Aku mengerjap, nyaris tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Padahal sejak aku tiba tadi, Kale hanya diam saja walaupun terus menerima caci maki bahkan kerah bajunya yang terus ditarik dengan semena-mena. Namun ketika aku akhirnya ikut campur dan dengan kasar didorong oleh pria antah berantah itu, baru lah Kale mau melawan. Bahkan aku sendiri tidak percaya dengan tubuh yang tidak begitu berisi, Kale bisa mendorong pria kekar itu hingga beberapa langkah ke belakang. "Berani banget lo dorong gue?" Pria itu tidak terima, langsung meringsek maju ke arah Kale namun Kale tidak gentar sedikitpun. Malahan anak itu justru melirik ke arahku. "Mbak, Mbak sama yang lain masuk aja," pintanya. Aku menggeleng, karena aku juga ingin tahu masalahnya apa sejak awal. "Gue cuma mau tahu, atas dasar ap

