Part 8: Tak berdaya

1184 Words
“Mr. Devil – Season II” Author by Natalie Ernison Ellena sungguh tidak menyangka, jika sang ayah akan menjadikannya sebagai jaminan. Hanya demi mempertahankan harta, Ellena pun harus menjadi korban keserakahan sang ayahnya sendiri. Kecewa, hancur, semua hanya menjadi luka baru dalam kehidupan Ellena. ~ ~ ~ “Mansion kediaman Hogue” Mereka pun tiba di mansion mewah milik kepunyaan Hogue. Sungguh bukan masalah besar bagi Hogue untuk memiliki mansion. Design yang elegant dan hanya ditempati oleh dirinya bersama para pekerja mansionnya. “Lepaskan! lepaskan!” jerit Ell dengan meronta-ronta, dan menggigit pergelangan tangan Hogue. Ell mencoba untuk berlari ke luar, namun usahanya hanyalah kesia-siaan saja. Hogue menjambak rambut panjangnya dengan cukup kuat, hingga membuat Ell memekik kesakitan. “Kau bajing*n! lepaskan aku!!” Ell terus meronta. Karena Hogue bukanlah pria lembut pada wanita, maka kesabarannya pun langsung habis seketika. Plak…. Hogue melepaskan pukulan tangannya tepat di wajah cantik Ell. Ini adalah pukulan kedua selama Ell hidup hingga saat ini. Pukulan pertama dari pria berarti dalam hidupnya, sang ayah. Kedua, dari pria yang begitu ia benci. Ell terdiam kaku, dan tetap dalam posisinya yang tersungkur di lantai. Menyentuh bekas gambar telapak tangan Hogue. Perih sungguh perih memang, namun inilah permulaan hidup yang harus Ell jalani. “Kau hanya wanita yang kubeli. Bukankah aku bisa membelimu, bahkan hargamu tak seberapa dengan jumlah hutang-hutang si brengs*k Brandon!” tukas Hogue sambil mencengkram rahang Ell. Tatapan mata yang begitu tajam. “Apa kau mengerti jalang!” bentak Hogue tepat di depan wajah Ell. Ell hanya terdiam, seraya menahan segala rasa sesak di dadanya. “Yah, aku mengerti tuan..” ucap Ell dengan menganggukkan kepalanya. Kini Ell mulai menyadai akan posisinya. Melawan hanyalah usaha sia-sia, karena kehidupannya telah di bawah kuasa Hogue. “Bagus. Pelayan!” seru Hogue memanggil para pekerja mansionnya. Para pelayan pun bergegas. “Iya tuan..” ujar para pelayannya. “Kalian bawa dia ke kamar belakang!” titah mutlak Hogue para para pelayannya. >> “Nona, apakah nona anak tunggal dari tuan Brandon?” ujar salah seorang pelayan. Hm.. Ell hanya tersenyum sendu. “Entahlah.. sepertinya, aku bukan lagi bagian dari keluarga Cars..” Ell terlihat menahan sesak mendalam di kedalaman hatinya. “Apakah tuan Cars menjualmu nona, hanya karena hutang pada pak bos!” tukas salah seorang pelayan satunya lagi. “Hei.. jaga perkataanmu. Jangan sembarangan bicaram sudah! lakukan tugasmu!” tukas seorang pelayan wanita yang kisaran usai 40 empat puluh tahun. “Nona Ellena, baik-baiklah pada bos Karena bos sangat tidak suka dengan orang yang tidak penurut. Untuk selanjutnya, nona akan tahu sendiri, bagaimana aslinya bos besar kita.” Tukas sang pelayan, lalu pergi dari kamar kediaman Ell kini. Setelah merasa begitu lelah, Ell pun mencoba untuk beristirahat sejenak. -------- Byurrr…. guyuran hujan lokal kini membasahi area kasur mini milik kepunyaan Ell. “Apakah kau pikir hidupmu gratis di sini!” ujar Hogue sambil menoyor kepala Ell, bagaikan seorang yang tak berharga. “Maaf tuan. Aku akan segera berbenah..” ucap Ell sambil menunduk, dan hendak mengganti pakaiannya. “Hei…!” Hogue meraih rambut panjangnya yang tergerai. “ganti pakaianmu di sini! sadarlah kau hanya akan menjadi pemanas ranjangku!” bentak Hogue dengan tertawa mengejek.  “Ta-tapi tuan. Aku ingin mengganti pakaianku di kamar mandi..—“ Ahk… pekik Ell. Hogue langsung melepaskan pakaiannya secara paksa. “Jangan! jangan tuan!” Ell berusaha meronta, namun lagi-lagi… Plak…. “Satu tamparan bagi jalang yang tidak tahu diri sepertimu!” cela Hogue. Ell hanya bisa menahan air mata pilunya. Pukulan tangan dari Hogue terasa begitu perih hingga ke ulu hatinya. Kini ia hanya mengenakan pakaian bagian dalam saja, karena Hogue telah mengoyakkannya. “Kau akan mengurus bagian tanaman, dan jika aku membutuhkanmu, kau harus segera datang!” Hogue pun pergi dari hadapan Ell. Sementara Ell hanya berusaha menahan setiap perlakuan kejam dari Hogue. Sepanjang hari, Ell hanya mengurus tanaman milik Hogue. Terkadang Ell juga turut membantu pekerjaan rumah lainnya. Ia kini bak seorang pelayan, yang harus bekerja pada tuannya. Terlebih lagi, Ell tidak menerima upah dari Hogue. Hidupnya benar-benar hanya untuk Hogue dan tanpa ada kata protes. >> “Nona Ellena! bos memanggilmu!” seru salah seorang pelayan mansion. Ell pun bergegas menuju kamar pribadi Hogue. Ia memberanikan diri untuk mengentuk pintu, dan terdengar suara. “Masuklah!” ujar seseorang dari dalam kamar tersebut. Ell pun memasuki ruangan kamar. “Tuan Hogue…” panggil Ell dengan sikap menunduk. Hogue pun melangkah ke  arahnya. Grep…. Hogue langsung mencengkram bagian pinggang Ell dan juga rahang Ell. Ahk.. pekik Ell saat dirasa cengkraman itu cukup nyeri dan panas. “Puaskan aku!” ujar Hogue sambil melemparkan tubuh Ell ke sisi kasur. “Tuan! apa maumu..” Ell terlihat ketakutan, saat Hogue melepaskan ikat pinggangnya. Melipat dua ikat pinggang tersebut, dan… Splashhh… splasshhh… Hogue mengarahkan cambukannya pada area paha Ell. Argk… hhh ahkk… Ell melenguh hebat. Ia sungguh tidak menyangka, jika Hogue akan sekejam ini. Hhh ahh ahh hhh… Ell menahan rasa sakitnya, dan rasa ingin menjerit sejadi-jadinya. Ia meringuk di sisi kasur king size milik Hogue, sambil bertumpu pada sisinya. “Lepaskan pakaianmu!” titah Hogue sambil menjambak rambut Ell yang terikat. Ahkk… Ell kembali melenguh, karena perlakuan Hogue sungguh diluar batas. “Tuan… mengapa… mengapa tuan perlakukan aku seperti ini..” lirih Ell. Belum cukup cambukan tadi, kini kulit kepalanya terasa begitu menyakitkan. “Pergilah!” titah Hogue sambil menatap lekat kedua mata Ell. Susah payah Ell mencoba bangkit dan melangkah keluar. Ell berjalan dengan tertatih. Yah, area pahanya masih terasa nyeri dan panas. “Mengapa aku menjadi seperti ini..” lirih batin Ell. Terkadang ada terbesit keinginan untuk mengakhiri hidup. Ell hampir putus asa, ia merasa tak ada gunanya lagi hidup. Semua orang hanya bisa menyakitinya dan membuatnya menderita. >> “Kemana jalang itu! hah! kemana!” bentak Hogue kepada para pelayannya. “Nona Ellena..—“ tukas sang pelayan wanita, namun belum selesai melanjutkan kalimat, Hogue langsung mendorongnya. “Kau bicara yang jelas! bodoh!!” umpat Hogue. “Nona Ellena sedang demam, bos. Luka memar pada area paha nona Ellena cukup parah..” “Sial!” umpatnya lagi, dan bergegas menuju kamar pribadi Ellena sendiri. Yaitu, sebuah kamar kecil yang terletak di area belakang mansion. Hogue berjalan menuju kamar kediaman Ellena. Bhuakk… mendorong pintu kamar kediaman Ellena. Langkahnya pun terhemti, saat melihat Ellena kini terbaring lemah tak berdaya. Suhu tubuh Ellena begitu panas, wajahnya sangat pucat. Bahkan area oahanya sangat memar dan terluka. Hogue memandangi tubuh Ellena. Ia duduk di samping Ell kini terbangun. Tiba-tiba saja Ell terbangun. Ahh.. “Tuan! maaf aku kelelahan tuan, Aku akan bekerja lagi…” ujar Ell yang terlihat sangat panic. Ell bergegas hendak turun dari tempat tidurnya, dengan menahan segala rasa sakitnya. “Kau kemana!” Hogue langsung meraih tubuh Ellena yang hampir saja terjatuh dalam kepanikannya. “Ampun tuan.. aku akan bekerja dengan baik..” Ell terlihat sangat ketakutan. Ia terus menunduk tanpa membalas tatapan bahkan pertanyaan Hogue. “Apakah aku sangat menakutkan?” ucapan Hogue terdengar sendu dan wajahnya pun terlihat penuh dengan tatapan hampa. Ell bahkan tidak memiliki keberanian untuk membalas pertanyaan Hogue. Yah, tentu saja Ellena sangat takut pada Hogue. “Jawab!” bentak Hogue lagi. “Apakah mulut jalangmu sudah tidak bisa berbicara lagi!!” bentakya lagi dan… Plak… “itu akibatnya, jika tuanmu bertanya dan kau tidak menjawab,” bentaknya dan mendorong tubuh Ellena kembali ke kasur. “Yah tuan. Aku sangat takut pada tuan, aku takut jika kau akan melakukan sebuah kesalahan. Lalu membuat tuan marah..” ucap Ell dengan nada lirih dan masih berusaha menahan air matanya, juga nyeri bekas gambar tangan Hogue di wajahnya. Karena Hogue tidak akan menyukai tangisannya, justru akan semakin menyiksanya. Hogue membalikkan diri dan berjalan ke  arah Ell. “Teruslah takut dan menjadi tol*l!” tukas Hogue dan keluar begitu saja. Ell sangat kelelahan, ia butuh istirahat. Terlebih lagi, ia kini sedang sakit. Namun kehadiran Hogue justru semakin membuatnya merasa sangat sakit. Ell pun berusaha untuk tetap bekerja. Saat sedang menyiram tanaman. Sebuah mobil mewah baru saja tiba, dan terhenti di samping Ellena. “Nona Ellena!” seru seseorang dari balik kaca jendela mobil. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD