Prolog

319 Words
RHYTHM “Takdir ada untuk menuntun manusia, menyatukan kita, dan menjadikannya irama.” ¤¤¤ KUPIKIR, ini bukan hariku. Sejak tadi, aku tenggelam di antara lautan buku, duduk seraya membaca tumpukan makalah yang mungkin bisa dijadikan referensi untuk presentasiku minggu depan. Nyatanya, semua buku ini belum cukup. Aku masih harus mencari yang lainnya lagi. “Gue paling benci disuruh nyari tugas di perpus.” Aku memasukkan buku catatanku ke dalam tas, membereskan makalah-makalah itu kembali dan mengembalikan mereka ke tempat semula. Aku akan kembali lagi besok, semoga saja nasibku lebih beruntung besok. Aku melirik sekeliling. Sepi, perpustakaan ini seperti tak berpenghuni, tapi mustahil, mungkin mereka hanya sedang membaca dalam hati. Aku berniat berbalik, saat mendengar suara benda jatuh yang refleks membuatku menoleh. Suara itu berasal dari lorong rak tempat aku mengembalikan buku tadi. Aku segera kembali, karena aku tidak mau dimarahi. Walau petugas mungkin tidak tahu, tapi aku tidak bisa pergi. Aku yang meminjam makalah itu, jadi aku yang bertanggung jawab untuk mengembalikannya. Namun, bukan buku yang kulihat di sana, tetapi mereka berdua. Mulutku terkatup rapat, mataku membelo saat melihat dua orang berbeda gender itu saling berhadapan. Si Cewek sedang bersender di tembok dengan si Cowok yang mengurung tubuhnya. Aku menganga saat melihat si Cowok mulai mendekatkan wajah. Sedang si Cewek melirik ke arahku, dia melotot, dan langsung memekik. Aku mengerjap berulang kali. Seperti gerakan slow-motion, Cowok itu menoleh ke arahku, mata hitamnya menatapku. Tatapannya begitu tajam hingga terasa menusuk. Aku terpaku, berusaha mencerna keadaan, sedang tubuhku mulai gemetar. Tatapan matanya begitu dingin dan menakutkan, membuatku membatu, hingga Cowok itu mulai melangkah. Rasa panik menjalar, otak memerintah, tapi tubuh ini mati rasa. Aku memejamkan mata, berusaha mencari kendali diri yang tiba-tiba hilang, dan ketika menemukannya kembali, aku langsung lari tunggang-langgang. Sialan! Apa mereka sudah gila sampai mau berbuat m***m di perpustakaan? Di sana ada CCTV-nya, lho! Astaga! Gila! Mereka sangat gila! Dunia ini sudah gila! Aku gila!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD