Melihat sang ibu keluar dari kamar dengan ekspresi seperti ingin mengulitinya hidup-hidup, Costa merasa bencananya yang ketiga setelah nekat membawa Thalia tinggal bersamanya baru saja dimulai. Nyalinya ciut. Semakin ibunya mendekat, semakin tenggorokannya tercekat. Ia segera memutar otak, mencari akal bagaimana menjawab pertanyaan beruntun yang bisa saja membuatnya terjebak. Semua berawal dari telepon seorang pria misterius ke ponsel Hamdan dan minta berbicara dengan istrinya, berisikan pengaduan bahwa beberapa kali melihat Costa keluar dari apartemen dengan seorang perempuan. Awalnya, mereka pikir itu hanyalah kebetulan belaka. Bisa jadi Costa bersama tetangga unitnya, atau keluar bersamaan dengan perempuan lain. Tetapi, bila Costa terus bersama orang yang sama, patutlah mereka curiga

