23. A Longing

1695 Words

Costa menurunkan barang-barang Thalia dari mobil dan membawanya masuk. Tangan kirinya menenteng gitar cokelat kepunyaan Thalia. “Tolong taruh di sini saja, Mas,” kata Thalia meminta Costa menaruh barangnya di atas kursi. Ia akan berbenah terlebih dahulu, menyapu dan mengelap perabotan yang berdebu. Tercium bau apak karena tempat itu telah ditinggalkan dua bulan lamanya. Motor baru kepunyaan Thalia terparkir cantik di samping kursi tamu. “Mas mau minum apa?” ujar Thalia berbasa-basi, padahal tidak ada apa-apa di dapurnya. Awalnya ia sempat canggung dan janggal mendengar panggilan Mas terucap dari bibirnya, terdengar asing sekaligus intim dalam waktu bersamaan. Namun, lama-lama ia mulai terbiasa. Perhatian dan sikap pria itu membuatnya menaruh harapan semakin besar. Jujur saja, ia punya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD