[20] 010100: Tidak Pernah Terjadi

1560 Words

“Sok bilang bakal tepat waktu semua,” komentarku menahan amarah melihat tempat pertemuan yang masih kosong. Bayangkan, semua orang sepakat untuk datang pada waktu yang ditentukan dan mereka punya keberanian untuk telat. “Seharusnya, bilang saja untuk telat. Aku merasa sia-sia membuang waktuku untuk datang tepat waktu,” keluhku kesal. Aku membuang ludah, mencoba menghapus rasa kesal yang hinggap di benakku. “Sepertinya ini akan membuang waktu,” komentarku lagi memutuskan untuk duduk di gazebo tempat kami akan belajar nanti. Aku melihat seseorang yang familiar dari garis pandang mataku. Tidak salah, Fatimah adalah orang pertama yang datang. Aku menatap dingin dengan kehadiran wanita itu. Kenapa harus wanita ini duluan sih!? “Assalamu’alaikum,” ucapnya sedatar mungkin, seakan semua perca

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD