Part 1

965 Words
______________________________________ Pagi yang cukup cerah setelah semalam diguyur hujan lebat,hati Meyla tak henti-henti khawatir akan keadaan suaminya yang sejak semalam benar-benar tidak mengabarinya sama sekali. Entah apa yang terjadi,meski pernikahan mereka berdasarkan perjodohan namun meyla menaruh hati kepada gevaldo sky terry dan sayangnya pria itu benar-benar menutup hatinya untuk meyla ada apa gerangan? ingin rasanya meyla berkata. "hey you! are you ok..??" Dan sayangnya itu tidak akan pernah terjadi. Mereka tidak seakrab itu. Dan itu sangat-sangat mustahil. hubungan yang dibuat tanpa dasar perasaan cinta tidak akan semudah itu akrab dan saling perduli satu sama lain. Lamunan meyla hilang begitu saja saat suara hentakan sepatu yang sangat ia kenal mulai memasuki kamarnya. Dan meyla yakin jika itu adalah geval. Benar yang meyla duga, secepat mungkin meyla bangkit dari duduknya melangkah menghampiri geval yang nampak terlihat berantakan dan lelah. Secepat mungkin meyla meraih tas kerja geval. "kau pasti sangat lelah bukan?" dengan senyum yang masih tersungging manis dibibir wanita cantik itu. "istirahatlah! Sebentar aku akan membuatkanmu teh hangat untukmu." Dengan tatapan kesal Geval mengabaikan senyum manis palsu sang istri. "Tidak! kau tidak usah melakukan itu, aku tidak butuh tawaran manismu." Meyla menghentikan langkahnya sejenak, tanpa menatap geval yang tengah terlentang diatas ranjang. Meyla kembali bersuara tanpa menoleh sedikitpun kearah Geval. "aku tidak merasa keberatan." jawabnya tanpa tahu malu. "Aku! akulah yang merasa keberatan. Berhentilah bersikap manis, sungguh! aku benar-benar muak melihat senyum palsumu itu." Benar-benar laki-laki sialan! gerutunya dalam hati. Entah sampai kapan meyla bisa bertahan dan sayangnya meyla tidak pernah menyerah dalam hal menarik simpati geval. Meyla ingin geval memaafkannya,tidak ada yang meyla inginkan selain maaf dari geval. Anggap saja meyla bodoh tapi itulah yang terjadi. Meyla benar-benar menjadi bodoh saat berhadapan dengan geval. kecerdasannya lenyap dalm sekejap, kecantikannya seolah tak berguna didepan pria yang tidak tahu diri itu. Meyla mengusap dadanya perlahan mencoba menekan emosinya,merubah raut wajah kesalnya lalu membalikkan badannya kembali menghadap geval, senyum manis masih terus ia sunggingkan meski geval membencinya, ia tidak perduli. "baiklah jika kau tidak menyukainya. Istirahatlah! Kau pasti lelah bukan?" Geval hanya menatap datar meyla, tanpa ada niat untuk membalas atau berbasa basi. Meyla kembali membalikkan badannya melangkah kembali meninggalkan geval yang tengah beristirahat dikamarnya. Ingat kamarnya bukan kamar mereka berdua. Geval dan meyla tidak sekamar akan tetapi meyla tetap bisa bebas keluar masuk dalam kamar geval. Itupun karena persetujuan ayah mertuanya. "Sampai kapan kau akan diam kak?" Meyla sontak menghentikan langkahnya saat mendengar suara alula yang tak bersahabat dari balik tembok kamar geval. "Lula? sejak kapan kau datang?" tanya Meyla mengalihkan ucapan sang adik. "Aku memang bodoh kakak tapi tetap saja kau lebih bodoh dariku! sampai kapan kau akan bertahan dengan sikap pria b******n macam itu?" Lula benar-benar geram setiap kali melihat meyla yang tampak biasa saja saat menghadapi sikap geval yang sungguh-sungguh menyebalkan. "Dia bukan b******n Lula, dia adalah suami kakakmu." Meyla menyunggingkan bibirnya namun tetap saja ada keterpaksaan disana. Meyla mengajak Lula untuk menjauh dari kamar geval. Ia tidak mau jika geval mendengar ucapan-ucapan Lula yang terdengar sangat membencinya. "Suami??" Lula terkekeh lalu menghempaskan tubuhnya diatas sofa empuk tepat didepan Meyla. "masih bisa kau menganggapnya suami? sedang dia tidak menganggapmu sama sekali." Meyla meletakkan teh hangat tepat didepan lula, masih dengan senyum terpaksanya meyla menatap lula lembut. "dulu dia tidak seperti ini...!!ini semua salahku..." "Bukankah kau yang menjadi korban disini? lalu kenapa kau menyalahkan dirimu? aneh kau sungguh aneh.." lula menyesap teh hangatnya sembari menatap air mata yang kini luluh dari mata indah meyla. Lula kadang merasa heran. Kenapa geval begitu membenci kakaknya? sebenarnya apa yang terjadi? bukankah meyla sosok wanita yang bisa dibilang sangat sempurna. Meyla memiliki tinggi yang pas bak model ternama< mata indah meyla tidak akan ada yang bisa memungkirinya. Bibir yang begitu sexy dan body..wuahh! .jangan ditanya lagi bohai sedang lula? bohai sih tapi kagak bohai-bohai amat pas aja kalo buat kondangan. Kagak malu-maluin. Ah..otak meyla juga tergolong cerdas. Smart dan supel orangnya lah lula?cerdas?kagak juga. Supel?ya lebih ke slengean dari pada supel. Mata?indah kok suer..cuma terlihat kayak mata boneka. Bulet..dari manapun kayaknya beda jauh dari meyla. Et tapi ada satu yang lebih dari lula. Dia gadis keturunan australi man..!!maknya berasal dari sono. Keren gak tu. Kalo meyla indonesia tulen tapi behh. cantiknya cantik orang indonesia banget. Dan bodohnya geval tidak mengakui itu. Lula sempat berfikir tuh cowok benar gak sih normal?masak ada istri cantik kayak gak ngefek gitu. ****** "Behenti..." Lula menghentikan langkahnya lalu menatap pria yang kini hanya mengenakan handuk dibawah perutnya yang sixpack. Mata nakal lula menangkap sesuatu yang seharusnya tidak boleh lula lihat. "Hei! apa kau bisa membantuku?" geval menaikkan sebelah alisnya saat melihat lula yang begitu terlihat terpesona akan tubuh atletisnya. Lula seakan tersentak saat geval kembali berdehem cukup keras. "ya?" Terkutuklah dia. "apa kau bisa membantuku?" "Aku?" lula menunjuk dirinya sendiri lalu kembali bertanya. "kau meminta bantuanku?" "Ya. Kau! apa kau fikir ada orang lain lagi disini?" tanya Geval dengan kening mengkerut. "Ada. itu?" lula menunjuk salah satu maid yang tengah membersihkan lantai bawah. Geval mendengus kesal. "apa kau tidak lihat jika dia tengah melakukan sesuatu!!" "Ah! aku fikir kau tidak sadar?" Geval mengeryitkan keningnya. Menatap lula heran. Ini anak sadar kagak siapa yang dia ajak bicara?geval. Pria tertampan di--- Lingkungan rumahnya. Betul tidak tuh?. "Jangan menatapku seperti itu! aku akan memanggilkan meyla, agar dia bisa membantumu." Geval segera mencegah lula. "tidak! Aku bisa melakukannya sendiri." Lula hanya ternganga mendengar penolakan geval. Wahhh! are you kidding me? Benar-benar gila itu cowok. Beraninya ngajak lula bercanda? apa dia kagak tau lula jago kalo suruh gelut. Mau lula ajak gelut? Astaga! pantas saja meyla kagak mau jauh-jauh sama tu lakik. Bodynya kayak iklan s**u di tipi man. Bedosa kagak ngagumi kakak ipar sendiri?kagak kali ya? cuma bentar aja kagumnya. ntar juga benci lagi kalo liat meyla disakiti. Bersambung... Jangan pelit-pelit gan...bantu vote ama komennya gitu biar tetep lanjut..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD