"Mr. Devil - Season III"
Author by Natalie Ernison
Malam itu, Ell merasa dirinya sangat sial. Sudah tak dipedulikan oleh keluarganya, kini seorang pria yang sangat ia tidak sukai sejak awal pun berani merendahkan bahkan melecehkannya. Sungguh malam yang penuh dengan kekesalan dan sangat tidak ingin Ell ingat lagi.
--------
"Kediaman Ellena"
Srasshhh srasshhh... Ell mengguyur tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower. Sungguh kesal dan sangat kesal. Mengapa pria itu sangat tidak tahu malu dan kasar. Ell sangat syok dengan kejadian yang menimpanya malam ini.
Setelah mandi, Ell pun berbaring sejenak untuk mengistirahatkan pikirannya. "Mengapa malam ini sangat sial!" gumam Ell yang sedang kelelahan.
Di suatu pagi hari...
"Toko bunda Ellena"
Kini hari-hari Ell hanya untuk mengurus usahanya, dan sudah tak lagi menjadi seorng guru taman kanak-kanak. Disela waktunya mengurus usaha toko bunga, Ell juga menyempatkan diri untuk mengurus bisnis usaha kedai kopi keluarganya.
Kring kring kring.... bunyi lonceng yang berada di depan pintu.
"Permisi nona Ellena!" ujar seorang pria bertubuh tinggi tegap dan berpakaian rapi.
Ell pun menuju depan pintu utama. "Yah tuan, ada yang bisa dibantu?" ujar Ell dengan senyuman ramah seorang penjual.
Hmm... "Aku ingin memesan dua puluh jenis bunga yang berbeda, dan tolong kemas sedemikian rapinya," tukas sang pria tersebut.
"Baik tuan, silakan ditunggu.." Ell pun bergegas mengemasi seluruh bunga-bunga yang telah dipesan si pria tersebut.
Tak lama kemudian, Ell pun akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Cukup melelahkan memang, karena Ell harus mengerjakannya seorang diri saja. Namun diam-diam pria pembeli tadi merekam kegiatan Ell, tentu saja tanpa sepengetahuan Ell.
"Tuan, semua sudah siap." Ujar Ell sambil mendorong dus yang berisikan bunga-bunga indah nan segar tersebut.
"Baik. Ini semua biayanya!" pria tersebut pun menyodorkan sebuah kartu bank yang terlihat non limited.
Ell heran dengan pembayaran yang dilakukan oleh si pria. "Tuan, biayanya tidak mencapai harga setnggi ini. Tidakkah tuan salah?"
"Tidak nona, ini anggap saja itu bonus jeri lelah nona." Si pria pun bergegas pergi dari toko milik Ell.
"Mengapa pria itu memberikanku sejumlah uang yang cukup banyak.." batin Ell. Tentu saja ia tak mengerti dengan jalan pikiran pria tersebut.
>>
Kring kring kring... bunyi lonceng toko Ellena.
Ellena bergegas menuju ke depan tokonya. Karena sudah terlihat beberapa orang yang sedang berdiri dengan kotak yang berisi bunga dari tokonya. Padahal waktu sudah menjelang malam, dan Ell akan segera tutup dan melihat kedai kopinya.
"Ada apa tuan-tuan, apakah ada yang bisa dibantu?" ujar Ell.
"Tentu saja ada!" seru seorang pria yang berjalan dengan gaya angkuhnya.
"Kau.." ucap Ell dengan raut wajahnya yang tiba-tiba saja berubah tak menyenangkan.
Tsk... "Apakah begitu caramumu memperlakukan pelanggan!" ujar seorang pria yang ialah Hogue, si pria angkuh.
"Maaf tuan, toko akan segera tutup." Ell pun tak menghiraukan Hogue.
Ohh.. "tapi menurutku pelayanmu tidak memuaskan. Coba lihat bunga-bunga ini sangat lusuh!" ujar Hogue sambil mengeluarkan bunga-bunga yang telah dibeli dari toko Ellena pada waktu siang.
"Ini..." Ell terkejut, karena ia tahu betul bahwa itu adalah bunga yang berasal dari toko miliknya.
"Apakah kau sudah ingat, dari mana bunga-bunga jelek ini datang!"
Bhukkkhh bhukkkhh...
Hogue menghamburkan isi dus/kotak yang berisi bunga-bunga, kemudian menginjak-injaknya bagaikan sampah tak berarti. Sekali pun itu sampah, bukan berarti harus diinjak-injak.
Ell mengepalkan kedua telapak tangannya, menahan kegeraman yang kini ia rasakan. Sungguh sesuatu yang begitu menyesakkan baginya. Bunga-bunga indah nan segar yang susah payah ia rawat dan jual, kini diperlakukan sangat hina.
"Apakah kau sudah selesai tuan?" ujar Ell dengan wajah yang menahan rasa kesal.
Hmm.. "Sepertinya sudah, apakah kau keberatan dengan tindakanku!" tukas Hogue dengan tersenyum miring, dan melangkah ke arah Ell.
"Apa maumu!" teriak Ell yang begitu tidak menyukai tindakan Hogue.
Hogue pun tertawa lepas. "Apakah kau marah nona Ellena Casey?" ujar Hogue dengan tatapan merendahkan Ell.
"Tidak sama sekali bukankah itu hak tuan, karena bunga itu sudah kujual!" Ell enggan untuk menatap mata Hogue.
Tsk... "Wanita munafik!" cela Hogue. Ell pun akhirnya menatap dirinya dengan tatapan yang penuh kebencian.
"Jika tuan sudah selesai, bisakah aku pulang! aku masih banyak pekerjaan yang jauh lebih penting dibandingkan meladenimu tuan!" tukas Ell, lalu pergi dari hadapan Hogue.
"Hei! kau!" Hogue meraih tangan Ell dan menempelkan Ell di mobil miliknya, sementara para pengawalnya hanya diam berdiri dan melihat.
"Lepaskan aku!" bentak Ell tajam.
Ahkk.. pekik Ell, Hogue mencengkram bagian pinggangnya dengan cukup kuat. "Katakan padaku! berapa harga yang harus kubayar agar kau tidur denganku?"
Plak.... kedua kalinya Ell mendaratkan pukulannya pada wajah tampan milik Hogue. Para pengawal terperangah saat melihat tindakan berani Ell pada bos mereka, dan sedikit tersenyum dalam diam.
Cup... Hogue langsung menyambar bibir Ell dengan begitu rakus, dan kasar hingga membuat gusi Ell mengeluarkan darah.
Hah hah hh... deru napas Ell seakan memburu, karena ini memang pertama kali baginya.
"b******n!!" umpat Ell kesal. Ia mendorog tubuh Hogue, dan berlari dari hadapan Hogue.
Hogue hanya tersandar di mobil miliknya dengan tatapan hampa. "Wanita itu sangat berbeda.." gumamnya dengan tersenyum miring.
"Bos! apakah perlu kami melakukan sesuatu?" tukas sang pengawalnya.
"Cukup awasi dia, jangan sampai ada pria lain mendekatinya. Lapor padaku semua yang dia lakukan! jangan sampai membuatnya curiga. Hari ini cukup sampai di sini!"
"Dia akan datang padaku.." gumam Hogue dengan tersenyum miring.
Hogue bersama para pengawalnya pun pergi dari area toko milik Ellena.
***
"Kediaman Ellena"
Sepanjang malam, Ell terus menangis sedu. Ia sangat kesal, mengapa ada pria bisa dengan mudahnya memperlakukan dirinya dengan sangat rendah.
"Apa salahku Tuhan! mengapa semua orang begitu jahat padaku!" lirih Ell dengan terisak. Kini Ell tinggal hanya seorang diri, di sebuah rumah yang sederhana di kota A.
Drrttt... Tuan Chrito memanggil...
Ellena: "Hallo tuan Chris!"
Christo: "Bagaimana kabarmu nona? apakah kau sehat?"
Ellena: "Yah, aku sehat tuan." Ujar Ell sambil menyeka air matanya.
Christo: "Tsk.. syukurlah jika demikian. Aku ingin mengajakmu untuk pergi menonton sebuah film, apakah akhir pekan ini kau sibuk?"
Ell terlihat cukup senang dengan ajakan tuan Christo. Karena sejak pertama berjumoa, Ell sudah mulai menyukainya, dengan segala sikap ramahnya.
Ellena: "Kemungkinan bisa tuan, karena tokoku akan tutup diakhir pekan." Ujar Ell yang mulai kembali tersenyum.
>>>
Akhir pekan pun tiba. Ell sudha berdandan dengan begitu cantik. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan tuan Christo.
Gdor gdor gdor... suara seseorang sedang menggedor pintu rumah kediaman Ell.
"Siapa yang melakukan itu! sungguh tidak tahu tata karma!" gumam Ell, kemudian membukakan pintu.
"Nona Ellena! nona Ellena!" ucap seorang pria yang merupakan supir keluarganya/ keluarga Cars.
"Yah, ada apa pak? bicaralah dengan tenang!"
Hh hh.. dengan terengah-engah, sang supir pun mencoba untuk bicara. "Nona tolong cepat pulang sekarang! tuan Brandon dan nyonya Flia sedang di ancam oleh sekelompok rentenir!"
"Apa!" Ell membelalak. Sekali pun ia telah di sakiti oleh keluarganya. Namun ayah tetaplah ayah, ia harus pergi segera apa pun yang terjadi.
Mereka pun bergegas pergi dengan mengendarai mobil bersama sang supir.
Tak lupa, Ell mengirimkan pesan pada Christo. "Tuan Christo, sepertinya malam ini aku ada urusan mendadak. Mungkin dilain waktu saja." Ellena.
***
"Kediaman Cars family"
Di depan gerbang sudah terparkir beberapa mobil mewah dan juga ada banyak sekumpulan orang-orang ebrseragam rapi. Satu di antara orang-orang tersebut, Ell cukup mengenalinya.
"Kau nona Ellena! ikut kami!" ujar beberapa pria bertubuh tinggi tegap, sambil menarik tangan Ell.
"Aku bisa berjalan sendiri!" bentak Ell tajam.
Setibanya di sana, ia sudah melihat sanga ayah bersama sang ibu tirinya sedang duduk di sofa. Namun ada beberapa pria yang menodongkan pistol ke arah kepala kedua orang tuanya.
"Ayah! ibu!" ucap Ell dengan wajah terkejut.
"Apa yang terjadi di sini ayah! mengapa!" lirih Ell. Ia sangat terkejut dengan apa yang kini ia lihat.
"Bagaimana tuan Cars! apakah kita akan langsung melakukan kesepakatan!" tukas seorang pria dari arah samping Ell dengan suara tawa yang khas.
Sejenak Ell menoleh, dan ternyata itu suara pria yang sangat ia benci. "Kau!" Ell menatapnya tajam dan melangkah ke arah pria tersebut.
"Apa yang telah kau lakukan tuan Hogue!" bentak Ell kesal.
Hogue pun tertawa lepas saat melihat ekspresi Ell.
"Baik tuan Hogue, ambilah anakku untukmu!" tukas sang ayahnya tiba-tiba, membuat Ell semakin terkejut.
"Baiklah. Lepaskan para b******k ini!" titah Hogue, kemudian para pengawalnya pun menurunkan pistol. Sementara Ell hendak di abwa bersamanya.
"Apa ini! lepaskan aku! lepaskan! apa yang telah terjadi ayah!" Ell terus meronta. Sementara sang ayahnya hanya terdiam.
"Ayahmu telah menjualmu untukku. Ayahmu tidak mampu membayar hutang-hutangnya, jadi kau adalah jaminannya.." ujar Hogue tepat di dauh telinga Ell.
"Tidak! tidak mungkin... ayah.. ini bohong.." ucap Ell dengan lirih.
"Maafkan ayah, Ellena. Tapi ini adalah cara satu-satunya agar rumah ini terselamatkan dan juga hutang-hutang ayah." Tukas sang ayahnya.
"Ayah! mengapa ayah begitu tega menjual anakmu sendiri!! mengapa!!" teriak Ell penuh lirih. Sungguh ia tak menyangka bahwa ayah kandungnya sendiri dengan tega menjualnya.
"Kau ikut denganku!" Hogue pun memaksa Ell secara paksa untuk pergi bersamanya.
"Tidak! ayah! tolong lepaskan aku!! tidak..." Ell terus menjerit histeris. Sungguh malang memang nasib seorang anak setelah sang ayahnya menikah dengann wanita yang tidak tepat.
Sang ayahnya pun sudah tidak lagi mempedulikannya. Terlebih lagi kini dengan tega menjual anaknya sendiri, hanya demi uang dan mempertahankan hartanya.
***