00 — Mukena Jatuh

498 Words
Ospek bagi mahasiswa baru adalah sebuah momok, pasalnya mereka tidak mengerti tujuan kegiatan ini diadakan jika masih diisi oleh perploncoan dan hura-hura kakak tingkat yang merasa menjadi penguasa kampus. Selain itu, mereka—mahasiswa baru— juga masuk ke perguruan tinggi ini dengan cara yang adil, mereka juga mengikuti tes masuk dan berhak menghirup udara bebas di kampus. Siang ini, di GOR kampus mereka duduk rapi dengan kaki bersila, berjam-jam di sana dan hanya mendengarkan para senior memberikan sambutan yang dijamin, sambutan itu adalah turun temurun dari tahun ke tahun. Selain sambutan yang membuat ngantuk hampir delapan ribu mahasiswa seluruh fakultas, tak sedikit kakak-kakak tingkat yang cari muka berteriak meminta mahasiswa baru diam. Yara, salah satu dari ribuan mahasiswa yang duduk itu mulai merasa kesemutan di kaki kanannya, berkali-kali dia gerak untuk menghindari rasa pegal, namun rasa menyakitkan itu tidak bisa dihindari karena saking lamanya duduk. Selain itu, suasana semakin terasa sumpek. "Ya Allah, ini kapan selesainya sih," keluh Yara lirih, kalau keras-keras nanti kedengeran. "Sabar, sepuluh menit lagi jam istirahat siang." sahut Mita, teman yang baru dikenal Yara sejak awal duduk di sana. Istrihat setengah jam yang diberikan kakak tingkat memang tidak terlalu membantu, waktu mereka habis hanya untuk ngantri di tempat wudu dan mereka harus buru-buru kembali ke tempat semula untuk makan siang semi militer. Meski begitu, Yara cukup dapat bernapas dan meregangkan otot-otot tubuhnya. Dengan memeluk mukena birunyan Yara segera melangkah menuju masjid kampus yang jaraknya 400 meter dari tempat ospek. Brakk... Dua orang gadis menabraknya dari belakang dan menjatuhkan mukenanya. "Bisa enggak sih, enggak usah nabrak-nabrak. Kan mukena gue jadi kotor." keluh Yara tak ada habisnya di hari terakhir ospeknya. Dan parahnya dua gadis yang menabraknya hanya minta maaf tapi langsung kabur mengejar laki-laki berkemeja putih yang tampak berbeda dari lainnya. Ya, Daru Han, artis muda yang entah kerasukan apa masuk kampus ini dan mengambil jurusan Komunikasi. Selain itu, Daru Han kini berusia 20 tahun, dan itu cukup tertinggal 2 tahun untuk mahasiswa baru lainnya. Tapi siapa peduli, Daru Han tetap tampan di mata para mahasiswi baru maupun lama. Yara tak habis pikir dengan maniaknya mereka terhadap Daru Han, sampai-sampai mengesampingkan kemanusiaan. "Padahal mah, cuma orang biasa kan. Menurut gue masih gantengan Babang Ichang gue deh." Yara masih medumel, kini ia menyebutkan artis Korea kesayangannya yaitu Ji Chang Wook. Lalu ketika Yara sibuk medumel, Mita sudah ada di sampingnya, seperti hantu dadakan. "Kenapa sih, hidup kok ngeluh mulu." "Tuh lihat, ada artis lewat terus fansnya nabrak gue." keluh Yara tak habis-habisnya. Mita memandangi cowok yang sedang dikerubungi oleh cewek-cewek. "Itu Daru Han?!" Mita ternyata bukan teman Yara, nyatanya sekarang ia malah senang melihat Daru Han. "Gue ke sana dulu ya, mau minta tanda tangan." Kemudian Mita meninggalkan Yara yang masih tidak percaya dengan perlakuan temannya ini. Kenapa teman-temannya macam anak SMP yang enggak pernah ketemu artis. Kan artis juga manusia biasa. Yara berjalan dengan hati yang sebal di hari ospek terakhirnya. Semoga ospek berlalu dan kemaniakan di kampus ini segera lenyap. •••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD