Kekhawatiran yang Tulus

1187 Words

“Tunggu. Kau belum menjelaskan kenapa kau menolongku? Kau sangat membenciku. Kenapa tidak kau biarkan saja aku mati?” selidik Frank dengan suara kecil. Kara terdiam sejenak. Lalu perlahan, bibirnya melengkung sendu. “Saya pernah ditinggalkan saat terjerumus ke jurang yang amat dalam. Tidak ada seorang pun yang mau mengulurkan tali. Saya terpaksa bertahan dalam gelap dan ketakutan, sampai akhirnya, saya merangkak sendiri untuk keluar dari sana.” Frank menelan ludah. Kerongkongannya mendadak kering dan dadanya kembali sesak. Ia seperti bisa melihat luka Kara lewat sorot mata yang redup itu. Sesekali, ia merasa ada kebencian di dalamnya. “Karena itu, tolong jangan menuduh saya yang macam-macam. Saya tidak akan meminta bayaran. Saya hanya tidak ingin orang lain merasakan kesengsaraan yan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD