"Sayang!" Binar melonjak saat bahunya ditepuk. "Ibu. Bikin kaget aja." Bergeser agar wanita paruh baya itu bisa duduk di dekatnya. "Lagi mikirin apa sih? Dari tadi ibu perhatikan kamu lebih banyak melamun. Gak kayak biasanya," komentar Lisna. "Gak apa-apa, Bu. Aku cuma abis chat orang tapi masih ceklis satu," jawab Binar. Beberapa menit yang lalu ia mengirim pesan pada Zean. Tetapi masih belum terkirim. Dan itu membuatnya cemas dan tidak bisa berhenti memikir. Di satu sisi ia ingin bersama, di sisi lain takut jika kehadirannya justru menyakiti, seperti yang dikatakan Febi. Tapi apa itu benar? Entahlah. "Nungguin chat sampai segitunya. Jangan-jangan chat sama orang spesial, ya?!" goda Lisna, menyenggol pelan bahu wanita muda itu. Binar menghela napas panjang. "Aku bingung, Bu, harus m

