"Tuan Besar," sapa Jeremy dengan penuh hormat. Tidak mungkin ia mengusir orang tua dan asistennya yang sangar itu di depan si Kembar. Rowan mendengus. Ia menatap Jeremy dengan lengkung bibir misterius. "Kau sudah beralih profesi, heh?" Rahang Jeremy mengeras. Ia tidak bisa mengelak bahwa Frank menugaskannya untuk menjaga anak-anak. Dalam arti lain, bosnya itu sudah menempatkan si Kembar sebagai prioritas. Pria secerdas Rowan pasti mengerti kalau sang cucu sudah menemukan kebenaran. "Saya masih asisten cucu Anda, Tuan." Sebelah alis Rowan berkedut. Masih dengan lengkung bibir yang sama, ia menoleh ke arah Louis dan Emily. "Halo, Anak-Anak." "Halo, Tuan!" Si Kembar terdengar kompak. "Bukankah kau orang yang sangat sibuk? Kau datang untuk menjengukku?" lanjut Louis dengan nada tak per

