[21] 010101: Kita itu Pembohong

2102 Words

“Sepertinya kita cukupkan dulu untuk latihan pemrogramannya,” komentarku saat jam menunjukkan angka 1. Empat kawanku itu membalas dengan anggukan kepala. “Sebenarnya akan lebih menyenangkan jika kita bisa lanjutkan. Aku jujur masih banyak belum mengerti,” balas Fatimah. Ismail memberikan persetujuannya dengan sebuah anggukan. “Lebih cepat paham kamu ngajarin daripada dengerin dosenku ngejelasin. Ngantuk aku yang ada,” tambah Ismail diikuti dengan gelak tawa. Aku menggelengkan kepalaku pelan, seakan menolak bahwa aku lebih baik daripada dosen-dosen yang mengajarkan. Bukan salah dosennya saja. Bisa pula salah mahasiswanya. Belajar itu adalah sebuah konsensus dua belah pihak. “Menurutku, Pak Bayu termasuk dosen paling jelas kalau soal menjelaskan sih,” balasku sekenanya. Ismail tampak ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD