02

1625 Words
“Jangan tinggalkan pekerjaan mencuci piring, Jino.” Peringat Nauta ketika Jino akan meninggalkan meja makan begitu selesai sarapan. “Ah, Jevin juga belum menyapu, tapi kenapa hanya aku yang ditegur.” Keluh Jino tak terima. Jevin tersenyum meledek ke arah Jino sambil melangkah keluar dari ruang makan. Nauta lalu melihat Jevin dengan hela nafas kasar, “Sapu lantai satu Jev, itu tugasmu minggu ini.” “Ah, baiklah, nanti kusapu.” Ujar Jevin dengan malas-malasan. Di Asrama, mereka memang sudah membagi tugasnya yang setiap minggunya akan berubah dari member yang satu ke member yang lain, kecuali untuk tugas memasak yang hanya bisa ditangani oleh Nauta, Davon, Insu, dan Hyun Jae. Sebenarnya yang cukup ahli adalah Davon, tapi setidaknya member lain dapat membantunya saat memasak. Insu dan Deon kini bertugas untuk mencuci piring dan mereka mengerjakannya dengan rela hati tanpa memancing keributan dengan Nauta. Jujur, mengatur member adalah yang paling sulit menurut Nauta, apalagi dalam hal pekerjaan rumah. Bukannya mereka tidak mampu untuk membayar pekerja untuk membersihkan Asrama, tapi CEO Lion Entertaiment melarang demi keamanan Azi. Sebelumnya, memang ada kejadian tak mengenakkan yang terjadi kepada senior Azi. Pekerja untuk membersihkan Asrama mereka kedapatan merekam senior Azi saat berenang dan itu cukup membuat fans resah karena ketidakamanan perusahaan dalam menjaga senior mereka. Akhirnya Lion Ent menutup segala kemungkinan untuk orang asing masuk ke Asrama. “Aku pergi dulu ya, hari ini aku ada rekaman Ost. Drama.” Ujar Yohan. “Tidak sekalian dengan Insu? Kemarin dia juga bilang akan rekaman hari ini.” Ujar Ravel. “Ah, aku berangkat lebih sore nanti. Partnerku mengundur waktu rekaman karena ia sedang memeriksakan kesehatan mata pagi ini dan katanya mungkin sampai siang.” Jelas Insu. “Kalau begitu, aku pergi sendiri.” ujar Yohan sekali lagi. “Hati-hati, ada banyak mata yang mengawasimu di luar sana.” Pesan Nauta. “Aku juga harus pergi les bahasa korea dan bahasa inggris hari ini.” Ujar Deon setelah mencuci tangannya sehabis membantu Insu mencuci piring. “Wah, kau tidak ada tandingannya.” Ujar Ravel, “Jangan lupa lakukan yang terbaik.” Ujarnya sambil mengangkat jempolnya ke arah Deon. Deon memang sangat gigih dalam belajar bahasa sampai member lain merasa takjub akan keingintahuan pria itu. *** Selagi matahari yang semakin terik, member Azi sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Jevin dan Jino sibuk bermain game di studio Yohan dan Ravel. Urusan game memang Yohan dan Ravel jagonya, jadi tidak heran kalau mereka sampai menggabungkan komputer mereka ke dalam satu ruangan khusus untuk bermain game, sedangkan satu ruangan lagi, dijadikan tempat untuk mereka menulis atau berkreativitas membuat lagi ataupun musik. Masing-masing member memang memiliki studio khusus dan itu bisa membuat mereka lebih mengekspresikan imaginasi mereka tergantung kemampuan member masing-masing dan semuanya terletak di lantai satu. Di balkon lantai 2 ada Insu dan Hyun Jae yang sedang sibuk pada tugas mereka masing-masing. Insu dengan tugas kuliah yang ditempuhnya di S2 ini, sementara Hyun Jae yang sibuk dengan mempersiapkan beberapa berkas untuk menempuh S3-nya. Davon sendiri sedang menghafal skrip dramanya sambil berdiri di dekat pagar balkon. Sesekali pria itu memperagakan drama yang sedang ia hafalkan. “Kau tidak lelah menempuh S2, bang, sampai ingin menempuh S3 lagi secepat ini?” tanya Insu kepada Hyun Jae. Ia sendiri merasa sangat lelah dengan pekerjaan sekaligus perkuliahannya yang terasa memberatkan. Bukan hal yang mudah bagi idol seperti mereka untuk menyempatkan diri mengerjakan tugas kuliah. Hyun Jae meneguk minuman bersoda di atas meja, kemudian menatap Insu dengan gelengan kepala, “Entahlah, aku hanya berusaha mengusahakan yang terbaik.” Insu menggelengkan kepalanya dengan senyum takjub kepada Hyun Jae. Semua member Azi juga tahu seberapa besar Hyun Jae bekerja keras dan pantang menyerah sekalipun beberapa kali pria itu tetap mengeluhkan rasa lelahnya. Davon berhenti menghafalkan naskahnya saat melihat mobil berawarna merah yang cukup mencolok karena warnanya yang menarik perhatian, kini sedang melaju menuju Asrama mereka setelah melewati gerbang yang dijaga oleh satpam. Ia kemudian menoleh ke arah Hyun Jae, “Abang nyuruh Hyuna datang?” tanyanya. Hyun Jae mengangkat kepalanya ketika mendengar nama adiknya disebut, “Hyuna?” “Iya.” Angguk Davon, “Dia baru lewat gerbang.” “Aish, ngapain sih anak itu.” desisnya dengan hela nafas kasar dan meninggalkan laptopnya di atas kursi yang tadi ia duduki. Ia segera turun ke lantai 1 untuk menemui adiknya, Kim Hyuna. *** “Hyuna.” Seru Jevin terkejut saat membuka pintu dan menemukan adik Hyun Jae ada di depannya. Gadis itu sudah mengetuk pintu dan menekan bel sebanyak 5 kali saking tak punya kesabaran untuk menunggu pintu dibuka. “Hai bang Jev.” Sapan Hyuna dengan senyum semanis mungkin. Padahal ia hanya berbeda 3 bulan dari Jevin, tapi ia tetap saja memanggil pria itu dengan sebutan abang sekalipun Jevin sudah mengatakan untuk memanggilnya secara santai saja. “Ayo masuk, aku tunjukin ke tempat bang Hyun Jae. Mau ngapain?” tanya Jevin sambil melirik gadis di sampingnya. “Ada keperluan sama bang Hyun Jae, disuruh Ibu.” “Siapa yang menyuruhmu datang?” Hyun Jae berhenti di tengah tangga ketika ia sudah melihat adiknya. Jevin langsung meninggalkan 2 bersaudara itu berbicara secara pribadi. Hyuna tersenyum manis, “Aku disuruh nganter ini sama Ibu.” Jelasnya sambil menyerahkan sebuah tas yang berisi beberapa permintaan Hyun Jae kepada Ibunya. Hyun Jae meringis kesal, “Aku bilang kirimkan lewat tukang antar online. Kau pasti sengaja membujuk Ibu supaya bisa ke sini kan?” desisnya. Hyuna mengangguk semangat, sesekali matanya celingak-celinguk melirik ke segala tempat, lalu menatap Hyun Jae yang sedang menatapnya tajam. Ia tidak peduli pada tatapan itu, “Mana bang Davon?” “Pulang. Barang titipanku sudah di sini. Sana pergi.” Usir Hyun Jae. “Aku mau lihat bang Davon dulu, ayo dong bang.” “Pulang, Hyuna.” Ujar Hyun Jae dengan tegas. Ia paling tidak suka dengan adiknya yang selalu saja mencari cara untuk bisa menemui Davon. Ia sangat tahu kalau adiknya itu suka pada Davon dna itu yang membuatnya tidak suka jika Hyuna terlalu sering mencari cara untuk bisa berkunjung ke Asrama mereka. Bertepatan dengan kegaduhan yang mereka ciptakan, Davon muncul dan menatap bingung ke arah keduanya yang masih berdebat di atas tangga. Hyuna membulatkan matanya dan segera mendorong abangnya untuk menyingkir. “Hai bang Dav.” Sapanya sambil menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga. Davon menatap tingkah wanita itu dengan tatapan tak menyangka dan tersenyum geli karena setahunya, gerakan itu adalah kebiasaan seorang wanita yang tertarik kepada lawan jenisnya, “Hai Hyuna. Mengantar sesuatu untuk bang Hyun Jae?” tanya pria itu setelah melihat tas yang ada di tangan Hyun Jae. “Iya,” angguk Hyuna, “Abang nggak ada jadwal? Kok masih di rumah.” “Kebetulan sekarang lagi nggak ada jadwal.” “Udah sana pulang.” Usir Hyun Jae lagi setelah lama diam dan hanya melihat tingkat kegenitan adiknya. “Aku pulang dulu ya bang Dav, kirim salam sama calon Ibu mertua.” Pamit gadis itu tanpa malu-malu, justru Hyun Jae yang dibuat tak bisa mengangkat dagunya. “Hati-hati Hyuna.” Pesan Davon. Hyun Jae menatap sinis Davon, “Aku kan sudah bilang untuk tidak menanggapi kelakuannya yang genit itu.” desisnya. “Aku hanya membalas ucapannya. Aku tidak mungkin membiarkannya bicara sendirian.” Davon berusaha mengatakan kalimat pembelaannya. “Anggap dia adik, Dav.” Pesan Hyun Jae. Davon merangkul Hyun Jae dengan senyum geli, “Aku menghargai pertemanan kita.” Ujarnya. Hyun Jae memang sangat tidak menyukai jika member Azi ada yang berhubungan dengan adiknya, karena ia takut kalau itu akan mempengaruhi hubungan pertemanannya dengan member Azi. Adiknya yang manja dan bersikap kekanakan itu terkadang membuatnya tidak rela jika sampai salah satu member Azi harus mengatasi itu. *** “Mau ke mana bang Nau?” tanya Jino dan Jevin yang baru saja keluar dari studio game. Nauta menoleh sambil memasang jam ke pergalangan tangan kirinya, “Mau ke Lion. Kalian mau ikut?” Jino menoleh ke arah Jevin, Jevin juga melakukan hal yang sama, kemudian keduanya sama-sama mengangguk dan itu membuat Nauta tiba-tiba kesal, tapi tidak menunjukkannya secara langsung. Ia hanya bisa menghala nafas kasar dan mengusap dadanya ketika dua maknae grubnya itu sudah pergi ke kamar masing-masing setelah berkata, “Tunggu kami.” Ravel mengerjapkan matanya karena ia baru saja bangun setelah tidur lagi seusai sarapan tadi. Ia kemudian mengambil s**u pisang dari kulkas dan membawanya ke ruang utama di mana Nauta sedang duduk sendirian sembari memainkan ponselnya. “Mau ke mana?” tanya Ravel masih berusaha membuka matanya dengan sempurna. “Mau ke Lion bersama dengan 2 maknae.” “Aileen ada jadwal latihan?” tanya Ravel setelah menangkap wajah yang agak bersungut-sungut itu ketika tadi menyebut 2 maknae. Nauta menganggukkan kepalanya. Alis kanan Ravel terangkat, “Bukannya Aileen dan teman grubnya dilarang menggunakan ponsel karena dia baru debut?” “Bang Yeon Jin memberitahukanku barusan karena dia sedang ada rapat untuk kegiatan tahun depan kita di Lion.” Ravel terkekeh geli, “Kau memberikan apa sampai bang Yeon Jin melaporkan hal seperti itu?” “Dia tidak melapor, tapi aku yang bertanya dan dia menjawab begitu saja.” “Jadi kalian akan berangkat bertiga?” “Tidak, bang Yejun akan menjemput.” Yejun adalah asisten Yeon Jin dalam mengatasi jadwal Azi jika pria itu sedang sibuk. Karena Yejun lebih sering membantu di belakang layar, jadi fans mereka mungkin akan kurang mengetahui posisi pria itu. sementara Yeon Jin ternyata cukup terkenal di kalangan penggemar karena pernah tertangkap dalam kamera seorang penggemar ketika mereka sedang di Bandara dan akan terbang menuju Jepang, kebetulan pengambilan gambarnya sangat bagus sehingga menarik perhatian penggemar Azi. “Ayo pergi.” Ajak Jevin dan Jino setelah mereka turun dari lantai 2 dengan celana training dan kaos senada, yaitu hitam. “Kami pergi dulu. Jangan lupa kalian menyusul jam 3 nanti.” Pesan Nauta dan dibalas dengan acungan jempol dari Ravel.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD