Albern sedang larut dalam pikirannya sendiri setelah percakapan serius dengan Gladys tempo hari, ia tak bisa lagi tenang. Hari perpisahan itu semakin dekat, dan nyata. Seribu hari sudah terlewati dengan banyak suka duka, Alb tahu ini tak akan mudah, namun ia telah bersiap. Diam-diam ia sudah menelepon Bara dan Lintang agar kembali mencarikannya apartemen di US. Ia berencana akan kembali ke sana segera setelah ketok palu. Dia dan Gladys akan memulai lembaran hidup yang baru. Ikhlas tak ikhlas ia harus melepasnya. Memberinya kebebasan yang sudah lama di damba. Bukankah dirinya juga mendamba kebebasan yang sama? Bukankah seharusnya ia juga merindukan kehidupan malam yang penuh hingar bingar dan wanita cantik? Alb tersadar dari lamunan panjangnya saat seseorang membuka pintu ruangan kant

