Part 3: Pria angkuh

1257 Words
"Mr. Devil - Season III" Author by Natalie Ernison Ellena melakukan segala kesibukannya seperti biasa. Ia pagi-pagi pergi mengajar di taman kanak-kanak, lalu sejak siang ia membuka toko bunga miliknya. -------- "Toko bunga xx" "Permisi nona.. apakah nona pemilik toko ini?" ujar seorang pria bertubuh tinggi tegap nan tampan. "Ahh iya, betul tuan. Apa ada yang bisa dibantu?" jawab Ell dengan senyuman manisnya. "Aku ingin mencari jenis bunga yang cocok untuk ibuku.." ujar si pria tampan tadi. Ell mulai menyusuri segala jenis bunga, dan ia pun meraih setangkai bunga. "Ini bagus untuk wanita.." Ell menyodorkannya pada si pria.  Hmm... "cukup bagus.. baik, aku ingin ini di tata rapi.." si pria tampan itu menyodorkan beberapa tangkai bunga lainnya pada Ell. Setelah membeli seikat bunga, si pria pun bergegas pergi dengan mengendarai motor sport miliknya. >> "Kediaman Ellena" Kediamannya bersama sang nenek tak jauh dari toko bunga yang ia kelola. "Bagaimana pekerjaanmu?" ujar sang neneknya pada Ell yang baru selesai mengeringkan rambutnya. "Hari ini cukup lancar, dan aku bertemu pembeli yang tampan.." ujar Ell dengan tersenyum. "Apakah kau sudah menemukan kekasih?" ujar neneknya menggoda. "Tidak nek, aku belum menemukannya.. lagi pula, apa istimewanya memiliki hubungan.." ujar Ell dengan terkekeh. Hmm... "nenek yakin kamu akan mendapatkan pria yang baik.." sang neneknya membelai lembut rambut Ell. "Terimakasih nek, aku akan bekerja keras untuk keluarga ini dan memiliki suami kaya.." Ell mendekap sang neneknya dengan penuh kasih. *** "Taman kanak-kanak" Seperti biasanya, Ell disibukan dengan dunia anak-anak. Ia harus selalu tersenyum ramah, sopan, berlaku lembut pada setiap anak didiknya. Sehingga Elle menjadi ibu guru idola para murid, juga tak jarang papa-papa muda pun tertarik pada Ell. Beruntung, Ell bukanlah wanita yang gila harta dan menghalalkan segala cara demi uang. Ia lebih baik berupaya keras, asalkan semua hasil keringatnya sendiri. "Ibu gurhuu..." ujar seorang anak laki-laki tampan berlari kecil ke arah Ell. "Ohh hai Leeri..." ujar Ell menyapa si anak tampan tadi, yang ialah Leeri, anak saudara laki-laki Hogue. "ibu gurrhuu sangat cantik haryii ini.." ujar Leeri kecil yang masih sedikit terbata dalam tata bahasanya. "Terimakasih Leeri.. kau juga anak yang tampan.." Ell mengusap lembut kepala Leeri. "Permisi bu guru.." tukas seseorang disela percakapan kecil antara Ell dan Leeri kecil. "Iya tuan.." Ell mendongak, dan pria itu adalah ayah Leeri. "Aku ingin meminta bantuanmu agar bersedia mengantarkan Leeri pulang ke rumah orang tuaku siang ini.." ujar si pria/ ayah Leeri kecil. "Ohh baiklah tuan Ghand.." Tuan Ghand Matthe, ayah dari Leeri Matthe.  "Pantas saja anaknya tampan, sedangkan ayahnya pun tampan begini.." batin Ell. >> Ell merapikan barang-barangnya, dan bergegas menjemput Leeri dari taman bermain. Namun Leeri terlihat sedang duduk manis menantinya di depan ruang kantor guru. "Leeri.." Ell langsung menggenggam tangan Leeri dan menuntunnya untuk pergi bersama. Mereka pun pergi menuju alamat yang telah tuan Gand berikan padanya, dengan menggunakan transportsi umum/ taksi. *** "Kediaman Matthe family"  Rumah yang sangat megah, mewah, tepatnya ini adalah mansion. "Ibu gurrhu, ini adalah rumah oma dan opaku.." ujar Leeri kecil. "Oke, kita masuk.." Ell menggenggam terus tangan kecil Leeri, hingga tiba di depan pintu utama. "Selamat datang tuan muda Leeri.." sapa beberapa pelayan sambil menunduk memberikan hormat.  "Apakah rumah orang kaya memang seperti ini.." batin Ell. Ia masih terkagum dengan design mewah mansion kediaman keluarga Matthe. "Nona silakan ke halaman samping, di sana ada tuan Hogur yang akan menemani tuan muda Leeri.." ujar salah seorang pelayan rumah. Ell pun bergegas menuju halaman samping bersama Leeri kecil. "Paman.. aku datang..." ujar Leeri kecil, ia berlari dan mendekap sang paman dengan manjanya. "Kau sudah pulang jagoan kecil.." ujar Hogue sambil mendekap Leeri dengan penuh kasih sayang. Sementara itu Ell pu n berbalik badan, hendak pergi. "Siapa yang memintamu pergi!" tukas Hogue, menghentikan niat Ell untuk bergegas keluar. Ia berbalik, masih dengan raut wajah cueknya. Ell menarik napas perlahan, karena ia mulai mengerti bagaimana angkuhnya pria yang saat ini berdiri dihadapannya. "Maaf tuan aku pamit, karena tanggung jawabku hanya untuk memastikan Leeri pulang dengan aman.." "Apakah kau seorang guru?" ujar Hogue sinis. Ell berpikir sejenak dan berkata "ya tuan, aku adalah guru Leeri.." ujarnya dengan mantap dan merasa bangga akan profesinya. "Kau tidak cukup baik saat kesan pertama. Jika aku jadi kau, maka aku akan mencari pekerjaan yang tepat dan tidak sepantasnya seorang pendidik yang tidak pandai menilai seseorang.." tukas Hogue. Meski Ell masih bingung dengan pernyataan Hogue, namun ia merasa bahwa Hogue sedang menyinggungnya. "apakah tuan sudah cukup merendahkanku, jika sudah maka bolehkah aku pergi!" tukas Ell dengan wajah yang sudah terlihat kesal pada semua pernyataan pedas dari mulut Hogue. Hogue hanya menatap Ell dengan sorot mata yang begitu tajam. Lalu berbalik seolah tidak mempedulikan apa yang Ell katakan. "Apa yang terjadi di sin?" tukas tuan Ghand, ayah dari Leeri. "papi..." ujar Leeri langsung berlari ke arah sang ayah tampannya.  Tuan Ghand... ujar Ell sambil tersenyum. "Terimakasih bu guru Ellena, apakah perlu diantar?" Tidak, terimakasih tuan... Hogue hanya berdiri dengan gaya angkuhnya, sementara Ell langsung pergi dari kediaman Mathhe family. >> "Sepertinya kau menyukai guru itu.." ujar Hogue sambil bersandar di tembok. "Apa yang kau bicarakan.." Ghand hanya menggelengkan kepalanya. Bagiaman bisa Hogue memberikan pernyataan demikian padanya, pikirnya. "Mengapa kau berkata-kata hal yang kurang sopan pada guru keponakanmu sendiri?" Tsk.. tersenyum miring. "aku hanya mengatakan yang sebenarnya, itulah kenyataannya. Aku bukan tipe yang suka bermulut manis munafik!" Hogue pun pergi dari hadapan Ghand.  Hmm.. Ghand mendengus pelan, seakan mengatakan untuk sabar pada dirinya sendiri, atas perlakuan kurang sopan sang adik. Ghand Matthe  *** Berjalan menyusuri area taman bermain umum. Ell terlihat sedang suntuk, dan ingin sedikit menghibur dirinya sendiri. "hei hei.." ujar seseorang dari arah tempat latihan basket umum. Seketika Ell melihat seekor anak anj*ng sedang berjalan mengendus-endu jalanan. Sepertinya anak anj*ng tersebut biasa berada di dalam rumah, pikirnya. Namun tiba-tiba saja sebuah truk melintas dan sisa beberapa meter saja, maka anak anj*ng lucu tadi akan tertabrak. Dengan sigap Ell langsung menangkap anak anji*g tadi, namun karena terburu-buru. Ell pun terperosok ke dalam parit kering, menyebabkan luka pada bagian lutut, juga sikunya. Ahkk.. lenguh Ell, sambil menahan rasa sakit. "Nona... nona tidak apa-apa?" seorang pria langsung meraih tangan Ell, membantu Ell untuk beranjak dari dalam parit kering tersebut. "terimakasih telah menyelamatkan anak anj*ngku.." ujar si pria, rupanya seorang pria tampan dengan kaos dalam, yang cukup memperlihatkan bentuk tubuh kekarnya.  Ell tersenyum, tanda ia baik-baik saja. "Iya tuan.." ujar Ell. Keduanya saling tatap sejenak, dan saling mengingat. "Kau... kau..-" ucap keduanya secara bersamaan. "Kau nona yang menjual bunga saat itu!" ujar si pria. "Iya tuan.." Ell tersenyum lembut. >>> Si pria pun membawa Ell pergi menuju sebuah café terdekat, dan saling berbincang-bincang di sana. "Bolehkah aku mengajakmu makan bersama, sebagai tanda maafku atas luka-luka itu.." ujar si pria. "Tidak perlu tuan," ujar Ell tersipu, karena pria yang kini dihadapannya cukup tampan. Si pria tersenyum sambil memangku anak anj*ng kesayangannya. "Ini sudah hampir menjelang malam, jadi makanlah bersamaku.." ujarnya. Ell tersenyum lembut, "baik tuan, terimakasih" "Nona, perkenalkan.. aku Christo, siapa nama nona.." si pria yang bersama Christo menyodorkan tangannya, hendak mengajak Ell bersalaman. Ell pun menyambut tangannya, "namaku Ellena Casey, panggil saja Ellena atau Ell". "Ohh baiklah nona Ellena..." keduanya pun menyeruput segelas soft drink, juga mulai menyantap makanan mereka. Christo Farker/ Chris  *** "Kediaman Ellena" Membersihkan diri, dan duduk sambil mengeringkan rambut basahnya dengan menggunakan handuk. Tersenyum, tersipu, tatkala mengingat sosok Christo.  Cih.. "Ada apa denganku, bagaimana mungkin aku berpikir lebih hanya karena ia mengingatku dan mengajakku makan.." tsk.. gumam Ell, ia tersipu-sipu sedari pulang kembali. Bahkan pulang pun ia di antar dengan motor sport milik kepunyaan Christo. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD