Ada Yang Terlupakan

2051 Words
Perlahan-lahan sambil merasa aneh dengan suara tersebut Sang pun terus saja menghampiri asal suara yang di duga Sang berada di lemari tersebut, Sang begitu yakin jika suara tersebut ada di dalam lemari karena saat Sang terus saja mendekati lemari tersebut Sang mendengar suara ketukan tersebut dengan semakin jelas, dan semakin jelas sehingga hal tersebut terus saja membuat Sang yakin jika asal suara ketukan tersebut dari lemari tersebut. Dengan rasa penasaran Sang yang besar akan suara tersebut Sang pun merasa yakin jika asal suara tersebut dari lemari yang ada di kamarnya, sampai Sang pun mencoba membuka lemari nya tersebut berawal dari lemari Sang yang paling atas tempatnya menggantung bajunya. Meskipun saat di buka Sang tak melihat ada yang aneh, tak ada suara ketukan tersebut kembali, tapi setelah beberapa saat Sang berdiam diri aneh karena tak menemukan suara ketukan tersebut Sang pun di kagetkan kembali dengan suara ketukkan yang kembali terjadi, suara ketukkan tersebut begitu terdengar jelas seperti memang berasal dari lemari itu, sampai Sang pun mencoba kembali membuka sebuah laci di bagian tengah lemari tersebut. Perlahan Sang mencoba membuka laci tersebut, sampai akhirnya Sang kaget dengan sebuah kayu jimat yang Sang temukan di kandang ternak tetangganya tersebut begitu cepat melompat ke tubuh Sang, melihat hal itu Sang pun kaget bahkan saking kagetnya Sang sampai loncat dan terlempar ke belakang, tentunya tangan Sang refleks menangkap kayu jimat yang saat itu meloncat ke bagian bahu Sang, sampai ketika Sang terpental karena meloncat kaget melihat kayu jimat yang loncat arah dirinya Sang pun langsung melempar kayu tersebut sehingga kayu tersebut terlempar ke kolong meja yang ada di kamar Sang. Sang masih kaget dengan kejadian itu dan mencoba saja memastikan apa yang sebenarnya terjadi dan apa Sang memang benar mengalami hal ini. " Pertama aku mendengar sebuah ketukan sesuatu dan akhirnya kayu tersebut tiba-tiba bisa loncat ke bahu ku, apa benar suara ketukan tersebut juga berasal dari kayu tersebut? mustahil ini nyata tapi ( Sang menampar dirinya sendiri ) Aww, sial sakit. Ini berarti semua yang aku alami nyata dan bukan mimpi itu berarti kayu jimat tersebut juga,"ujar Sang membuktikan jika dirinya tak sedang bermimpi hari ini sampai dirinya menampar pipi sendiri. Sang pun langsung saja bangkit dari tempat tidurnya untuk mencari kayu tersebut yang barusan tak sengaja Sang lemparkan, sehingga terlihat kayu jimat tersebut terlempar ke kolong meja yang ada di kamarnya. Bukannya takut atas tragedi aneh itu tapi Sang malah langsung saja mencari kembali kayu jimat tersebut dan ingin benar-benar memastikan jika kayu jimat tersebut adalah nyata dan memang sepertinya kayu jimat tersebut bisa bergerak sampai meloncat ke bahu Sang. Tak perlu waktu lama Sang pun melihat ke bawah kolong meja tersebut dan melihat jika kayu tersebut memang ada di sana di salah satu pojok kaki meja yang menempel dengan tembok, dan posisi kayu tersebut yang menghadap ke tembok tersebut seperti sedang memeluk menempel di tembok tersebut, Sang sedikit masih merasa kaget tapi rasa penasaran Sang membuatnya langsung saja berniat untuk mengambil kayu itu. Tapi ketika tangan Sang sudah hampir menggapai kayu tersebut dengan tiba-tiba kayu tersebut pun berbalik dan sekarang posisinya menjadi melihat ke arah Sang, Sang kembali di buat kaget karena tepat di depan matanya Sang melihat kayu yang mengartikan tersebut bergerak bahkan mata yang tadinya hanya Hita seperti lukisan biasa, sekarang menjadi merah menyala sehingga begitu mengerikan ketika Sang melihat hal tersebut, Sang kaget di buat kayu tersebut sampai mengangkat kepalanya, dan alhasil kelapa Sang jadi terbentuk meja sehingga menimbulkan suara yang cukup gaduh, lalu tiba-tiba. " Sang suara apa itu? apa kau tak apa-apa, kenapa terdengar gaduh sekali?"ujar Yang terdengar sambil mengetuk pintu kamar Sang saat itu. " SIal ibu ( Sang dengan sedikit kaget langsung bangkit mengambil sebuah baju yang ada di keranjang cucian dan langsung melemparkannya ke posisi kayu jimat sampai menutupi kayu tersebut ). Aku tak apa-apa bu,"ujar Sang dengan sedikit tegang menjawab takut Yang melihat kayu jimat tersebut. " Bisa ibu masuk? kau terdengar begitu gaduh sampai terdengar ke kamar ibu, apa yang sedang kau lakukan?"ujar Yang, kembali bertanya. " Ya bu sebentar. ( Sial semoga ibu tak curiga dengan kayu yang sudah aku tutup itu ),"ujar Sang dalam hati sambil langsung mencoba membuka pintu kamarnya karena Yang bilang ingin masuk. " Ibu tak yakin jika kau tak apa-apa Sang, Karen kau begitu sangat terdengar gaduh. Ini sudah cukup malam jangan bohongi ibu dan bicaralah ada apa Sang?"ujar Yang ketika pintu sudah di buka. " Tak ada apa-apa bu, maaf aku gaduh sampai membangunkan ku tapi memang tak ada apa-apa hanya saja," " Hanya saja apa Sang? itu? kenapa kau biarkan baju mu ada di bawah meja Sang?"ujar Yang memotong perkataan Sang, Sambil menghampiri baju yang ada di bawah meja dan bertanya mengenai baju tersebut. " Sial ibu bertanya mengenai itu ( ujar Sang dalam hati ), bu tunggu. Aku sengaja meletakkan baju itu di bawah meja karena itu sebuah tikus, sepertinya tikus yang kemarin ada di bawah jadi bisa masuk ke kamar ku dan sekarang dia ada di sana. Dan suara gaduh tadi di sebabkan karena kepala ku yang masuk ke bawah meja itu, tapi karena kaget melihat tikus yang cukup besar itu aku langsung mengangkat kepala ku, tak ingat jika aku sedang ada di bawah meja sampai kepala ku terbentur ke meja pada akhirnya suara gaduh karena itu pun membuat mu terganggu sampai membangunkan mu. Maaf bu, aku melempar tikus tersebut dengan baju agar tikus itu tak lari karena sepertinya baju yang aku lempar mengenainya dan bisa membuatnya terpojok tak bisa pergi karena ada di sudut kaki meja itu bu. ( Semoga ibu tak ingin membuka baju yang sebenarnya adalah kayu jimat yang bisa bergerak tadi ),"ujar Sang saat itu langsung saja menjawab pertanyaan Yang yang sudah menghampiri baju tersebut berharap semoga Yang tak akan membuka baju tersebut. " Tikus?"ujar Yang aneh sambil terus saja menghampiri baju tersebut. Sang semakin keras terpojok dengan Yang yang sepertinya akan mengambil baju tersebut. Tapi saat Yang sudah sangat dekat dengan baju tersebut, tak terduga baju tersebut kembali bergerak sampai hal tersebut membuat Yang kaget dan tentu saja membuat Yang kembali menjauhkan tangannya yang sudah akan memegang baju tersebut, dan tak kembali mencoba untuk mengambil baju tersebut karena takut juga jika baju tersebut memang berisi seekor tikus. " Bu awas, dia bergerak aku takut saat kau mengambil baju tersebut tikus itu melompat dan menyakiti mu bu. Menjauhlah aku akan mengambil plastik memasukan tikus tersebut dan membuangnya bu,"ujar Sang sambil langsung mencoba mengambil sebuah plastik. Untungnya saat itu Sang bisa menemukan plastik ada di laci mejanya tersebut sehingga dengan cepat Sang pun langsung saja memasukkan baju yang sebenarnya berisi kayu jimat tersebut ke dalam plastik itu, dan dengan cepat Sang berlari keluar kamarnya. " Tunggu sebentar bu aku buang plastik ini dulu,"ujar Sang saat sedang berlari saat itu. " Sepertinya ibu percaya jika yang aku buang barusan adalah tikus, semoga dia tak kembali merasakan curiga. Jika sampai dia tau hal yang sebenarnya sepertinya itu akan menjadi masalah karena dirinya yang akan takut, dan kembali memiliki rasa khawatir,"ujar Sang dalam hati sambil berjalan kembali menuju ke kamarnya. " Sial bu sepertinya aku harus membersihkan kamar ku esok hari karena khawatir tikus tersebut akan kembali ke kamar ku hehehe. Maaf bu, Karen kaget dengan tikus itu aku jadi membangunkan mu, kau lekas beristirahatlah lagi bu tikus itu sudah aku buang sepertinya tak ada lagi, semoga saja,"ujar Sang menyarankan agar Yang kembali tidur saat itu. " Kau ini Sang, makannya jangan suka membuat tisu atau sesuatu hal apapun di mana saja Karen tikus menyukai itu sampai kau bisa seperti ini kan? apa kepala mu tak apa-apa Sang?"ujar Yang. " Hehe ya maaf bu aku sepertinya tak sengaja meninggalkan tisu atau tak sengaja menjatuhkan bubuk cemilan sampai tikus mencium hal itu dan malah jadi ada di kamar ku esok pagi-pagi sekali sepertinya aku akan membereskan kamar ku bu. Tak apa-apa bu hanya sedikit terbentur tapi sekarang sudah tak apa-apa bu,"ujar Sang menjawab. " Ya sudah jika memang seperti itu, ibu kembali ke kamar ya. Ini sudah malam jika kau tadi sudah beristirahat lekas beristirahatlah lagi Sang,"ujar Yang sambil meninggalkan kamar Sang saat itu. " Ya tentu bu,"Jawab Sang singkat. Sang pun menutup pintunya kembali dan langsung saja menguncinya karena saat itu Sang kembali melihat kayu jika tersebut yang Sang simpan di saku celananya untuk mengelabui Yang, dan untunglah Yang bisa percaya dengan apa yang di katakan Sang. " Kenapa kayu ini bisa tiba-tiba bergerak dan lebih parahnya lagi benda ini melonpat ke arah ku seperti akan melukai ku, aku begitu kaget khawatir jika jika ini bergerak karena ingin melukai ku dengan kukunya yang panjang, dan jika di perhatikan kenapa kayu jimat ini terlihat jadi memiliki taring yang lebih panjang dari biasanya?"ujar Sang sambil melihat kayu tersebut yang terasa memiliki bentuk yang sedikit berbeda dari biasanya. Sampai ketika Sang terus saja melihat kayu jimat tersebut Sang tiba-tiba merasakan jika tangan dari kayu tersebut mencengkram salah satu jari Sang dengan cepat Sang pun langsung saja melepaskan kayu jimat tersebut sehingga jatuh ke kasurnya, tak berhenti disana saat itu Sang langsung mengambil beberapa helai tisu untuk di membalut kayu jimat yang sepertinya sudah terlihat begitu aneh oleh Sang sampai Sang pun merasa khawatir jika kayu jimat tersebut akan memberikan gangguan kepada Sang, sampai Sang pin membalut kayu tersebut dengan yang menyisakan bagian mukanya saja yang tak terlalu terbalut oleh tisu yang Sang gunakan. " Entah apa yang harus aku lakukan sekarang tapi yang penting sekarang adalah kayu jimat ini sudah benar-benar sangat aneh, aku tak ingin melukai diri ku sendiri dengan adanya jimat ini, barusan saja jika aku tak melepaskan kayu jimat ini sepertinya tangan ku sudah di gigit, begitu sangat mengerikan kayu ini sampai aku bisa mengira kayu ini bisa melukai ku. Sepertinya pikiran ku memang tak salah mengenai kayu ini, dan tentu saja aku tak salah mengira jika ini adalah kayu jimat dari sesosok makhluk misterius yang beberapa hari kemarin membuat kita gempar disini karena sikapnya yang begitu sangat sadis menghabisi hewan ternak tetangga ku. Sekarang aku sangat yakin jika sepertinya ini adalah salah satu benda yang begitu di jaga oleh sosok itu, dan aku pikir sosok itu kembali ke tempat kejadian dirinya menghabisi ternak tetangga ku karena sosok itu mencari jimat ini. Sialan jika seperti itu tentu saja karena kayu jimat ini ada pada ku aku adalah orang yang menjadi incaran, dan di cari makhluk tersebut yang saja sekarang keberadaan jimat ini tak dia ketahui jika ada di tangan ku sehingga meskipun makhluk tersebut kembali ke kandang ternak tersebut makhluk tersebut tak sampai mendatangi ku Karen tak tahu mengenai hal ini. Baiklah jika seperti itu sepertinya ini adalah kesempatan untuk ku agar aku bisa melihat dengan jelas atas menghentikan makhluk itu kembali berbuat hal yang meresahkan warga, hanya saja sekarang aku harus bisa menyusun rencana untuk bisa melihat atau lebih bagus lagi jika sampai aku bisa menangkap makhluk itu. Ya aku akan memanfaatkan situasi ini,"ujar Sang saat itu berpikir realistis mengenai jika yang sekarang ada di tangannya, Sang jadi memikirkan mengenai dirinya yang bisa memanfaatkan keadaan ini untuk mengungkap siapa dan apa sebenarnya makhluk misterius ini. Sang sangat berbeda sekarang dimana ketika dulu Sang bukanlah orang yang pemberani, jangankan berpikir untuk mengungkap masalah ini yang begitu sangat meresahkan dan tentu saja membuat warga ketakutan, Sang yang dulu bagi penakut sampai ketika Sang bertemu dengan orang asing yang bertingkah aneh saja Sang tak berani untuk melihat apa lagi menanyakan itu, tapi berbeda dengan sekarang Sang yang begitu memiliki keberanian langsung saja memikirkan untuk memanfaatkan situasi seperti ini untuk bisa mengungkapkan apa dan siapa sebenarnya makhluk yang ada di insiden yang membuat warga begitu ketakutan. Sang pun saat itu menyimpan kayu tersebut di tempat yang aman dengan keadaan yang sudah Sang balut menggunakan tisu, berharap kayu tersebut tak membuat suara ketukan yang cukup menggangu, dan langsung saja merebahkan dirinya di kasur untuk mencoba beristirahat melupakan apa yang saat ini sudah Sang lewati. Ketika Sang mencoba beristirahat menutup matanya, tiba-tiba Sang ingat sesuatu mengenai dirinya di tempat kerja tadi. " Aku lupa memberitahu ibu jika di tempat kerja aku mendapat promosi dan sekarang jabatan ku naik, mungkin hal ini bisa membuatnya senang. Sial kenapa aku bisa lupa untuk mengatakan hal seperti ini, ah sudahlah lebih baik aku beristirahat sekarang dan esok hari aku akan langsung mwngatakan hal ini pada ibu,"ujar Sang dalam hatinya sambil wajah Sang yang saat itu sedikit tersenyum sendiri karena mengingat hal tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD