“Um Willy, file yang saya minta kemarin sudah kamu kirim?” tanya Maya setelah tiba di kantor pagi berikutnya. “Sudah, May. Barusan.” “Oke, saya periksa sebentar lagi. Thanks.” “My pleasure.” “Mbak Maya.” Rekan lainnya memanggil Maya sambil menyerahkan dokumen pada Maya. Maya membacanya sebentar sebelum mengangguk. “Fotokopi dan kirimkan file-nya lewat surel, oke?” “Baik, Mbak.” Maya memberikan senyuman indahnya sebelum berjalan menuju ruang Direktur Utama. Di belakangnya, beberapa rekannya berbisik. “Apa hanya aku yang sensitif atau apa, sepertinya Mbak Maya lagi bahagia.” “Ya, aku menyadarinya. Semenjak dia datang di departemen kita dia terlihat sedikit bingung dan banyak pikiran.” Semua orang menyadarinya. Dia memancarkan kebahagian dari auranya. Dan rekan lainnya berseru, “

