Chapter 1

681 Words
Selamat membaca Ajeng menatap sendu punggung Sultan yang membelakanginya. "Kamu tidur di apartement lagi?" tanya Ajeng pilu. Sedangkan Sultan sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan istrinya itu. Ia masih sibuk merapikan pakaiannya. "Hem." Ajeng menghela napas panjang. Entah kenapa suaminya itu tidak pernah tinggal atau pun tidur di rumah. Sultan hanya akan pulang ke rumah di saat ingin menyetubuhinya saja. Dan setelah urusannya selesai, Sultan akan langsung kembali lagi ke apartemennya. Suaminya itu juga tidak pernah bicara dengannya lebih dari tiga kata. Tapi Sultan bisa bicara dengan normal dengannya saat bersama keluarganya. Tapi jika hanya berdua dengan dirinya saja, Sultan akan berubah menjadi sosok yang dingin dan tidak banyak bicara seperti sekarang ini. Bahkan ketika Ajeng bertanya, Sultan hanya akan menjawab dengan iya atau tidak. Dan lebih parahnya lagi terkadang hanya dijawab dengan deheman saja. Itu pun tanpa melihat ke arah wajah Ajeng. Setelah Sultan selesai, tanpa sepatah kata pun ia langsung pergi begitu saja meninggalkan Ajeng yang masih tergeletak lemas di tempat tidur dengan tubuh telanjang. Ajeng memejamkan matanya dalam-dalam. Tes Tes Tes Selalu seperti ini. Suaminya itu akan langsung pergi meninggalkannya setelah hasratnya sudah tersalurkan. Padahal pernikahan mereka baru berjalan empat bulan. Tapi Sultan sudah berhasil mengores luka yang begitu dalam di hati Ajeng. Ajeng sama sekali tidak mengerti dengan sikap suaminya itu. Tentu saja, karena mereka bukanlah pasangan yang sudah saling mengenal atau pun menjalin hubungan, lalu melanjutkan ke jenjang pernikahan. Bahkan pernikahan mereka seperti terburu-buru. Karena dilaksanakan saru Minggu setelah Sultan melamar Ajeng. Dan yang sama sekali tidak masuk akal adalah Sultan melamar Ajeng di hari kedua pertemuan mereka. Tentu saja itu membuat Ajeng terkejut dan tidak percaya. Tapi di saat ia bertanya kenapa Sultan melamarnya. Jawaban Sultan berhasil membuatnya terdiam. Mencintai seseorang pada pandangan pertama. Mungkin terdengar aneh. Tapi lebih anehnya lagi Ajeng adalah seorang wanita yang percaya dengan hal itu. Karena saat pertama bertemu dengan Sultan ia juga sudah terpesona dengan Sultan. Laki-laki yang sekarang membuatnya terjerumus dalam hubungan cinta yang menyakitkan. Dan itulah kenapa Ajeng menerima lamaran Sultan tanpa berfikir panjang terlebih dahulu, karena ia sudah terlanjur terbius dengan pesona laki-laki yang sebenarnya mempunyai maksud dan tujuan tertentu di balik semua ini. Pertemuan pertama mereka saat Sultan mengantar keponakan perempuannya latihan beladiri di salah satu tempat pelatihan di kota Yogyakarta. Dan Ternyata pelatih sekaligus pemilik tempat pelatihan itu adalah seorang wanita yang bernama Ajeng Kusuma Naeswari yang saat ini sudah sah menjadi istrinya. Sudah sangat lama sekali Sultan tinggal di Jakarta dan sibuk mengurus perusahaannya. Dan akhirnya ia tidak sempat mengunjungi kakek dan kakak laki-lakinya yang tinggal di Yogyakarta. Karena itulah, keponakan perempuannya ingin ia yang mengantarnya ke tempat latihan. Yang akhirnya malah mempertemukannya dengan Ajeng. Wanita yang berhasil membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi saat mereka pertama kali bertemu. Kenapa Sultan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda seseorang yang sedang jatuh cinta? Bahkan dia memasang wajah dingin saat bertemu dengan Ajeng, dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Tapi kenapa di hari kedua pertemuan mereka, Sultan langsung melamar Ajeng? Tapi Ajeng tidak berfikir sampai sejauh itu. Karena ia terlalu gembira saat Sultan melamarnya. Tentu saja, wanita mana yang tidak bahagia saat di lamar oleh seorang laki-laki tampan, yang berwibawa, dan keturunan konglomerat. Laki-laki yang terkenal dengan kejeniusannya dalam berbisnis. Raden Sultan Danieswara, nama yang berhasil membuat heboh para wanita. Bahkan mereka sampai menjerit histeris saat mendengar kabar jika laki-laki pujaan mereka sudah menikah. Mungkin di pikiran mereka, pasti sangat beruntung menjadi wanita yang bisa menikah dengan Sultan. Tapi tidak dengan Ajeng. Bahkan jika bisa memilih. Ia ingin memutar waktu di saat momen Sultan melamarnya, dan saat itu ia tidak akan menerimanya. Karena sejujurnya ia tidak akan merasakan sakit dan tersiksa dengan perasaannya sendiri. Walaupun ia berusaha keras untuk mengerti Sultan, tapi tetap saja ia tidak mengerti dengan sikap suaminya itu. Dan tidak akan pernah bisa mengerti. Jika memang Sultan mencintainya. Kenapa dia mengabaikannya? Kenapa dia tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya sedikit pun? Kenapa dia membiarkan wanita yang di cintainya selalu menangis? Menangis karena dirinya. Kenapa? Benarkah itu yang di namakan jatuh cinta pada pandangan pertama? TBC.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD