tersebut tidur pun Sang memeluk, dan menyelimuti kucing peliharaannya itu. Bukan hanya 1, atau 2 hari, tapi Sang berlaku seperti itu setiap hari selama seminggu, bahkan yang lebih parah, Sang tak makan selama peliharaannya tersebut ada, yang Sang pikirkan hanya kucing peliharaannya tersebut termasuk makannya, Sang terus saja memberikan makan, dan memperhatikan kucing peliharaannya tapi tidak dengan dirinya sendiri, sehingga ibu Sang yang saat itu melihat kegilaan Sang langsung saja memutuskan untuk menjual kucing tersebut. Sang sangat marah kepada ibunya karena ibu Sang menjual kucing kesayangan nya itu, tapi ibu Sang merasa jika apa yang di lakukannya itu untuk kebaikan Sang sendiri. Jika kucing tersebut masih ada menjadi peliharaan Sang bisa-bisa Sang benar-benar gila dibuatnya. Menurut ibu Sang yaitu Yang, Sang sudah sangat keterlaluan karena gara-gara kucing peliharaannya, Sang menjadi seperti orang gila, yang difikirkan Sang hanya kucing tersebut. Makan tidak, mandi tidak, tidur pun harus selalu dengan kucing tersebut, bahkan untuk bekerja pun Sang sampai melalaikannya demi untuk kucingnya itu. Maka Yang memutuskan untuk menjual kucing tersebut, meskipun Sang sangat marah dengan Yang, tapi kemarahan Sang tak lama beberapa hari Sang berlaga seperti biasa, makan, mandi, tidur, dan bahkan Sang seperti biasa menjalani pekerjaannya. Di samping itu saat Sang bekerja ada saingan tempat Sang bekerja, namanya Cang. Beberapa saat Sang bekerja dekat dengan Cang tak ada apa-apa, tapi semua itu pun berubah ketika Sang melihat jika Cang sedang menyiksa seekor binatang, Yang melihat Cang dengan sengaja mengurung sebuah kelinci yang sengaja Cang kurung dalam sangkar, tapi Cang membiarkan kelinci tersebut kelaparan tanpa diberi makanan. Sang tak tega melihat kelinci tersebut, kebetulan kelinci tersebut di simpan Cang di gantung di depan kantornya, saat Sang pulang bekerja secara sembunyi-sembunyi Sang memberikan makan terhadap kelinci tersebut. Keesokan harinya Cang melihat kelinci tersebut, dan Sang tak sadar jika Sang memberikan makan kelinci tersebut, Sang akan meninggalkan tanda jika kelinci tersebut sudah di beri makan. Dengan sangat kejam Cang menyiksa kelinci tersebut sampai mati dengan keadaan tergantung di kandang kelinci tersebut. Saat itu Sang tak terima dengan perlakuan Cang yang sangat sadis terhadap hewan, Sang langsung menghampiri Cang, dan langsung ngotot bertanya kenapa Cang bisa sekejam ini terhadap hewan, Sang berkata hewan juga adalah makhluk yang ingin disayangi, dan ingin dihargai. Tapi saat itu Cang dengan mudah nya menjawab jika yang di gantung adalah kelinci Cang, jadi suka-suka Cang ingin berbuat apa, terjadilah percekcokan antara Sang, dan Cang. sampai ada orang yang memisahkan percekcokan mereka. Sang pun kembali ke kantornya dengan perasaan kesal. Saat waktu sudah menunjukan untuk para pekerja pulang, Sang melihat jika Cang sedang memasukan beberapa kandang yang sudah berisi hewan, banyak jenis hewan yang Cang masukan ke mobil terbuka tersebut. Selain Sang melihat hewan-hewan, Sang juga melihat jika Cang menyiapkan racun, bahan peledak, dan seperti lem, entah kemana, dan apa yang akan Cang lakukan dengan semua itu, tapi Sang mendapat feeling tak enak tentang itu sehingga Sang mengikuti Cang pergi. Sang mengikuti kemana Cang pergi dengan membawa banyak hewan dalam mobil tersebut, Sang terus saja mengikutinya sehingga sampai lah Cang di sebuah bukit di pinggir kota tersebut, Sang berhenti agak jauh dari tempat Cang berhenti. Saat itu Sang melihat jika Cang mengeluarkan semua hewan yang Cang bawa. Setelah Cang mengeluarkan hewan yang di bawa terlihat Cang merakit sebuah peledak, dengan racun yang di masukan ke dalam peledak tersebut, perasaan Sang semakin tak enak. Sang bertenya sendiri saat itu, apa Cang akan meledakan, dan meracun semua hewan itu. Sang terus saja memperhatikan yang dilakukan Cang. Sampailah Cang sudah selesaikan sebuah rakitan peledak bersama sebuah racun. Sang menyiapkan sebuah drum yang tinggi, sepertinya untuk memasukan hewannya, dan benar saja apa yang difikirkan Sang. Cang memasukan hewan, lalu memasukan juga peledak yang sudah Cang rakit dengan racun tersebut. Sang memasukannya lalu meledakan peledak tersebut bersama hewan tersebut di dalamnya, melihat kejadian itu Sang tak dapat diam saja, Sang langsung saja memukul Cang, sehingga Cang terjungkal, lalu dengan cepat Sang membuka kandang-kandang hewan tersebut, membiarkan hewan-hewan tersebut kabur, dari pada Cang meledakan hewan-hewan tersebut. Sang menghampiri sebuah drum dimana Cang meledakan peledaknya bersama sebuah hewan di dalamnya, tak tahu kenapa hati Sang sangat hancur melihat hewan tersebut diperlakukan seperti itu oleh Cang, Sang menangis sejadi-jadinya disana. Saat Sang menangisi hewan tersebut Cang dengan sangat kasar, menjambak rambut Sang melemparkan Sang ke tanah lalu menendang, dan memukul Sang, sehingga Sang babak belur dibuatnya. Untuk bangkit pun Sang tak bisa, Sang hanya tergeletak disana, Cang lalu berkata kenapa Sang melepaskan semua hewan yang Cang bawa, dengan marah Cang berkata juga jika ini semua bukan urusan Sang, Cang akan membakar, meledakan, menggantung hewan apapun itu urusan Cang, Cang bebas berbuat apapun. Saat Cang puas menghajar Sang Cang lalu pergi meninggalkan Sang yang tergeletak lemah. Keesokan harinya Cang berniat pergi kembali menggunakan mobilnya lagi dengan membawa banyak kandang, tapi Sang lihat jika kandang itu kosong. Meskipun begitu Sang kembali merasa tak enak hati, Sang langsung saja berniat untuk kembali mengikuti Cang. Dan ternyata Cang kembali ke bukit tersebut, Cang berburu dengan menggunakan senapan angin. Cang dengan cepat menembak beberapa hewan darat, maupun udara, hewan yang terkena tembakan Cang langsung Cang masukan ke dalam bakul yang Cang gendong. Sang yang melihat kejadian itu merasa sangat tak tega sehingga Sang langsung saja berlari mendekati Cang yang seenaknya menembak hewan di bukit tersebut, lalu menangkap Cang sehingga Cang roboh terjatuh karena di peluk oleh Sang, berusaha agar Cang menghentikan perburuan kejam nya. Tapi dengan kasar Cang langsung saja memukul wajah Sang menggunakan ujung senapan yang dibawa Cang, beberapa kali sehingga kepala Sang berdarah, dengan kasar dan menodongkan senapannya ke wajah Sang, Cang berkata jika Cang tak akan berhenti untuk melakukan eksperimen terhadap hewan, dan bahan yang Cang inginkan, tak ada satu orang pun yang bisa menghalangi tujuan Cang, termasuk Sang. Saat sudah puas bicara seperti itu Cang menembak tangan bagian atas Sang, dan dengan keras kembali menghantam kepala Sang dengan ujung senapan yang dibawanya sehingga Sang tak sadarkan diri saat itu. Ketika sadar Sang melihat hari sudah pagi, Sang ingat dengan apa yang terjadi kemarin, kepala Sang beberapa kali dihantam senapan yang dibawa Cang sehingga bercucuran darah, bahkan Cang menembak tangan bagian atas Sang. Sang memegang kepalanya, yang terkena hantaman keras, lalu memegang tangan nya yang Cang tembak. Dengan kaget Sang menekan tangannya yang di tembak Cang tapi tak ada bekas luka tembakan di tangan Sang. Saat Sang kaget dengan hal itu tiba-tiba Sang mendengar suara hewan-hewan berlarian takut, dengan diikuti adanya suara tembakan, beberapa meter dari tempat Sang diam. Tubuh Sang reflex bergerak sendiri, dengan cepat Sang berlari ke tempat asal suara tersebut. Ternyata benar saja apa yang di pikirkan Sang ada pemburu liar yang sedang menangkap hewan dengan cara menembaknya. Sang langsung tergerak melompat ke arah pria tersebut, pria itu heran dengan adanya Sang yang memiliki mata merah menyala sehingga pria itu langsung saja menembak tubuh Sang, tapi beberapa kali di tembak, peluru dari senapan pria tersebut tak dapat melukai Sang. Tiba-tiba dengan pelan Sang mengambil senapan dari pria tersebut lalu dengan mudah mematahkannya, sehingga pria tersebut pun ketakutan, lalu lari terbirit-b***t. Sang tak mengerti dengan tubuh Sang yang tiba-tiba seperti ini, Saat itu cahaya matahari begitu terang menyinari Sang, dengan banyak hewan yang menghampiri Sang. Saat itu Sang berfikir jika Sang di takdirkan untuk berbagi bersama hewan, sehingga Sang memutuskan mulai Saat itu Sang akan menghormati, dan menghargai hewan sebagaimana Sang menghargai sesama makhluk hidup, dan berjanji jika Sang akan menjadi raja hewan yang akan selalu melindungi hewan dari pemburuan liar yang bertujuan menyiksa hewan. Bagian 2 Sang bukan orang yang selalu bisa membantu orang lain, dalam masalah kecil, apa lagi masalah besar. Sang hanya seorang pria yang menjalani aktifitas nya seperti biasa, layaknya orang biasa yang berkesibukan menjadi seorang wirausaha di kota ini. Tapi Sang memiliki sebuah sikap, dan perilaku yang sedikit menyimpang. Sang bisa seperti orang gila yang entah kenapa, tapi saat Sang memiliki seekor kucing perliharaan, atau peliharaan lain yang menjadi peliharaan Sang, Sang menjadi orang yang sangat pendiam. Bahkan Sang hanya memikirkan kebutuhan peliharaan nya dibandingkan dirinya sendiri. Saat itu Sang sangat memperhatikan, bahkan dengan sangat mementingkan kebutuhan kucing peliharaan nya, kandang, makan, dan minum kucing tersebut. Memang Sang seperti biasa saja saat itu, tapi tidak setelah Sang beberapa hari terus saja berdiam diri di dekat kucing nya, sampai Sang tak minum, makan, atau melakukan apapun. Untuk pekerjaan nya saja Sang tak memperhatikan itu, Sang terus saja mementingkan kebutuhan kucing peliharaan nya tanpa Sang memikirkan kebutuhan nya sendiri. Beberapa hari Sang terus saja bersikap aneh, jangan kan untuk pergi bekerja, untuk makan, dan minum, serta memikirkan kebutuhan nya saja tidak. Setelah beberapa hari seperti itu Yang ibu dari Sang sangat khawatir dengan keadaan Sang, sampai Yang berfikir untuk menjual kucing peliharaan Sang, bukan apa-apa tapi Sang sudah sangat keterlaluan jika seperti ini. Sang tak memikirkan apa pun untuk dirinya sendiri, Sang hanya mementingkan kebutuhan peliharaan nya bahkan sampai Sang tak memenuhi kebutuhan hidup nya hanya karena terus saja memberikan kebutuhan kucing peliharaan nya. Hari itu saat Sang tengah tertidur di sebelah kucing nya, Yang mengendap-endap masuk ke kamar Sang mengambil kucing tersebut, berniat untuk menjualnya. Yang dengan sangat pelan mengambil kucing tersebut, tapi percuma Yang mengendap-endap mengambil kucing tersebut untuk menjualnya. Sang yang saat itu tertidur pulas dengan kucing nya tiba-tiba bangun, entah apa yang membangunkan Sang, karena kucing nya pun tak bersuara, Yang mengambil kucing itu dengan tak bersuara sedikit pun. Mau apa lagi Sang sudah bangun. “ Cukup Sang kamu sudah keterlaluan karena adanya kucing ini, jika menjual kucing ini akan membuat mu menjalani hidup mu dengan normal tentu ibu akan lakukan, sekarang ibu akan menjual kucing ini,”Yang dengan tegas sambil memegang kucing tersebut berkata seperti itu. “ Tidak jangan bu, dia kucing kesayangan ku bu,”dengan suara lantang, dan berteriak Sang bicara seperti itu. “ Maaf Sang kamu sudah sangat keterlaluan untuk ini, ibu tak akan merubah keputusan ibu untuk menjual kucing ini. Kamu sendiri yang membuat ibu melakukan hal ini Sang, semenjak kucing itu ada kamu sangat berubah Sang, jangan kan untuk keluar bekerja untuk meninggalkan kucing itu, kau makan, minum, mandi, dan membersihkan dirimu saja kau tak mau. Sebentar saja kau meninggalkan kucing itu kau seperti sangat keberatan Sang, maka dari itu sekarang ibu memutuskan untuk menjual kucing itu,”Yang menegaskan alasan nya menjual kucing peliharaan Sang. Tanpa bicara lagi Yang langsung saja pergi keluar, mengunci pintu kamar Sang, agar Sang tak bisa mengejarnya apa lagi menghalangi Yang untuk menjual kucing tersebut. Dengan cepat Yang pergi ke toko hewan, dan langsung saja menjual kucing tersebut. Hari itu Sang terlihat seperti sangat marah kepada Yang, tapi Yang berfikir untuk tak menghiraukan nya. “ Jika kau marah karena ibu menjual kucing mu silahkan ibu tak akan mempermasalahkan itu, ibu berbuat seperti ini karena kau juga yang sudah membuat ibu mempunyai pikiran seperti ini Sang. Ibu sudah menjual kucing itu, jangan harap kau bisa mengambil kembali kucing tersebut,”sangat tegas Yang berbicara seperti itu. Sang saat itu hanya memeluk kedua kaki nya sambil terduduk. Terlihat Sang seperti nya menangis saat itu. Yang langsung saja menutup pintu kamar Sang lalu pergi. “ maaf Sang ibu melakukan ini semua untuk kepentingan dirimu, jika kau terus saja seperti itu terhadap kucing mu, cepat atau lambat kau akan merasakan efek dari sifat mu itu Sang. Dan ibu tak mau jika hak yang buruk terjadi padamu,”dalam hati Yang berkata seperti itu sambil pergi meninggalkan kamar Sang. Beberapa saat kemudian saat Yang sudah pergi menjauh dari kamar Sang, Yang tak memikirkan hal buruk tentang imbas dari sikap Yang yang dengan paksa memisahkan Sang dari kucing nya, dengan alasan yang sangat baik yaitu untuk kelanjutan hidup Sang yang lebih baik, seingga Yang melakukan semua itu. Yang melakukan saja semua apa yang biasa Yang lakukan di rumah. Waktu Yang menjual kucing Sang, hari itu waktu baru menunjukan pukul 01 siang, dan sampai sekarang waktu sudah memperlihatkan jika hari sudah mulai larut, Sang belum juga keluar untuk melakukan hal apa pun termasuk untuk makan, memenuhi kebutuhan Sang yang saat itu sudah beberapa hari tak makan karena hanya sibuk dengan kebutuhan hewan peliharaan Sang. Saat Yang memikirkan tentang itu, terlintas di pikiran Yang jika Sang depresi atau mengalami hal yang buruk dengan dirinya. Dengan kaget, dengan perasaan cemas Yang langsung saja menghampiri kamar Sang. Saat sudah sampai di depan kamar Sang, Yang dengan sangat pelan melihat, bahkan mengintip Sang yang saat itu Yang tak tahu apa yang sedang di lakukan Sang. Sang dengan sangat pelan membuka pintu, sehingga tak menimbulkan suara. Saat pintu dibuka Yang melihat jika Sang sedang terbaring di kasur nya. “ Sepertinya Sang tidur,”ujar Yang dalam hatinya. Tapi meskipun begitu Yang yang saat itu memiliki perasaan khawatir, dan was-was dengan pikiran yang terlintas di benaknya Yang mencoba mendekati Sang agar bisa memastikan lebih jelas jika Sang tak apa-apa, dan sedang terlelap tidur saat itu. Yang terus melihat sedekat mungkin Sang yang saat itu terlelap seperti tidur. Saat Yang sudah dekat dengan Sang, Yang melihat jika Sang memang tidur, dengan tenang sepertinya Sang memang terlelap tidur. Yang bersyukur jika Sang ternyata tak apa-apa, Sang yang saat itu tidur tanpa menggunakan selimut langsung saja Yang memakaikan selimut tersebut kepada Sang yang tertidur pulas. Karena waktu itu hari sudah mulai larut, Yang pun pergi ke kamar nya untuk beristirahat juga. “ Sang, Sang? Bangun Sang, bangunlah, ini sudah terlalu lama kau tak sadarkan diri Sang,”Ujar Yang membangunkan Sang yang saat itu merasa khawatir dengan Sang yang tidur sudah terlalu lama sejak kemarin sore. Yang terus saja bicara sambil menggerakan bahu Sang yang saat itu masih menutup matanya. Saat Sang mendengar suara itu, Sang mencoba untuk membuka matanya dan mencari darimana asal suara itu, siapa yang berbicara seperti itu. Dengan sangat pelan Sang membuka matanya, tapi saat Sang membuka matanya, Sang bisa melihat tapi dengan kondisi pandangan Sang yang saat itu buram, tak bisa melihat dengan sangat jelas apa yang Sang pandang. Dengan penglihatan Sang yang seperti itu, Sang Mencoba terus saja melihat ke depan, berawal dari penglihatan Sang yang masih buram Sang terus saja mencoba melihat, berharap penglihatannya bisa secepatnya jelas kembali. Saat Sang terus saja mencoba untuk melihat dengan pandangannya yang masih buram Sang melihat tak terlalu jauh dari tempatnya berada, ada bayangan seseorang disana seperti sedang memegang sebuah tongkat, tapi selain bayangan itu Sang juga melihat ada bayangan yang entah bayangan apa itu karena memiliki bentuk seperti satu pasang telinga panjang dan runcing, Sang bertanya-tanya apa itu sebuah hewan yang sedang Sang lihat. Sang melihat seperti sebuah telinga hewan yang bergerak-gerak, seolah sedang fokus mendengarkan suatu suara yang entah dari mana datang nya. Dan Sang melihat jika sepertinya itu adalah bayangan seekor kucing yang sedang mencoba mendengarkan sebuah suara yang ada disana, dengan penglihatan Sang yang masih saja buram tak karuan, sedikit demi sedikit pandangan Sang kembali normal, pandangan Sang kembali bisa melihat dengan jelas, sehingga Sang tahu jika saat itu Sang benar, bahwa sesuatu yang Sang lihat adalah seekor kucing dengan telinga nya yang meruncing ke atas seperti sedang mencoba mendengarkan suara. Lalu setelah yakin dengan itu tiba-tiba Sang teringat jika sebelum melihat bayangan kucing itu Sang melihat ada satu bayangan kembali di dekat kucing itu, bayangan yang lebih panjang seperti sedang memegang tongkat di tangan nya. Sang langsung saja mengalihkan pandangannya ke arah kanan, dan kiri Sang, mencoba mencari siapa di balik sosok bayangan tersebut. Anehnya saat itu Sang tak bisa melihat lagi sesosok bayangan itu, dengan cepat bayangan tersebut hilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun disana. Perhatian Sang tiba-tiba teralihkan karena Sang saat itu sadar jika dirinya sedang berada di sebuah taman, yang begitu luas. Sang belum merasa aneh dengan apa yang Sang alami kala itu, saat itu Sang masih melihat bayangan kucing tersebut. Saat Sang mencoba untuk melangkah kan kakinya, Sang tiba-tiba di kejutkan dengan seseorang yang bergelantung di pohon, dengan tiba-tiba di belakang, dan atas Sang banyak sekali pohon rindang, penuh dengan dahan, dan daun yang berada tepat di atas kepala Sang, sampai orang yang bergelantungan itu dengan sangat lincah bergelantungan di atas Sang. Dengan perasaan kaget Sang melihat ke arah orang yang bergelantungan di atas pohon tepat berada di atas kepala Sang, lalu dengan cepat orang tersebut berpindah dari dahan satu ke dahan yang lain. Sehingga dengan bergelantungan dari satu dahan pohon ke dahan pohon yang lain nya, sampai lah pria tersebut di depan bayangan kucing tersebut, dengan penglihatan Sang yang saat itu sudah sangat baik, dan bisa melihat dengan sangat jelas Sang melihat jika orang yang berhenti bergelantungan dengan melompat, menjadi berada di hadapan kucing tersebut, Sang melihat jika itu adalah bayangan orang tadi yang membawa sebuah tongkat di tangan nya. Sang mencoba melihat dengan jelas orang tersebut dengan penglihatan nya yang sudah normal sekarang, tapi tak tahu kenapa meskipun saat itu Sang mencoba dengan sangat melihat dengan jelas orang tersebut, tapi Sang tak dapat melihat wajah nya. Sang berfikir mungkin posisi Sang terlalu jauh dari posisi pria tersebut sehingga Sang tak bisa melihat dengan jelas orang tersebut. Sang berfikir akan menghampiri orang tersebut saja, tapi saat Sang baru beberapa kali melangkahkan kaki nya, tiba-tiba terlihat jika orang itu dengan sangat cepat mengeluarkan tongkat nya, dan tanpa belas kasihan orang itu langsung saja menyiksa kucing tersebut, sehingga tergeletak lah kucing tersebut di hadapan orang itu. Saat Sang merasa sangat kaget dengan apa yang Sang saksikan saat itu, Sang terus saja melihat orang tersebut, dan sekarang orang tersebut mengangkat kembali tongkat yang ia pegang. Dengan sangat cepat, dan keras orang itu melayangkan hantaman yang keras terhadap kucing yang sudah tergeletak itu. Sampai dengan sangat kaget Sang langsung saja sadar, ternyata apa yang Sang barusan alami adalah mimpi buruk. Dan akhirnya Sang bisa terbangun dari tidurnya yang mengalami mimpi buruk saat itu dengan sangat cepat sehingga membuat Yang saat itu terkejut dengan Sang yang bangun secara sangat tiba-tiba, dengan wajah yang di basahi dengan keringat bersamaan dengan nafas Sang yang terengah-engah saat itu Sang langsung bangun dan membuka matanya. Sehingga itu membuat Yang sangat kaget karena Yang lah yang saat itu membangunkan Sang. “ Ibu dimana aku? Ahh bu, aku, kepala ku sakit bu, aku tak bisa menahan nya,”ujar Sang saat itu terbangun sambil memegang kepala Sang karena merasa sangat sakit saat itu. “ Sang kamu kenapa? Ini kau di rumah Sang, di kamar mu. Dari kemarin sore kamu tidur dan sekarang sudah akan sore kembali Sang. Ibu khawatir dengan kau yang tidur selama itu Sang makannya ibu membangunkan mu, dan saat ibu bangunkan kau malah seperti ini Sang. Kau kenapa Sang? Kau mengalami mimpi buruk, sampai membuat mu seperti ini Sang?”ujar Yang menjawab pertanyaan Sang saat itu, lalu Yang bertanya dengan apa yang Sang alami sampai membuatnya seperti ini. “ Di kamar? Lalu kucing itu? Apa kucing itu baik-baik saja, apa kucing itu masih hidup bu?”ujar Sang bertanya seperti itu dengan wajah yang khawatir terhadap seekor kucing. “ Kucing? Oh ya Sang maafkan mamah ya Sang mamah terpaksa harus menjual kucing itu karena kucing itu membuat mu bertingkah aneh Sang, tak apa,” “ Menjualnya? ( Sang diam tanpa kata sejenak, dengan wajahnya yang terus di basahi keringat saat itu ) Menjualnya mah? Tapi bagaimana kau bisa menjual kucingnya jika kucing nya sudah di habisi dengan di pukul sekeras mungkin oleh seseorang bu?”dengan memotong pembicaraan Yang Sang berkata seperti itu kepada Yang, lalu bertanya tentang kucing yang di habisi oleh seseorang. “ Kucing nya di habisi seseorang? Sang kau ini bicara apa? Kucing itu tak sampai di habisi orang Sang, ibu tadi menjual nya ke toko hewan, dan tentu saja toko hewan membelinya bukan untuk disiksa apa lagi di habisi Sang. Sudah cukup Sang, pembicaraan kamu jauh dari kata sadar Sang, seperti ini Sang. Ibu menjual kucing peliharaan mu ke toko hewan, dan toko hewan mbeli kucing yang ibu jual bukan untuk di siksa, apa lagi di habisi Sang tapi tentu saja mereka membeli kucing yang ibu jual untuk mereka pelihara kembali, agar mereka bisa menjualnya kembali kepada orang yang menginginkan nya Sang. Sudah lah Sang cukup, kamu mengalami mimpi buruk Sang, dan mimpi mu sepertinya masih menghantui mu sampai sekarang Sang, ibu katakan sekali lagi jika tak ada kucing yang di siksa, apa lagi di habisi Sang kamu hanya mimpi buruk oke? Sekarang kau tenangkan diri mu dulu Sang, ibu akan bawakan kau makan, dan minum Sang, kau ingat kan kapan terakhir kali kau makan Sang? Tunggu sebentar,”ujar Yang meluruskan apa yang terjadi, lalu bicara jika Sang mengalami mimpi buruk bahkan mimpi buruk Sang sambil terbawa ke dalam dunia nyata, lalu menjelaskan jika tak ada kucing yang di siksa, apa lagi di habisi, lalu menyuruh Sang tenangkan diri saat itu, lalu pergi untuk mengambilkan makan, dan minum untuk Sang. “ Tidak ada? Mimpi buruk? Aku hanya mimpi buruk? Tapi kenapa kejadian itu terasa begitu nyata?”ujar Sang dalam hatinya sambil dengan melotot. Sang yang saat itu masih saja bingung dengan mimpi yang di alaminya karena terasa begitu nyata, terus saja memikirkan hal itu. Yang di pikirkan Sang yaitu kejadian mengerikan yang terjadi begitu saja saat seseorang dengan sangat keji tega menghantam seekor kucing yang ada di hadapannya saat itu sehingga kucing tersebut. “ Sang, ini makanan nya, ayo kau makan dulu setelah itu kau harus membersihkan dirimu Sang. Jika kau tak menyadarinya beberapa hari ini kau sangat jorok sekali Sang, aku tak pernah mandi bahkan ganti pakaian saja tidak Sang aku pikir kau membutuhkan mandi untuk menyegarkan badan, dan pikiran mu. Baiklah sekarang kau makan dulu makanannya lalu setelah itu kau bisa membersihkan dirimu Sang. Ayo cepatlah jangan sampai kesorean Sang,”ujar Yang berkata seperti itu kepada San yang saat itu memakai pakaiannya yang sudah beberapa hari tidak Sang ganti karena beberapa hari lalu Sang terus saja berdiam diri hanya mementingkan kebutuhan kucingnya tanpa memikirkan dirinya sendiri. “ Oh ya baiklah bu, aku rasa aku memang mebutuhkan itu bu. Jujur saja aku baru sadar ternyata aku sangat bau bu,”jawab Sang. “ Ya baguslah jika kau sadar Sang, ayo cepat Sang makan, lalu kau bisa membersihkan diri mu,”ujar Yang seperti itu. Karena saat itu Sang baru saja sadar jika dirinya memang sangatlah lapar karena sepertinya Sang memang tak makan beberapa hari kebelakang, maka Sang langsung saja makan dengan lahap makanan yang di bawakan Yang untuknya saat itu. San dengan cepat menghabiskan makanan yang ada tapi saat sudah habis sepiring lebih Sang masih merasa lapar, dan kembali meminta makanan kepada Yang. Sampai akhirnya Sang terus saja meminta makan sehingga bisa menghabiskan 3 piring penuh makanan. “ Sang aku tak aneh melihat mu yang sekarang makan dengan sangat lahap bahkan sampai menghabiskan 3 piring makanan, karena jika aku harus katakan beberapa hari kemarin kau tak melakukan apapun Sang, jangankan makan, atau membersihkan diri mu, kau minum saja tidak Sang. Pantas sekarang jika kau sangat lapar, dan sangat bau hehe. Yasudah kai istirahat dulu sebentar karena kau baru makan, lalu kau bisa membersihkan diriku Sang, aku yakin kau juga tentu merasa sangat terganggu dengan bau badan mu yang beberapa hari tak mandi kan Sang,”ujar Yang sedikit bercanda dengan aroma badan Sang yang sudah sangat bau, dan langsung bicara untuk beristirahat dulu mencerna makanan nya lalu bisa membersihkan badannya yang sudah sangat bau. “ Ya baiklah bu. Aku pikir kau benar aku merasa sangat tak enak dengan bau badan ku yang seperti ini bu,”jawab Sang seperti itu sedikit lemas. “ Yasudah ibu pergi ya Sang,”ujar Yang dengan langsung saja pergi ke luar. Lalu Sang pun pergi ke luar meninggalkan Sang dengan membawa bekas makan Sang saat itu. Sang berdiri saat itu membuka jendela lalu dengan sangat tenang, dan nyaman Sang merasakan udara yang sangat segar, karena angin yang sangat tenang, sepoi-sepoi masuk ke dalam kamarnya lewat jendela yang melewati dirinya sehingga Sang merasakan kenyamanan dari angin segar tersebut. Saat Sang merasa sangat tenang dengan suasana yang di dapatkannya itu, Sang merasa sedikit terganggu karena tiba-tiba dalam benak Sang terpikir tentang kucing, dan seseorang yang ada dalam mimpinya yang saat itu sangat sadis, dan tega menghantam kucing tersebut, sehingga sepertinya kucing tersebut tak sadarkan diri karena hantaman keras dari benda yang di pukulkan orang tersebut terhadapnya. Entah kenapa Sang merasa jika mimpi itu sangat terasa nyata, Sang merasa sangat terganggu dengan mimpi itu terutama dengan kejadian yang menimpa kucing itu. Sang sampai tak bisa melupakan hal itu bahkan Sang terus saja melamun, memikirkan hal itu. Sampai tiba-tiba Sang mendengar suara kucing yang mengeong, sangat jelas terdengar di telinga Sang ada suara kucing yang mengeong dengan suara yang seperti ketakutan, Sang mencoba untuk mencari dimana asal suara itu, bahkan Sang melihat-lihat ke luar jendela melihat ke semua arah yang bisa di lihat Sang, tapi Sang tak dapat melihat keberadaan kucing tersebut. Sang terus saja mencoba mencari dimana asal suara kucing tersebut, karena Sang terus saja mendengar suara kucing dengan suaranya yang seperti ketakutan saat itu. Tapi tetap saja Sang tak dapat menemukan dimana kucing tersebut, sampai beberapa saat Sang sudah tak mendengar suara kucing itu lagi, sampai tiba-tiba. “ Sang apa yang sedang kau cari? Kau seperti sedang sangat mencari sesuatu Sang bahkan dengan sikap yang seperti khawatir akan sesuatu? Ada apa Sang?”dengan menepuk bahu Sang yang saat itu membuat Sang sangat kaget, Yang lantas bertanya seperti itu kepada Sang karena melihat wajah Sang yang terlihat sangat tegang. “ Bu kenapa kau tak mengetuk pintu dulu, kau sangat mengagetkan ku. ( Sang terdiam, dengan lamunan yang nampak jelas di wajahnya ) Tidak bu, aku tak apa-apa,”ujar Sang dengan wajahnya yang masih terlihat melamun seperti itu, dan menjawab. “ Dari tadi ibu sudah mengetuk pintu Sang, tapi lama ibu terus saja mengetuk pintu kau tak ada menjawab ibu Sang, jadi ibu langsung saja masuk Sang. Dan melihat mu yang seperti ini, bukannya kau mau membersihkan badan mu Sang? Ini sudah sore, kau sebaiknya cepat Sang hari semakin sore,”ujae Yang berkata jika Yang sudah mengetuk pintu berkali-kali tapi Sang tak merespon Yang sehingga Yang langsung saja masuk ke dalam kamar Sang tadi. “ Oh ya baiklah bu maaf aku tadi terlalu menikmati udara segar yang masuk lewat jendela itu, itu sangat membuat ku nyaman sampai aku terlelap dalam lamunan dengan udara segar yang aku dapat bu. Baik bu aku akan membersihkan diriku sekarang bu. Lalu saat itu Yang langsung saja keluar, dan Sang langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membereskan badannya saat itu. Saat Sang masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya Sang awalnya tak merasakan hal yang aneh sampai saat Sang sudah membasahi semua badannya Sang merasakan jika Sang merasa sangat di bebani dengan air yang seperti menempel di tubuhnya saat itu. Entah kenapa Sang merasa jika di badannya di penuhi dengan sebuah bulu yang basah, sehingga air yang Sang gunakan mandi saat itu seperti menempel di tubuhnya. Tapi Sang tak menghiraukan itu, Sang berpikir positif saja mungkin itu memang air yang mengalir dari kepalanya sampai turun ke bawah sehingga membebani tubuhnya saat itu. Sang terus saja membersihkan tubuhnya yang sudah beberapa hari tak di bersihkan sehingga memiliki bau yang sangat tak enak saat itu, sampai Sang tiba-tiba mendengar jika suara seekor kucing kembali terdengar di telinga Sang, Sang sangat bingung saat itu karena Sang sedang berada di dalam kamar mandi yang tentu saja, kamar mandi sangat terbatas luasnya sehingga Sang bisa melihat semuanya, jika ada seekor hewan atau apapun Sang pastinya akan bisa melihatnya, tapi Sang hanya mendengarnya tanpa melihat ada seekor kucing saat itu. Sang kembali berpikir positif, dan sudah sangat senang dengan apa yang Sang pikirkan. Saat itu Sang berpikir mungkin saja Yang merubah pikirannya yang tak memperbolehkan Sang untuk memelihara seekor kucing, tapi Yang berubah pikiran sehingga sekarang Yang membeli kembali kucing Sang yang sempat Yang jual untuk terus menjadi peliharaan Sang saat itu. Sang dengan hati yang luar biasa bergembira saat itu cepat-cepat membersihkan dirinya. Bukan hanya itu saja, Sang saat itu merasakan hal lain, Sang saat itu dengan sangat jelas mencium bau yang sangat enak.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.4K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Romantic Ghost

read
162.4K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.6K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook