Takut Komitmen

1328 Words
“Tan kasihan sama kamu, jika kamu terus menjalani hubungan seperti ini. Tan pingin lihat Sag bahagia, punya hubungan yang jelas. Kalau hubungan yang seperti ini, bagaimana masa depanmu?Hubungan kita gak ada komitmen Sag, sebaiknya segera cari yang benar-benar bisa di ajak serius. "Berarti hubungan kita gak serius?" "Entahlah! Tapi coba kamu pikir, hubungan semacam ini apa enaknya Sag." "Tapi Sag terlanjur nyaman." "Kamu nanti bakal ketemu yang nyaman juga. Percayalah sama Tan Mey." "Tan tahu gak! Laki-laki untuk bisa menemukan yang nyaman gak singkat waktunya. Kayak Sag nemuin Tan gak sengaja. Memang awalnya Sag gak begitu tertarik sama Tan Mey tapi lama-lama merasakan damai dan nyaman ketika berduaan. Tapi kenapa yang nyaman gak bisa Sag miliki sepenuhnya. Itulah yang sering Sag renungkan." "Tan tahu kamu iseng aja dekati Tan Mey. Malah awalnya karena money kan," celetuk Tan Mey. "Jujur iya, semua wanita yang dekat sama Sag rata-rata wanita berkelas. Sag sudah di ajarin bergaul sama yang sepadan. Tapi entah kenapa bisa nyambung dan akhirnya nyaman sama Tan," sambung Sag. "Iya Tan tahu itu. Kamu memang pemilih banget." "Gak salah menentukan pilihan, Sag menginginkan seorang wanita terbaik yang bisa masuk dalam kehidupan Sag. Tapi sayang wanita itu tidak mau Sag ajak komitmen yang serius." “Makanya Tan, mengizinkan Sag pacaran sama cewek lain kan. Soalnya Tan gak bisa kamu miliki, kita gak mungkin nikah. Tan gak akan pernah menikah!" "Asal Tan Mey tahu, Sag gak bisa sepenuh hati. Pikiran dan hati Sag sudah nyaman sama Tan.” “Tidak boleh begitu. Kamu gak bisa nikah sama Tan. Pernikahan itu menakutkan, Tan mengingat kembali masa lalu pasti sudah sesak nafas ....” Tan Mey merasakan kesulitan bernapas. Tubuhnya menjadi lemas. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia menangis histeris. “Shuttttt, sudah jangan di ingat lagi.” Sag memeluk erat tante Mey. Ia coba menenangkan wanita itu. Selama ini laki-laki yang bisa menyentuh hati Tan Mey hanyalah Sag. Meski wanita itu lebih tua dari Sag, meski wanita itu dewasa, meski wanita itu mandiri tetap saja ia punya air mata. Ada saatnya wanita tangguh itu menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan laki-laki yang bisa membuatnya aman dan tenang. Tan Mey memang memiliki trauma di masa kecilnya. Ia menjadi saksi kebiadaban ayahnya yang menganiayanya serta ibunya. Tan Mey mengalami siksaan yang nyaris membuat nyawanya melayang. Untungnya sang ibu mati-matian menyelamatkan Tan Mey. Sampai menjadi dewasa Tante Mey masih terbayang wajah ibunya yang mati mengenaskan di tangan suaminya sendiri. Sang ayah mendekam di jeruji besi dan sampai sekarang belum keluar. “Sag.” “Iya Tan, Sag ada bersama Tan. Sudah jangan takut. Ingat, Tan itu sudah aman. Percayalah dia gak akan keluar dari penjara, dia gak akan bisa menyakiti Tan Mey. Sag bersumpah tidak akan membiarkan laki-laki itu menyakiti Tan. Tak akan Sag biarkan dia menyentuh seujung kuku pun dari Tan.” “Makasih Sag.” Tan Mey memeluk erat tubuh laki-laki di depannya. “Jangan seperti ini lagi, Tan harus bisa mengatasi trauma ini. Tan itu wanita hebat, Tan Mey luar biasa. Sag sangat nyaman, karena Tan mengerti semua kebutuhan Sag, jiwa raga tercukupi.” Membalas dengan memeluk erat Tan Mey. “Dari dulu, sebelum ada Sag, meskipun Tan Mey tidak memiliki suami, Tan ini wanita yang mandiri. Uang yang Tan berikan hasil kerja keras Tan. Dengan bekerja Sag. Tan juga tidak merendahkan harga diri di mata laki-laki. Jika karena Tan pacaran dengan kamu dan dikatakan bukan wanita baik-baik. Tan rasa mereka salah, jika menilai seperti itu.” “Sag tidak peduli apa kata orang. Jika Sag lebih tertarik pada perempuan yang lebih dewasa, kenapa mereka sewot. Sag itu nyaman sama Tan dan Tan juga kan.” Sag melepaskan pelukannya, menyentuh wajah Tan Mey. Menatapnya dalam-dalam. “Iya Sag. Sebenarnya Tan sayang sama kamu. Selama ini mana pernah Tan sama laki-laki lain. Dekat paling hanya sebatas biasa, gak terlalu bawa hati. Meskipun kamu ngenalin Tan sama temen kamu, itu juga buat nyenengin kamu Sag. Kan kamu pingin Tan bahagia padahal bahagia Tan bukan seperti itu.” Tan mengelus wajah Sag, sambil berbicara dengan halus. Sag memejamkan matanya merasakan sentuhan wanita cantik di depannya. Perasaannya luluh lantah, merasakan nyaman dan tenang berada di dekat Tan Mey. Sag memiringkan kepalanya mengeluskan wajahnya ke tangan Tan Mey. Wanita yang selalu memberikan Sag kenyamanan serta keamanan. Wanita yang dewasa dan sangat memahami Sag. “Sag juga sayang sama Tan. Entahlah bagaimana caranya Sag bisa lepas dari Tan.” “Kita akhiri hubungan kita ya. Tan pingin kamu dekat sama perempuan itu Sag kaget lalu, segera duduk tegap. Matanya terbuka lebar menatap tajam ke Tan Mey. Sag berdiri dan mengambil handuk lalu menutup tubuh Tan Mey. Mengajaknya keluar dari kamar mandi, menyuruhnya duduk di sofa untuk istirahat. Sag mengambilkan baju tidur Tan Mey. Memakaikannya dengan pelan. Tan Mey menuruti keinginan Sag, mengikuti komando Sag. Ia menatap Sag dengan penuh cinta namun juga ada rasa sedih yang mendalam. Merasakan bahagia tapi juga pilu ketika tidak bisa memberikan kebahagiaan sempurna untuk laki yang dicintainya. Entah sampai kapan Tan Mey bisa terlepas dari belenggu trauma masa kecilnya. “Duduklah dan istirahatlah. Biar aku keluar supaya Tan bisa tidur,” kata Sag. Sag berdiri di depan kaca, merapikan rambut serta pakaiannya. Sembari berpikir jika dirinya merasakan susah untuk lepas dari Tan Mey. Sag juga merasa jika Tan Mey ingin membahas sesuatu. Tapi Sag tidak ingin membahas itu untuk saat ini. Sag belum siap jika Tan Mey tahu. Tan Mey berdiri, mengambil tisu dan membersihkan lengan baju Sag yang sedikit basah tersiram air. “Tan tahu kamu mencintai seseorang.” Sag terdiam sejenak memikirkan harus menjawab bagaimana. “Tan please! Jangan bahas ini dulu, kondisi Tan lagi kacau. Sag gak mau lihat Tan kenapa-kenapa.” “Tan gak apa-apa. Tan sadar hubungan ini gak bisa di teruskan. Berapa kali Tan bilang. Cari wanita lain, nikahi dia.” “Sag gak tahu Tan, apakah ada seseorang yang bisa menggantikan Tan di hatinya Sag. Kita hubungan sudah lama, saling tahu semuanya. Waktu yang kita lewati itu tidak sebentar. Bagaimana mungkin Sag semudah itu mengiyakan putus. Lantas apa semudah itu Sag bisa lupa sama Tan, sekalipun Sag memiliki kekasih baru. Jujur Tan, awalnya Sag tergila-gila dengan seseorang. Tapi Sag juga bingung ini cinta atau sebatas kekaguman.” “Cintai dia Sag, nikahi. Tan tahu dia wanita berkelas. Ibu kamu pasti setuju.” Tan Mey memeluk tubuh Sag dari belakang, bicara dengan pelan agar Sag menuruti keinginannya. “Tan, jangan paksa Sag. Kenapa jadi bawa-bawa ibu.” “Karena Tan tahu seperti apa seleranya ibu mu. Kalau sama Shia pasti ibumu setuju.” “Setuju Tan tapi semua demi harta!” ucap Sag dengan keras. Ia melepaskan tangannya Tan Mey yang memeluk tubuhnya. Sag duduk di sofa merah sambil menyandarkan kepalanya. “Sudahlah jangan di pikir berat, kamu tahu ibu dari dulu seperti itu. Tan lebih suka kamu sama Shia.” “Tapi Shia gak suka sama Sag ....” "Masak sih. Kok bisa dia nolak kamu." "Dia bukan wanita sembarangan. Sag sebenarnya juga kesel, di tolak itu bikin malu." "Masak sih, Sag yang keren, tampan seantero pengunjung Cafetaria kok di tolak cewek. Pasti kamu bercanda, kamu sengaja akting. Kamu takut Tante sedih kalau dengar cerita yang manis-manis kamu sama Shia kan." "Nyatanya sudah di tolak." "Jangan bohong!" Tan Mey berpikir jika Sag sudah tergila-gila pada seorang wanita bernama Mahika Garwo Kaneishia. Wanita yang sangat cantik, anggun dan dewasa. Walaupun pemuda ini sangat tampan dan kaya raya namun, sayang tak membuat Shia jatuh cinta dengan Sag. Semakin hari pikiran Sag semakin dikuasai dendam. Ia merasakan kegelisahan. Dalam pikirannya berteriak tidak terima karena Shia tidak meliriknya sama sekali. Begitu banyak laki-laki yang menyukai Shia tapi tidak mudah bagi mereka untuk bisa menjinakkan seorang model cantik ini. Sag sakit hati karena Shia sama sekali tidak mau memberikan kesempatan bagi Sag untuk mendekatinya. Dengan sombongnya Shia menolak dan sepertinya meremehkan Sag yang masih terlalu muda dalam penilaian Shia. Laki-laki mana yang tidak sakit hati jika di tolak. Sag tahu jika dirinya bukan laki-laki sembarangan, banyak yang suka tapi Sag begitu pemilih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD