1. Rencana Perjodohan

1282 Words
Kini Rivka dan Rendy berada di taman belakang rumah Rivka, setelah mendengar kabar yang begitu mengejutkan Rivka memang langsung mengajak Rendy berbicara empat mata. Rendy duduk di sebuah bangku panjang sambil memainkan jari tangannya, sedangkan Rivka sendiri berdiri menjulang di depan Rendy dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya. Posisi yang begitu cool bagi Rivka dan begitu feminim bagi Rendy sendiri. Rivka memandang Rendy dengan perasaan kesal yang tak dapat ia tutup-tutupi, ia tak menyangka kalau Rendy dan Tante Reni akan datang ke sini dan menyatakan ingin melamarnya. Sebenarnya apa yang dipikirkan Rendy? Tidakkah laki-laki itu tahu kalau Rivka tidak mau? Mereka memang sudah bersahabat sejak lama, bahkan sejak masih mengenakan seragam putih merah. Namun untuk hubungan yang lebih dari itu? Rivka tentu harus berpikir dua kali, ia tidak mau dan tidak akan pernah mau. Usianya masih sangat muda dan ayolah mengapa mereka malah mencampuri urusan pribadi Rivka? Masalah hati tentu tidak bisa dipaksa 'kan? Untuk itulah kini Rivka harus bicara pada Rendy, siapa tahu laki-laki yang biasanya ia panggil letoy atau biasa disapa olehnya Toy itu bisa menghentikan kegilaan ini. Iya gila, tidak mungkin 'kan ide ini ia anggap waras? Kalau ia anggap waras, berarti ia yang sudah mulai gila. "Kenapa lo mau-mau aja diajak nyokap lo buat datang ke sini hah!?" tanya Rivka sedikit membentak membuat Rendy semakin takut. "A-aku enggak tau kalau Mama mau ke sini dan bilang itu," ujar Rendy. Rivka yang mendengarnya hanya berdecih, masa iya Rendy sama sekali tidak tahu? "Masa iya lo enggak tau sama sekali?" tanya Rivka lagi. "Mama sempat bilang kalau dia mau bahas pernikahan sama Tante Livya, aku pikir mereka mau bahas pernikahan orang." Dan perkataan polos Rendy membuat Rivka ingin sekali memukul kepala Rendy dengan sepatu kets yang masih ia pakai, laki-laki ini benar-benar polos atau bodoh sih? "Lo pikir aja deh ya? Masa iya mereka mau bahas pernikahan orang? Orang siapa hah!? Ah gue tahu! Waktu Tante Reni bilang sama lo, lo pasti lagi asyik streaming artis Korea favorit lo kan!?" tebak Rivka yang dibalas anggukan polos Rendy. "Dasar bego!" umpat Rivka merasa frustasi, setidaknya 'kan kalau Rendy belum datang ke sini ia masih bisa mencari cara agar hal ini tidak terjadi, menyesal tadi Rivka tidak menghubungi Rendy seperti kebiasaan lamanya. Itu semua gara-gara ia yang terlalu sibuk dengan laptop dan kertas, mana banyak karyawan yang melakukan kesalahan tadi. "Rivka, enggak sopan ngumpat begitu." Rivka hanya memutar kedua bola matanya malas ketika mendengar teguran dari Rendy, memangnya Rendy siapa mengatur-atur dirinya? Mulut-mulutnya ini, bukan mulut Rendy. "Lupakan soal sopan dan enggak sopan! Sekarang kita harus cari cara gimana agar perjodohan ini enggak terjadi!" tukas Rivka begitu menggebu. "Kenapa kamu terlihat sangat bersemangat untuk menggagalkan semuanya?" tanya Rendy yang merasa keheranan, ia saja biasa saja. "Lo emangnya mau nikah sama gue?" tanya balik Rivka, Rivka sudah menduga kalau jawaban Rendy adalah tidak. Namun, jawaban yang terlontar dari mulut Rendy membuat Rivka tersedak ludahnya sendiri. "Iya aku mau, kita 'kan sudah bersahabat sejak lama. Jadi enggak ada yang salah kalau kita menikah," ujar Rendy malu-malu. PUKK! Rivka memukul kepala Rendy cukup keras hingga membuat laki-laki itu mengaduh sambil mengusap kepalanya, Rivka sudah menatap garang Rendy. Seakan ia adalah serigala yang sudah sangat siap menghabisi mangsanya. "Gue yang keberatan, bego! Gue enggak mau nikah sama lo, lo itu udah kerempeng, kayak cewek, ngeselin lagi! Gue mau punya suami yang badannya bagus, macho, dia mapan. Lah lo?" Rivka menggelengkan kepalanya sambil menatap Rendy seakan tengah meremehkan laki-laki itu. "Apa yang salah sama aku?" tanya Rendy dengan tampang kesal karena Rivka memukulnya terlalu kuat. "Ya itu salah lo tadi, udah gue sebutin masih aja nanya." Rivka menatap Rendy sejenak seraya berpikir. "Pokoknya gue enggak mau tahu, lo harus bilang sama nyokap lo kalo lo enggak suka sama gue dan enggak mau nikah sama gue? Ngerti!?" Dengan seenaknya Rivka memerintah Rendy. "Kenapa aku harus bilang gitu? Aku suka sama Rivka kok." Rendy yang keceplosan langsung menutup mulutnya rapat-rapat, apalagi Rivka sudah menatap garang ke arahnya. "M-maksud aku, aku suka sama Rivka. Hmm ... kan kita berteman, masa iya aku benci kamu?" ujar Rendy memberi alasan, beruntungnya Rivka percaya saja dengan kata-kata itu. "Pokoknya gue enggak mau tau, lo bilang nanti sama mereka kalau kita enggak mau nikah. Awas aja kalo enggak, gue enggak mau lagi anggap lo sebagai teman gue!" ancam Rivka. "Yuk ah masuk, udah ditungguin tuh." Rivka meninggalkan Rendy sendirian memasuki rumahnya. "Gimana? Kalian udah selesai bicaranya? Pasti pada setuju 'kan?" tanya Livya antusias. "Rivka enggak setuju, Bu! Kami tadi udah bicara dan sampai kapanpun aku sama Rendy cuma temen." Rivka menegaskan di setiap kata-katanya. "Rivka, enggak boleh ngomong gitu," tegur Livya. "Aku udah jawab 'kan? Maaf ya Tante, bukan apa-apa itu cuma keputusan Rivka dan Rivka yakin keputusan Rendy pun sama. Kalo gitu, boleh Rivka ke kamar? Badan Rivka lengket semua, butuh mandi," ujar Rivka. "Eh tunggu dulu? Mau ke mana? Rendy belum kasih jawaban." Tangan Rivka ditahan oleh Livya membuat Rivka yang akan beranjak dari sana pun mau tak mau berhenti. "Duh, Bu. Rivka yakin kok Rendy enggak akan setuju, kami udah nyaman dengan hubungan pertemanan ini." "Gimana Rendy? Semua nunggu jawaban kamu? Ah iya Ibu mau kasih kamu satu syarat, kalau sampai Rendy mau itu artinya kamu juga mau enggak mau harus terima perjodohan ini ya? Selama ini Ibu enggak pernah minta apa-apa dari kamu, baru kali ini Ibu minta suatu hal sama kamu. Mau ya?" Karena tidak mau berdebat, akhirnya Rivka pun mengangguk karena ia yakin jawaban Rendy itu pasti sama dengannya. "Iya, Ibu. Tapi kalo misal Rendy setuju sama Rivka, itu artinya Ibu enggak boleh maksa Rivka lagi." "Jadi gimana?" Semua yang ada di sana menunggu jawaban dari Rendy. Dalam hati Rivka berdoa semoga saja Rendy menuruti perkataannya tadi, demi apapun Rivka tidak mau menikah dengan Rendy. Rendy itu cocok sekali jika dijadikan teman karena Rivka suka sekali menindas Rendy dan laki-laki itu tidak pernah protes, jika ia menikah dengan Rendy bisa kacau semua impiannya. Rendy hanya cocok dijadikan teman, tetapi tidak untuk teman hidup. "Rendy setuju sama apa yang dikatakan Rivka." Mendengar itu, Rivka bersorak dalam hati. "Rivka bilang sama Rendy kalau Rendy disuruh setuju," sambung Rendy yang memudarkan senyum di wajah Rivka. Sontak Rivka melotot garang pada Rendy dan ketika dua wanita paruh baya itu menatap ke arah Rivka, Rivka hanya bisa menyengir. "Terus jawaban asli kamu apa? Bukan jawaban yang Rivka minta maksud Tante, tapi jawaban kamu sendiri." Rendy terlihat menimbang-nimbang, Rivka memberi kode mata pada Rendy yang tidak bisa ditangkap oleh laki-laki itu karena sedang sibuk berpikir. "Rendy setuju, soalnya Rendy juga ingin agar Rivka tak hanya menjadi teman Rendy tapi juga teman hidup Rendy." Rahang Rivka hampir lepas begitu mendengar hal itu, kalau saja tidak ada orang yang begitu ia hormati kemungkinan yang paling besar adalah ia akan memukul kepala Rendy sekencang-kencangnya. Kalau perlu hingga harus dijahit sampai sepuluh jahitan, laki-laki itu benar-benar mengesalkan dengan jawaban yang membuat Rivka marah. "Nah Rendy setuju, sekarang enggak ada alasan buat kamu nolak permintaan Ibu." Livya tersenyum senang karena akhirnya ia bisa menjadikan Rendy menantunya, sedangkan Rivka tersenyum begitu masam. Kini tidak ada lagi alasan bagi Rivka untuk menolak. "Rivka ke kamar dulu mau mandi sekaligus nyegerin pikiran," ujar Rivka kemudian berlalu dari hadapan semua orang untuk pergi ke kamarnya. Tak hanya tubuhnya yang perlu didinginkan, tetapi hatinya yang kini mulai panas karena kelakuan Rendy yang harus disejukkan. Rivka berharap semoga besok Rendy si letoy mati saja biar ia jadi janda sebelum menikah, ah Rivka benci dengan keadaan ini. Rencana perjodohan yang begitu gila ini membuatnya yang biasanya santai kini stres mendadak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD