Padahal di rumah sedang ada Ayahnya, namun Awan baru bisa sampai di rumah saat maghrib karena dia harus mengikuti rapat yang diadakan oleh anggota BEM fakultas yang sebentar lagi akan mengadakan acara amal yang memang biasanya diadakan di kampus mereka setiap tahun.
Melihat di halaman hanya ada satu mobil Ayahnya, Awan bisa menebak bahwa kakaknya bahkan belum pulang ke rumah. Dia menyusuri jalanan yang diapit dengan taman di sebelah kanan dan kiri, taman yang menjadi kesayangan Bundanya itu hingga kemudian sampai di depan pintu yang tidak pernah dikunci.
Awan membuka pintu, baru melangkah beberapa langkah saja hidungnya sudah dapat mencium harum masakan yang selalu dimasak dalam menu spesial setiap kali kekasih Bundanya itu ada di rumah. Di dapur, sosok kesayangan yang menjadi cinta bagi
