22. The Room

1672 Words

Costa menyerahkan dua buah map berisikan dokumen yang tertinggal di unitnya kepada Mila, sekretarisnya. “Minta Sean mengerjakannya malam ini juga. Saya tunggu hasilnya di meja saya besok pagi.” Mila mengangguk. “Baik, Pak. Saya permisi.” “Silakan.” Costa mengiringi Mila dari belakang dan mengantarnya sampai di pintu keluar. Sudah pukul empat sore, ia tidak berminat kembali ke kantornya. Otaknya buntu memikirkan banyak hal. Perkara pembangunan hotel yang tersendat, rekan bisnis yang berulah, termasuk perihal kejujuran kepada Thalia. Ia berbelok ke sebuah ruangan rahasia. Ruangan itu dibangun khusus atas permintaan pribadinya. Hanya dirinya, arsitek dan kontraktor yang tahu dan terlibat penuh sejak awal gedung apartemen itu dibangun. Orang tuanya pun tidak tahu menahu.  Ia memutar kenop

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD