“Bereskan barang barang anda. Mulai hari ini anda kami pecat”
Queensha menatap tidak percaya pada Mr Jackson, kepala sekolah yang menjadi pemimpin West High sejak beberapa tahun terakhir. Seingat dia, hubungannya dengan Mr Jack baik baik saja. Dia juga tidak berbuat kesalahan fatal hingga pantas dipecat secara tidak hormat di depan semua rekan rekan guru di ruangan ini. Dia baru saja masuk ke dalam ruang guru, saat melihat tempat duduknya sudah diduduk sang kepala sekolah dengan berseidekap dan memandangnya dingin. Tanpa mengatakan apapun, Sang kepala sekolah langsung memecatnya begitu saja.
“Tapi, seingat saya, saya tidak melakukan kesalahan apapun. Saya menjaga kode etik sebagai seorang guru. Anda tidak bisa memecat saya begitu saja”
Mr Jack menatap Queensha semakin dingin. Tapi, Queensha bisa melihat penyesalan yang amat sangat di sana. Apa yang sebenarnya terjadi?
“Tampuk kepemilikan yayasan sudah diambil alih. Dan pemilik yang baru tidak suka dengan pekerjaan dan keberaadaan anda. Jadi, lebih baik anda angkat kaki dari sini sekarang”
“Tapi..”
“Selamat Tinggal Ms Leonard. Semoga anda mendapatkan pekerjaan yang lebih baik”
_YMO_
Queensha membereskan mejanya dengan perasaan yang remuk. Ini impiannya, untuk pekerjaan ini dia sudah banyak menolak semua tawaran pekerjaan yang bonafit. Semua ini demi cita citanya menjadi guru. Dan ini hasil yang dia dapatkan. Dipecat dengan cara yang kejam. Di depan semua rekan guru yang lain.
Queensha menahan air mata yang siap tumpah dengan susah payah. Jemarinya bergetar ketika dia memasukkan barang barangnya ke dalam totebag besar yang selalu tersedia di laci mejanya. Tatapan prihatin para guru mengiringi semua gerakan Queensha.
Kenapa dunia seakan bersengkongkol menghancrukan dunianya saat sebentar lagi dia akan menikah?
Menikah? Queensha membeku mengingat hal itu, Ibu Chris akan membencinya. Dia tidak buta untuk mengetahui bahwa selama ini Ibu Chris tidak menyukainya. Ibu Chris adalah sosok yang selalu menuntut ini dan itu. Latar belakang Queensha yang bukan dari keluarga kelas atas membuat ibunya menatapnya sebelah mata, ditambah lagi, Chris yang sudah membantu biaya kuliahnya membuat ibu Chris semakin senewen padanya. Satu satunya hal yang disukai Ibu Chris darinya adalah pekerjaannya. Walau pekerjaan sebagai guru tidak terlalu membuatnya terkesan, setidaknya Queensha punya pekerjaan. Dan sekarang dia akan menjadi pengangguran.
Air mata semakin mendesak matanya. Hatinya semakin hancur. Dia akan mengecewakan Chris. Lagi.
Queensha membawa totebag dan memakai tasnya. Dia menatap semua guru yang menatapnya dan tersenyum tegar,”Terimakasih untuk semuanya. Maaf bila aku banyak kesalahan.”
Para guru mulai maju dan memberikan Queensha salam perpishan terakhir. Kecuali sang kepala sekolah. Sang kepala sekolah bergeming di pintu masuk. Membutakan matanya dan mengeraskan hatinya. Bagaimana pun, dia masih membutuhkan pekerjaan ini.
Queensha maju ke arah pintu dan membungkukkan badannya di depan kepala sekolah,”Maafkan saya atas kesalahan saya. Saya ijin pulang”
Queensha lalu pergi meninggalkan ruangan.
Seperginya Queensha, Sang kepala sekolah menatap pada Maria, Luciana dan Grace,”Kalian juga saya pecat”
_YMO_
Queensha memeluk totebag berisi barang barangnya. Dia beruntung saat ini kelas sudah dimulai jadi tidak ada murid yang melihatnya. Dia tidak mau para murid melihat air matanya.
“Queensha!”
Queensha membeku mendengar suara yang sudah amat dikenalnya. Dia reflex berlari. Membuka pintu utama dan terus berlari, belum sampai gerbang saat lengannya dicekal kuat.
“Kenapa kamu berlari?”
Edmund tinggi menjulang menatap Queensha tepat di maniknya. Menatap mata seindah kaca itu berair membuat dadanya sesak.
“Katakan itu semua hanya lolucon”
Queensha menggigit bibirnya, dia tidak mungkin tampil lemah setelah semua yang dia alami. Dia tidak mau orang melihatnya dalam keadaan yang mengenaskan seperti ini. Queensha tertawa, dia melepaskan lengan Edmund,”Tentu tidak. Aku tidak bekerja lagi di sini. Kamu tahu kalau kadang menjadi guru membosankan”
Edmund menatap wanita di depannya. Paham bahwa wanita di depannya ini keras kepala. Sudah sejak lama dia menyukai Queensha membuat Edmund paham sifat perempuan di depannya ini.
“Aku akan bicara pada pemilik yayasan yang baru, untuk memikirkan keputusannya kembali.”
Edmund berbalik dengan kemarahan yang jelas. Queensha panic, dia tidak mau terjadi keributan lain hingga para murid mengetahui mengenai insiden yang menimpanya ini.
“Ed,” Queensha mencekal lengan Edmund dan memanggil Edmund dengan sebutan yang sangat diinginkan Edmund keluar dari mulut Queensha.
Queensha menggelengkan kepalanya, “Jangan. Biarkan apapun yang terjadi aku sudah merelakannya”
Edmund melepaskan lengan Queensha kasar. Dia mencengkram kedua bahu Queensha erat dan menatap manik mata wanita itu tajam,”aku tidak merelakannya. Bagaimana bisa kamu diam saja diperlakukan seperti ini? Kamu tidak salah apa apa! Apa hal itu kurang jelas untukmu?!”
Queensha tergugu dibentak seperti itu oleh Edmund. Matanya kembali berkaca kaca, dia juga tidak mau diperlakukan seperti ini. Ini mimpinya, dan dunia seolah bersengkongkol menghancurkan dirinya.
Edmund melepaskan bahu Queensha dan menurunkan suaranya,”Aku salah satu pemegang saham yayasan, aku akan bersuara untukmu”
Queensha menggeleng,”Jangan..”
Edmund segera memotong Queensha,”Aku tidak akan diam saja melihatmu diperlakukan seperti ini Queensha”
“Kenapa kamu begitu keras kepala Tuan Gerald?”
Sebuah suara berat yang terdengar dingin menusuk menghentikan pembicaraan mereka. Edmund dan Queensha teralihkan menatap seorang pria sempurna yang sudah berdiri di samping mereka.
Edmund kenal pria ini. Pria ini adalah pria yang kemarin menjemput Queensha dengan mobil sporty yang mencolok.
Terren tersenyum melihat ekspresi Edmund, mengetahui bahwa pria itu masih mengingatnya.
“Terren?”
Terren beralih menatap Queensha,”Halo lagi Queensha”
“Kenapa kamu bisa di sini?”
Terren tersenyum kecil dan sedikit melirik ke belakangnya. Dua orang laki laki muda yang tampan berjalan ke arahnya. Dia kenal satu laki laki yang memakai kaos dan celana jeans casual. Wajah tampannya sudah sering muncul di televisi. Dia Andes, keponakan jauh Terren, tapi dia tidak kenal satu laki laki yang berjalan di sebelah Andes. Laki laki itu tampan dengan wajah yang dingin dan tatapan yang tajam, malah terlihat sedikit merendahkan. Saat tatapan laki laki itu balas menatap Queensha, Queensha bergidik merasakan perasaan tidak nyaman yang kentara. Kedua laki laki itu tidak memperdulikan Queensha dan berlalu masuk ke dalam sekolah.
“Dia Jazzper saudara jauh Andes, dia datang ke sini untuk study banding”
Queensha menganggukan kepalanya.
Terren beralih menatap Edmund dengan tatapan merendahkan yang amat kentara,”Mari kita lanjutkan lagi pembicaraan kita sebelumnya, jadi kenapa kamu berteriak pada Queensha? Tidak sadarkah anda, tidak pantas seorang pria berteriak pada seorang perempuan terlebih pada Queensha”, Terren tersenyum dingin cenderung mengancam. Tatapan mata yang merendahkan itu berubah menjadi tatapan mengancam yang kentara.
Edmund bergidik tidak mengerti dengan perasaan terancam yang amat kentara ini. Pria di depannya ini tampak bisa dengan mudah membunuh dirinya di sini dengan cara yang amat mengerikan.
Terren masih tersenyum saat menyadari kalau Edmund sudah merasa takut padanya,”Kamu tahu Tuan Gerald? Sikap adalah hal yang sangat penting. Terkadang itu bisa menyelamatkan nyawamu”
Queesnah sedikit tersentak mendengar penuturan Terren ayng terakhir, mendadak aura terancam pun menjalarinya. Queensha mengernyit baru pertama kali merasakan aura seperti ini dari Terren.
“Terren”
Terren mengerjap dan beralih menatap Queensha. Melihat raut Queensha yang sedikit takut membuat Terren kembali membenahi perasaannya. Menutup rapat rapat semua obsesi gila yang ingin dilakukannya saat ini, seperti merobek wajah Edmund di depan sekolah tempat pria itu mengajar.
“Maafkan aku, hari ini sedikit buruk untukku”, Terren tersenyum menenangkan. “Jadi, apa yang sebenarnya terjadi Queen?”
Edmund membuka mulutnya hendak menjawab pertanyaan Terren, tapi saat meliaht Terren yang kembali menatapnya, membuat suaranya hilang. Entah ke mana semua rasa kesal akan dipecatnya Qeensha hilang, berganti dengan rasa takut yang tidak bisa dia jelaskan yang bahkan semakin memburuk ditambah kini perasaan rendah diri mulai menempel padanya seperti lintah.
“Tuan Gerald?”
Edmund mengerjapkan matanya, Terren tersenyum puas sarat dengan cemoohan yang kentara,”JIka tidak ada yang bisa kamu jelaskan, kamu bisa pergi”
Edmund mengeraskan rahangnya dan meremas lengannya keras. Dia lalu berbalik dan pergi meninggalkan Queensha. Edmund terus menyalahkan dirinya yang begitu pengecut setiap menghadapi Terren.
Terren, pria itu bukan pria biasa.
_YMO_
Terren beralih menatap Queensha,”Ada apa?”
Queensha menatap Terren dan entah kenapa air matanya kembali mengalir begitu saja. Pada Terren, dia merasa bisa membuka seua kartunya, membuka semua topeng ketegaran yang terus dia pertahankan dari tadi. Bahkan terhadap Chris pun dia tidak mampu.
“Aku… Aku dipecat”
_YMO_
Edmund berjalan memasuki ruang guru. Melihat keadaan tegang yang diwarnai isak tangis tiga orang guru senior yang terkenal selalu bergosip. Edmund mendekati seorang guru pria yang berdiri tidak jauh darinya,” Mereka kenapa?”
Guru pria itu beralih menatap Edmund,”Mereka juga dipecat. Jujur saja Ed, aku merasa heran dengan Mr Jack, entah kenapa dia tidak seperti biasanya. Pemecatan para guru ini pun terasa tidak masuk akal. Mereka tidak melakukan kesalahan. Terlebih ketiga guru itu bukan guru junior. Mereka telah bekerja bertahun tahun, walau aku tidak menyukai mereka, tapi jujur saja mereka guru yang bagus”
Edmund menyetujui pendapat guru itu, karena memang benar. Pemecatan ini sangat tidak masuk akal. Dan ini semua terjadi sejak pergantian pemilik saham utama kemarin.
Edmund tercenung, ini semua pasti ada benang merahnya. Edmund berlari ke luar ruangan menuju ruang kepala sekolah. Dia akan mencari tahu siapa dan apa di balik ini semua. Dia harus membuat Queensha tetap bekerja di West High.
***
Terren memberikan gelas plastik berisi jus buah pada Queensha. Queensha mengangkat wajahnya dan mengambil jusnya sedikit tersenyum pada Terren,”Terimakasih”
Terren ikut duduk di sebelah Queensha dan tatapannya menyisir taman kota. Udara pagi sejuk membelai wajahnya, matahari bersinar bersahabat. Terren tersenyum samar, cuaca yang indah untuk hari yang indah.
“Terren?”
Terren menoleh menatap Queensha yang menunduk menatap jus di tangannya,”Maaf aku membuatmu mendengarkan semua masalahku”
Terren tersenyum kecil,”Aku senang kamu menumpahkan semua masalahmu padaku. Kamu sudah seperti adik bagiku Queensha”
Terren tidak sepenuhnya berbohong, dia memang senang mendengar semua kesedihan Queensha akibat pemecatannya hari ini, juga mengenai ketakutannya akan reaksi keluarga Chris nanti.
Hanya saja, Terren tidak menganggap Queensha sebagai adiknya. Baginya, Queensha adalah ratu dalam hidupnya. Juga, Terren tentu saja tidakikut bersedih untuk Queensha, pria itu malaha sangat puas, jika Queensha tidak terlalu terpuruk pada kemalangannya, dia bisa melihat semua kepuasan, semua kepura puraan yang membalut obsesi gila dalam iris gelap Terren.
“Queensha?”
Queensha menoleh saat namanya dipanggil. Irisnya menatap Terren dengan kesedihan yang kentara.
“Tawaranku masih berlaku untukmu”
Queensha mengernyitkan keningnya tidak mengerti. Terren tersenyum kecil,”Jika kamu mau, kamu bisa bekerja di perusahaanku. Aku membutuhkan sekretaris pribadi.”
Queensha menggigit bibirnya, jiwa sosial dalam dirinya terlalu tinggi, dia ingin bekerja untuk menolong sesama. Sebagai guru adalah cita citanya. Menjadi sekretaris seorang CEO akan menuntutnya menjadi seseorang yang bukan dia. Dia harus merubah segalanya dalam dirinya, dari penampilan, waktunya, hobinya, terlebih dia harus membuang cita citanya.
Terren melihat keraguan dalam iris Queensha, dia tersenyum kecil,”Pikirkan baik baik Queensha, pernikahanmu sudah di depan mata, bagaimana reaksi Nyonya Maryam jika dia tahu kamu kehilangan pekerjaan. Bukan tidak mungkin dia menolakmu. Jika kamu menerima tawaranku, Nyonya Maryam tentu akan lebih bangga padamu. Selain itu, Karen juga bisa berhenti mengkhawatirkanmu. Dia bilang, kamu selalu distalk oleh entah siapa itu sejak kamu menjadi guru di West High” Suara Terren mengalun merdu penuh dengan iming iming manis yang terus maju mempengaruhi pikiran Queensha.
Queensha terdiam. Mempertimbangkan semua yang dikatakan Terren, dan memang benar. Ibu Chris yang memiliki standar tinggi tentu akan bangga padanya dan berhenti merendahkannya jika tahu kalau dia menjadi sekretaris pribadi seorang CEO perusahaan raksasa seperti Rivaldi Group. Menurut pengetahuannya, keluarga Terren masih satu keluarga dengan keluarga Calligan. Mereka masih memiliki pertalian darah dengan para bangsawan Inggris. Dan juga.. Karen bisa berhenti mengkhawatirkannya.
“Queensha?”
Queensha menoleh mendapati Terren yang menatapnya dalam dan tersenyum meyakinkan. Jemari besar pria itu menggenggam jemari rapuh Queensha,”Kamu bisa percaya padaku Queensha”
Queensha merasa dia tidak punya pilihan lain, lagi pula tawaran ini bukan ide yang buruk. Queensha lalu menganggukan kepalanya,”Terimakasih aku berjanji tidakan mengecewakanmu Terren”
Entah kenapa walau sepertinya ini adalah pilihan terbaik, Queensha masih saja merasa tidak enak hati. Dia merasa kalau dia telah mengambil sebuah keputusan yang fatal. Tapi, setiap akli dia kembali menatap Terren yang tersenyum padanya, dia tidak merasa memiliki pilihan lain. Semoga aku tidak salah mengambil langkah.
Terren tersenyum puas. Kamu masuk dalam genggamanku sayang.