"Nona?"
"Iya, silakan masuk, perkenalkan nama saya Rumi. Saya yang akan mengantarkan anda ke meja makan, Tuan Gibran sudah menunggu anda di sana."
Gladys seperti tak percaya dengan apa yang ia dengar. Orang-orang, lebih tepatnya para asisten rumah tangga berseragam itu memperlakukan dirinya dengan sangat hormat. Asisten yang bernama Rumi itu membimbingnya masuk ke dalam rumah. Lantai granit di bawah kakinya terlihat mengilat, dan semua perabotan klasik yang terpajang menunjukkan kalau rumah ini memang rumah yang dimiliki seseorang dengan selera tinggi dan mahal.
"Kita mau kemana, ya?"
"Nona Gladys, ikuti saja saya."
Gladys lagi-lagi terbelalak lebar, ia tak menyangka jika perempuan di depannya itu tahu namanya. Setelah melewati beberapa ruangan, sampailah mereka di sebuah ruang makan
