Kereta yang membawa Gladys telah berhenti di stasiun tujuan. Demi Jasmine, ia memilih untuk keluar paling belakang, lebih baik daripada harus berdesakan dengan banyak penumpang lain. Entah kenapa berada di kota in, kota yang membawa nostalgia masa lalu baginya, justru membawa kebahagiaan tersendiri. Meskipun jelas-jelas ia sedang menapak tilas kesedihan yang dialaminya semasa putih abu-abu. Kisah asmaranya dengan Caraka berakhir tragis. Banyak perasaan yang terbuang sia-sia dan tak terungkap karena kesombongan dan keangkuhannya. Sesalnya sudah tak berarti, hanya kenangan dan doa yang mampu mengobati lara hatinya. "Mbak taksi ... yuk saya siap antarin ... "Seorang bapak-bapak paruh baya menawarinya untuk naik taksi. Akan tetapi Gladys menolak dengan halus, karena Tante Dwi berjanji akan

