One

1771 Words
Suasana riuh tercipta, kala sang kapten basket SMA Garuda tengah mendribble bola di tengah lapang. Tak lupa teriakan histeris para siswi yang mengelu-elu kan nama nya. Membuat suasana lapang yang tengah panas semakin menggelora. "Kendraa.. ayo semangat." "Ya ampun kendra, aku padamu." "Astajimm.. suami gue ganteng banget tuhan." "Sungguh nikmat mu tidak akan aku dustakan ya rabb.." "Kyaaa... kendra i love you." Begitulah sebagian pekikan dari para siswi, yang begitu mengagumi pesona dari 'sang kapten basket' cowok yang terkenal tampan, genius, dingin dan irit bicara se SMA Garuda. Meskipun demikian, ia tidak pernah kehilangan pemuja. Bahkan fans nya semakin bertambah setiap hari baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Saking banyak nya, para fans nya pun menamai mereka dengan 'kenovers' a.k.a 'ken lovers' Sang kapten basket itu adalah 'Kendranta Gabriello Arumandra' cucu dari pemilik yayasan SMA Garuda. "Ken.." seru deno, menghampiri ken yang tengah minum di pinggir lapangan. "Hmm." Sahut kendranta atau akrab di panggil kendra/ken. Dengan malas. "Lanjut main ga nih?." Tanya deno sembari mendudukan dirinya di samping kendra. Kendra tak menjawab, matanya tengah memperhatikan teman-teman nya yang masih bermain basket. Deno menghela nafas nya, kemudian menepuk pundak kanan kendra, membuat si empunya pundak menoleh. "Kalo lo ga mau lanjut main ga papa." Ujar deno seraya tersenyum. "Gue istirahat dulu." Deno mengangguk mendengar jawaban dari sahabat nya, yaa.. meskipun jawaban itu terkesan ketus dan dingin. "Ya udah gue lanjut main lagi ya." Setelah mendapat anggukan dari kendra, deno pun beranjak pergi menghampiri teman-teman nya di tengah lapang yang tengah memperebutkan bola bundar berwarna oranye itu. Kendra menghela nafas nya lelah, kemudian tangan nya merogoh ponsel yang berada di dalam tas nya yang tersimpan di samping ia duduk. Setelah mendapatkan nya, ia pun membuka galeri dan menatap sebuah foto, Dimama foto itu berisi orang yang di sayangi. "I miss you." ♡♡♡♡♡♡ "Jelaskan dengan rinci, karrenova." Pinta bu tia kepada murid baru nya. Nova menghela nafasnya kemudian menatap guru-guru yang lain, yang juga tengah menatap nya. Ahh... lagi-lagi ia di sidang. "Undaa..." cicit seseorang yang duduk di pangkuan nya sambil mengucek mata kecil nya itu. "Iya sayang kenapa?." Tanya nova, mengabaikan pertanyaan yang di ajukan bu tia tadi. Karena fokus nya kini tertuju pada malaikat kecil nan tampan nya itu. "Unda kita dimana?." Tanya suara menggemaskan itu, sambil memperhatikan sekeliling. Keynantta Gee Adriello Arumandra, itu lah nama dari balita yang lusa akan genap berumur 3 tahun. "Di sekolah baru nya bunda." Jawab nova. Membuat key menoleh padanya. "Kolah alu unda ya?." "Iya." Nova nengangguk mengiyakan ucapan putra nya itu. Key berbalik menghadap depan, kemudian tersenyum ke arah bu tia. "Acamulikum bu gulu." Sapa nya dengan suara khas balita cadel dan sulit untuk dimengerti, membuat bu tia guru BK yang terkenal galak itu tersenyum. "Waalaikum salam ganteng." Bu tia yang gemas pun menjawil hidung mancung key. Bocah laki-laki itu hanya tersenyum malu, mendapat perlakuan manis dari wanita paruh baya di depan nya. "Sini biar anak kamu ibu gendong. Ibu bawa anak kamu jalan-jalan ya." Pinta bu kiranti, guru muda nan cantik itu. Nova mengangguk seraya tersenyum kikuk membiarkan bu kiranti mengambil alih putra nya, lalu membawa nya keluar dari ruang guru. "Oke, nova sekarang kamu boleh menjelaskan semua nya." Ucap bu tia memecah keheningan. Nova menghela nafas nya sejenak, rasa nya berat jika ia harus menceritakan asal usul putra nya itu, namun bagaimana lagi guru di depan nya itu memaksa nya untuk menjelaskan semua. "Sebenar nya key bukan putra kandung saya, bu. Waktu itu saya masih kelas 2 smp, saat saya bersama sahabat laki-laki saya menemukan nya di tong s****h. Awalnya kami, akan menyerahkan nya ke kantor polisi untuk mencarikan orang tua kandung dari putra saya itu, namun sahabat saya malah mengajukan untuk mengadopsi key." Cerita nova dengan sendu. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa kennie adalah pacar nya, jadi sahabat laki-laki mungkin sebutan yang tepat untuk nya. "Lalu setelah itu?." Tanya pak rahmat guru olahraga SMA garuda. "Setelah itu, karena kegigihan nya kami di idzinkan untuk mengadopsi key." "Lalu, dimana sekarang sahabat kamu itu?." Tanya bu lila, guru biologi. "Saya ga tau bu, 5 bulan setelah nya dia menghilang serta tanpa kabar." "Apa kamu sudah mencari nya?." Tanya pak sani, guru ppkn "Sudah, namun nihil." "Apakah sebelum nya kamu sering membawa anak tampan mu itu ke sekolah." Tanya bu winda, guru bahasa indonesia, dengan hati-hati. "Dulu sih enggak soal nya ada ibu saya yang mengurus key apalagi di rumah ada om nya juga. Namun setelah kepindahan kami ke jakarta. Ibu saya memilih membuka jasa laundry, untuk sekedar menambah penghasilan keluarga kami. Karena beliau akhir-akhir ini sedang sibuk, jadi saya mengajak key ke sekolah." "Baiklah kamu tunggu sebentar, saya akan menelpon kepala sekolah terlebih dulu, untuk meminta izin supaya kamu bisa membawa putra mu ke sekolah." Tutur bu tia. Nova hanya mengangguk mengiyakan. ♡♡♡♡♡♡ "Bu gulu, kayo tu apa?." Tanya key sambil menunjuk lapang basket. "Itu nama nya lapangan basket, sayang." Jawab bu kiranti. "ukan itu, oya oyen tu apa?." Kini telunjuk kecil itu menunjuk bola basket yang tengah di mainkan siswa. "Oh itu, nama nya bola basket." Dengan sabar bu kiranti pun menjawab celotehan balita tampan di pangkuan nya. "Oya asket?." "Iya, bola basket. Key mau kesana?." Key mengangguk lucu, menjawab tawaran bu kiranti. "Oke kita kesana. Di sana banyak kakak-kakak nya loh yang jago-jago main basket nya." "Benel bu gulu?." "Iya. Nanti key kenalan ya sama kakak-kakak nya." "He'em key au kenalan." Bu kiranti tersenyum kepada siswa yang menyapa nya. Lalu kembali atensi nya tertuju pada key. "Nanti key bilang. Kakak-kakak key mau mainin bola basket nya, boleh?." "Emang halus ya bu gulu?." Tanya key dengan aksen cadel nya. Key itu pintar, meskipun dirinya belum genap berusia 3 tahun tapi ia mengerti apa yang di ucapkan bu kiranti. "Iya, kan harus minta izin, biar nanti key diajarin sama kakak-kakak nya." "He'eh." "Bilang apa coba." Pancing bu kiranti. "Kaka-kaka key au ain oya asket. Boyeh?." Bu kiranti tersenyum, lalu mempererat dekapan nya. "Lucu banget sih kamu, pintar lagi." Gemas bu kiranti. "Oya asket." Pekik key, saat diri nya telah berada di dekat bola orange itu yang terletak begitu saja di pinggir lapang. "Bu gulu au tuyun." Pinta key, bu kiranti pun terpaksa menurunkan key. Membuat bocah itu meloncat kegirangan dan berlari menghampiri bola basket tersebut. Hal itu mengundang perhatian ke sepuluh siswa yang memakai jersey basket, yang tengah beristirahat. "Anak siapa tuh lucu banget?." Tanya jogi. "Entah, samperin gih jog, lo kan suka anak-anak." Jogi mengacungkan jempol nya menimpali ucapan herman--sahabat nya. Lalu ia pun menghampiri bocah kecil tersebut. Namun sebelum nya ia melempar senyum pada bu kiranti, yang di balas senyuman juga oleh bu kiranti. "Lagi apa ganteng?." Jogi pun berjongkok menyejajarkan tubuh nya dengan key. "Agi ain asket, om." Jogi menaikkan sebelah alis nya tak mengerti dengan ucapan bocah lelaki itu, lalu setelah nya ia menganggukan kepalanya. "Tapi oya nya belat." Lanjut key dengan bibir mengerucut kemudian berusaha mengangkat bola basket di depan nya. Jogi terkekeh mendengar ucapan polos dari bocah di depan nya. "Iya bola nya emang berat, tapi kalo kamu tau cara mainin bola nya, pasti ringan." Kata jogi lembut. "Calanya gimana om?." Tanya key penasaran "Mau tau caranya?." "He'eh au tau cala nya." "Boleh. Tapi sebelum itu kakak mau tanya dulu." "Nanya apa om?." "Hadeuh.. di panggil om lagi gue, tapi ga papa dah gua di panggil om, bocah ini yang manggil. Kalo tante girang. Mending gue nyebur ke rawa-rawa sekalian." Batin jogi. Sebenar nya ia kurang suka di panggil om, namun apa boleh buat yang manggil nya bocah yang belum ngerti apa-apa. "Nama nya siapa ganteng?." Tanya jogi seraya mengelus rambut hitam kecokelat-cokelatan key. "Nama aku key om. Keynana gi adiyo alumanda." Ucap key, menyebut nama panjang nya. Kening jogi mengernyit 'alumanda'? Maksud nya arumandra kah? Jogi menggeleng tidak mungkin, Bocah itu meyandang nama belakang keluarga nya. "Om." Panggilan dari key, menyadarkan jogi dari lamunan nya. "Iya kenapa?." "Katanya au ajain key ainin oya asket." Ujar key sambil menghisap ibu jari nya. Kebiasaan nya saat ia gugup atau malu. Jogi terkekeh, kemudian mengusak rambut hitam kecokelat-cokelatan key. "Key udah ga sabar ya? Ya udah yuk om ajarin key bermain basket." Mata kecil key berbinar, kemudian bocah itu pun mengangguk senang. "Bu gulu key ain asket duyu ama om ya." Seru key berbalik menghadap bu kiranti, kepalanya mendongak guna menatap guru cantik berhijab itu. Bu kiranti mengangguk "iya bu guru liatin key disini ya." Key mengangguk. "Kayo unda kesini, biangin key agi ain ama om ganteng." Ucap nya lagi. "Iya iya nanti ibu bilangin." Senyum bu kiranti tidak pernah hilang saat berbicara dengan key. Key mengangguk, lalu tangan kecil nya memegang tangan besar jogi. "Ayo om." Jogi tersenyum tipis, lalu mengangguk. "Bu kiran saya booking key dulu ya." Izin jogi sambil menggerlingkan sebelah mata nya. "Iya iya sana. Asal jangan di culik aja key nya. Kasihan nanti bunda nya nyariin." Canda bu kiranti. Membuat jogi tertawa. "Hahaha... iya iya tenang aja bu." Lalu, jogi pun membawa key ke tengah lapang. Hal itu mengundang perhatian dari siswa-siswi yang ada di sana. "Weh si jogi mau apain tuh bocah?." Tanya randi--sahabat jogi. "MANA KITA TAU." Koor anggota ekskul basket. Kompak. Bibir randi mencebik "lo lo lo pada gitu ya sama gue, oke fine kita putus." "Lebay anjir." Semprot dira--salah satu sahabat jogi juga. Kembali pada jogi dan key, jogi kini tengah mengajari key memantul-mantulkan bola basket. Beruntung key anak nya penurut, apapun yang di ucapkan jogi, key akan mematuhi nya. "Kata unda yayah key uga ago ain asket nya." Celoteh key, seraya memperhatikan jogi yang tengah mendribble bola basket. Jogi menghentikan aktivitas nya, lalu menatap key penuh tanya. "Oh ya, emang ayah nya key se jago apa sih, om jogi jadi penasaran deh." "Pokok nya yayah key itu ago anget ainin oya oyen tu." "Terus ayah nya key dimana, kapan-kapan ajak kesini, nanti suruh main bareng sama om. Kan kalo ayah nya key kesini ada yang jagain key. Sementara bunda key ngajar." Kata jogi lembut. Namun, hal itu membuat wajah tampan key murung. "Yayah key ndak ada om. Kata unda yayah key pelgi jauh-jauh." Kata key sendu. Tangan kecil nya memelintir ujung kemeja yang ia pakai Mendengar ucapan sendu yang keluar dari balita di depan nya, membuat jogi merasa bersalah. "Eh maaf ya, om ga tau. Emmm.. kalo gitu gimana kalo setelah om selesai latihan, om traktir key makan es krim." Tawar jogi. Jogi itu suka anak-anak, jadi ia tau cara ampuh untuk membuat anak-anak senang. Dan itu terbukti, wajah murung key hilang digantikan dengan mata nya yang berbinar. "Janji ya om." "Iya janji." Jogi tersenyum seraya mengusak rambut key. "Keyyy..." "Undaaa..." ♡♡♡♡♡♡
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD