[23] 010111: Beban Ikatan

2276 Words

“Maaf aku telat, Kak Rahman,” ucapku kala tiba di ruangan itu. Hawa dingin tampak menyelimuti di sana, tetapi Kak Rahman tampak tenang dengan semua hawa dingin yang menyelimuti. Pria itu memang aneh. “Tidak apa-apa kok, kita baru mulai juga. Saudara-saudara, ini adalah adik saya, Assar Nurrahman. Silakan, Assar,” ucap Kak Rahman kepadaku seraya menunjukkan salah satu kursi yang masih kosong untuk di tempati. Aku berjalan menuju ke kursi yang dia tunjuk dan duduk di sana. Kak Rahman melanjutkan rapat. “Baiklah. Saya mengumpulkan semuanya malam ini untuk membahas tentang perkembangan permainan dan juga undangan dari pihak kampus yang tentunya sebagian dari kita adalah alumni di sana.” “Saya tentunya telah berbicara dengan publisher kita, X-Sol, terkait perkembangan permainan dan juga kond

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD