28. A Date

2385 Words

Costa baru sadar telah kelepasan bicara setelah melihat ekspresi bingung Thalia. Ia merutuki mulutnya sendiri. Entah kenapa ia harus menyebut soal anak di saat hubungan mereka masih belum jelas hendak dibawa ke mana. Ia adalah pria yang masih labil menentukan arah di usia yang sudah matang. Hidupnya sudah sangat mapan. Baginya, pernikahan tak lagi menjadi prioritas. Hanya ibunya yang kerap merepet minta menantu dan cucu, membanding-bandingkannya dengan teman-temannya yang melangkah ke pelaminan terlebih dulu. “Lupakan saja.” Ia mengibaskan tangannya sebelum mengulurkan helm Thalia lalu memasang helmnya sendiri. Thalia menaiki motor dengan nyawa belum sepenuhnya di badan. Telinganya berdenging mendengar perkataan Costa. Mungkin otaknya memang lamban mencerna, tetapi ia yakin pendengarann

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD