
Bismillah..
Hidup memang tak selama nya sesuai dengan keinginan hati, kadang hidup berpihak sesuai keinginan terkadang juga jauh dari keinginan, yaahh begitulah yg terjadi padaku saat ini,
sauna namaku entah dasar apa aku dinamakan demikian akupun tak tau, ketika kutanyakan makna dari nama itu pada orang tuaku mereka tak menjawab, hanya senyum indah yang tergaris di bibir mereka,
akhirnya aku berpendapat sendiri bahwa nama tersebut pasti lah bagus artinya. aku anak kelima dari tujuh bersaudara, perempuan paling kecil dan paling di sayang, karena ibuku pernah bercerita kalau dulu ketika aku lahir sangat lah susah, ibuku hampir saja kehilanganku karena ketuban yg hampir kering, dan tidak ada penanganan yg cepat dari pihak rumah sakit, maklum kami bukanlah dari keluarga yg mampu, setelah aku lahir,di usia 3 tahun aku terkena radang rabu basah, dan di wajibkan rutin untuk minum obat sampai usia 6 tahun, alhamdulillah sampai sekarang penyakit itu tak pernah kambuh lagi, mungkin karena itu lah orang tuaku terutama ayahku sangat menyanyangiku.
dan ceritaku di mulai saat usiaku menginjak 23 tahun, ketika aku di jodohkan oleh orang tuaku, maklum didaerahku diumur segitu belum juga berumah tangga di anggap gadis tak laku. dan perjodohan itupun terjadi, usiaku dengan calon yg di jodohkan dengan ku terpaut lima tahun, dia orang kaya di kampung halaman nya dan sukses juga di rantau sebagai pedagang kain, mungkin itulah yang membuat orang tuaku mau menerima perjodohan itu, mereka beranggapan aku nanti nya akan bahagia dengan materi yang alhamdulillah sudah ada, karena calon suamiku sudah mapan.
akhirnya pernikahanpun terjadi, dengan masa saling mengenal selama empat bulan, dari proses lamaran sampai hari akad akan berlangsung, hampir lupa nama suamiku adalah aksara, laki laki dengan perawakan tinggi dan kulit sawo matang hidung mancungmembuat dia layak nya laki laki sempurna, hidup yg sudah mapan sebelum menikah denganku menjadikan itu nilai plus lagi, tapi entahlah bagiku dia memang pria ideal untuk setiap wanita tapi bagiku biasa saja, karena jujur sebenarnya aku tak menginginkan perjodohan ini, aku menganggap zaman sekarang bukan lah zaman siti nurbaya yg dipaksa kawin dengan datuak maringgih, lain pasal aku di nikahkan dengan uda aksara (akhirnya aku memanggilnya UDA), atas dasar uda aksara yg mau sementara aku sendiri menurut karena orang tua yg tak menginginkan anak gadis nya jadi perawan tua,, aahhh sudahlah untuk perasaan aku harus mengalah toh nanti lama lama aku juga bisa sayang sama uda aksara, dan aku berharap itu bisa tercapai, toh hati ini yg punya Allah Dialah sang maha pembolak balik hati, ketika Dia berkehendak tak satupun yg bisa menghalangi.
Bismillah hari ini akad itupun terlaksana, aku dinikahkan oleh Ayahku sendiri, dan sekarang namaku sudah menjadi nyonya dari uda Aksara, aku cuma mampu berharap semoga pernikahan kami langgeng seperti orang tuaku yg selalu jadi panutan untuk berumah tangga, karena dengan usia beliau yg tak muda lagi, beliau berdua selalu bersama dan hampir tak ada pertengkaran.
setelah akad kami langsung melaksanakan pesta yang alhamdulillah lumayan besar, didatangi tamu undangan kerabat serta teman2 dekatku serta kerabat dan teman2 uda aksara,
alhamdulillah akad dan pesta berjalan lancar, hingga malam sudah menunjukan angka sembilan malam, saatnya pengatin beristirahat,
huuff inilah yg paling kutakuti, sekamar dengan laki laki yg sekarang sudah jadi suamiku, membuatku gugup, apalagi tadi kakak kakak ku sempat bercerita kalau malam pertama itu menyakitkan bagi perempuan, mengingat itu membuat hatiku gelisah dan pikiran buruk mulai menjalar di kepalaku.
akhirnya malam ini terjadi juga, suamiku mulai meminta hak nya sebagai suami, aku sebagai istri hanya mampu menerima saja.
dek.. bismillah uda menginginkan kamu sebagai istri uda, dan uda berharap kita secepatnya di beri momongan, deg... hatiku langsung menciut.
aku jawab dengan rasa yang entah apa.. iyaa uda adek udah siap sebagai istri akan menjalani kodrat adek da.. yaitu melayani uda lahir dan bathin.
perlahan uda membuka kancing baju tidurku,, aku hanya pasrah walaupun dalam hati ada ketakutan setelah mendengar cerita kakak kakak ku tadi, dan malam itu suamiku mengambil hak nya,, dia mulai menciumi ku dan bibi kami saling menyatu, aku yg masih kaku hanya bisa pasrah mengikuti irama lidah nya yg menari2 di dalam mulutku, kuakui dia sangat lihai, mungkin karena aku bukanlah pacar pertamanya dan aku berfikir itu mungkin hal biasa bagi nya melakukan dengan pacar pacarnya dulu, entahlah....

