Penderitaan Kara dan si Kembar

1080 Words

Setibanya di rumah sakit, Kara tidak mengizinkan Frank masuk. Pria itu hanya bisa melihat Louis dari balik jendela. Mengamati betapa erat bocah itu menggenggam tangan sang ibu, dadanya sesak. Ia juga ingin duduk di sana, menemani Louis dan menghapus ketakutannya. “Tuan Baik Hati? Apa yang kau lakukan di sini?” Frank sontak menoleh. Ternyata, seorang gadis mungil sedang mendongak menatapnya dengan mata bulat. Di sampingnya, sang nenek berdiri dengan wajah lelah. “Emily? Nyonya Martin?” Susan tersenyum kecil. “Tuan Harper, bolehkah saya menitipkan Emily sebentar? Saya perlu membeli makanan.” Alis Frank sontak meninggi. Ia melirik sang asisten. “Jeremy ....” Pria berjas itu bergegas menghampiri Susan. “Apa yang ingin Anda pesan, Nyonya? Saya dengan senang hati membelinya untuk Anda.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD