PROLOG

452 Words
"Hahhhhh...... Haahhhhh....." Terdengar suara nafas dari seorang gadis. Tampak gadis itu berlari dengan wajah yang sangat cemas. Dan langkahnya  berhenti di depan pintu sebuah ruangan yang tampak ramai. Tanpa terasa air mata menetes di matanya yang indah. Ia melihat beberapa dokter dan suster sedang melakukan tindakan pada ibunya. Ya ibunya sekarang sedang berjuang di ruang ICU akibat penyakit jantung yang dideritanya. Dan tadi ia mendapat kabar jika keadaan sang ibu kembali menurun. Gadis itu tampak lemas ketika ia melihat para suster dan dokter sedang melakukan tindakan untuk bisa menyelamatkan sang ibu. Tak berapa lama dokter keluar dari kamar ibunya setelah memeriksa keadaan sang ibu. "Dok, bagaimana keadaan ibu saya." tanya Sabrina panik " Ibu anda kondisinya semakin memburuk. Seperti yang sudah saya beri tahu sebelumnya bahwa kondisi jantung ibu anda harus segera menjalani operasi segera. Karena kondisinya sekarang semakin memburuk. Dan saya tidak berani menjamin bila beliau akan selamat jika tidak melakukan operasi." Kata sang dokter menjelaskan Seperti tersambar petir ketika sang dokter memberitahukan keadaan sang ibu. Dan yang membuatnya tambah bingung karena ibunya harus segera dioperasi sedangkan ia tahu berapa besar biaya operasi sang ibu. Dan saat ini ia tak memiliki uang untuk operasi sang ibu. Tapi ia tak mungkin menyerah begitu saja. Karena baginya sang ibunya adalah satu-satunya keluarga yang ia punya jadi ia akan melakukan apapun agar ibunya bisa selamat. " Dok, lakukan apa saja asalkan ibu saya bisa sembuh." kata Sabrina dengan air mata yang tak pernah berhenti " Saya akan melakukan operasi itu tapi anda harus mengurua semua biaya administrasinya. Karena setelah anda bisa menyelesaikan administrasi maka ibu anda akan segera menjalankan operasi." kata dokter itu Seperti mendapat beban besar di pundaknya ketika mendengar berapa biaya yang harus Sabrina bayar untuk biaya operasi sang ibu. Sabrina bingung harus mencari uang dimana. Ia tahu biaya operasi ibunya sangat mahal. Dan sekarang ia tak punya uang sebanyak itu. Ia juga tidak bisa mengandalkan bapaknya untuk membantunya. Selama ini hanya Sabrina yang mencari uang di rumah. Sedangkan Ayahnya kerjaannya hanya mabuk-mabukan dan main judi. Tak pernah sedikitpun sang ayah peduli dengan keadaanya dan sang ibu. Rasa frustasi menghinggapi Sabrina ketika ia teringat tawaran yang beberapa waktu yang lalu datang kepadanya. "Apa ia harus menerima tawaran itu? Apa ia harus mengorbankan dirinya???" Kata Sabrina dalam hati Masih bingung harus berbuat apa. Tapi sekarang kondisi yang ia hadapai sungguh tak bisa diajak kompromi lagi. Ibunya benar-benar tak punya waktu lagi untuk menunggu lebih lama lagi. Dengan membulatkan tekad untuk memberikan yang terbaik untuk sang ibu ia pun akhirnya mengambil keputusan. " Ga sabrina kamu harus ngelakuin apapun demi kesembuhan ibu." kata Sabrina memantapkan hati. Sabrina pun membulatkan tekadnya untuk menerima tawaran Davi James Smith. Walaupun ia tahu setelah ini hidupnya akan berubah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD