3. That's Him

2275 Words
"Cinta tidak terlihat dengan mata, tetapi dengan hati." – William Shakespeare ============ Malam yang ditunggu pun akhirnya segera tiba. Sudah seharian ini Alisha benar-benar disibukkan dengan berbagai macam keinginan dari Jessica. Mulai dari pergi ke mall untuk berbelanja dress, sepatu, tas, dan lainnya. Sampai akhirnya keduanya pun pergi ke salon untuk mempercantik diri mereka, dan bagi Alisha hari ini sungguh hari yang melelahkan. Namun semuanya itu terbayarkan dengan penampilan mereka berdua yang sungguh cantik dan berbeda dari biasanya. Keduanya tampak luar biasa bagi siapa pun yang memandangnya. Malam ini Alisha mengenakan mini dress berwarna hitam dengan rambut dibiarkan terurai kesamping. Sedangkan Jessica mengenakan dress berwarna merah menyala yang tampak padu dengan rambut pirangnya. "Wow ternyata kamu cantik banget kalo sudah dandan kayak gini Al." puji Jessica saat melihat penampilan sahabatnya itu. Mendengar pujian itu, membuat Alisha merasa malu dan seketika raut wajahnya menjadi merah bak kepiting rebus, "Apaan sih kamu Jess, kamu juga cantik banget kok." puji Alisha yang juga tidak bohong akan hal itu. Kini mereka berdua sampai juga dihotel yang menjadi tempat berlangsungnya pesta perayaan itu.  Terlihat banyak sekali mobil-mobil mewah berjajaran yang merupakan tamu-tamu yang khusus diundang untuk menghadiri acara tersebut. Para tamu bukanlah orang sembarangan, tampak diantaranya ada dari kalangan politikus, pengusaha, tokoh publik bahkan juga artis yang turut menghadiri pesta tersebut. "Ayo Al." ajak Jessica sambil menggandeng tangan sahabatnya itu. Saat ingin memasuki aula pesta itu, mereka dicegat oleh penjaga yang bertugas untuk mengecek para undangan, "Maaf nona, bisa saya lihat kartu undangannya?." tanya penjaga itu. "Kami tidak punya undangannya, kami tamu khusus pak. Saya kenal kok sama yang punya acara ini." jawab Jessica dengan yakin. "Maaf nona, sesuai peraturan kalau tidak ada undangannya, kalian tidak boleh masuk." ucap penjaga itu lagi. "Bapak ini bagaimana sih, kan saya sudah bilang tadi, saya kenal banget sama yang punya acara ini. Saya cucunya kakek Kim. Aduh cari gara-gara juga nih orang, saya laporin tahu rasa nanti." kesal Jessica yang sudah mulai tampak emosi. "Tapi nona, kami hanya menjalankan." belum selesai penjaga itu melanjutkan perkataannya, terdengar suara bariton seorang pria menyapa Jessica dari kejauhan. "Jessi." sapanya. Tampak seorang pria tampan berpostur tinggi berjalan mendekati Jessica dan Alisha. Pria itu mengenakan jas berwarna hitam dengan kemeja dan celana berwarna senada. Mendengar suara panggilan itu Jessica tersenyum sumringah dan mengajak Alisha untuk mengikutinya. "Kak Marcel." Jessica menghampiri pria tinggi itu dan langsung memeluknya dengan erat, keduanya sangat akrab fikir Alisha. "Loh kenapa belum masuk sih?." tanya pria bernama Marcel itu "Ini nih, penjaganya bikin kesal banget kak." manyun Jessica sambil menunjuk kearah penjaga yang tadi melarang mereka untuk masuk, sekarang tampak ia menundukkan wajahnya.  "Ayo masuk bareng kakak." ajaknya mengajak Jessica dan juga Alisha masuk sambil menatap sinis kearah penjaga tersebut. Suasana didalam ballroom hotel sangat luar bisa megahnya, pantas saja jika penjaga tadi begitu ketat memeriksa para tamu yang hadir. Suasana pesta itu begitu mewah didalamnya ada mini bar, dan juga live music. Tamu-tamunya yang hadir juga mengenakan pakaian yang sangat luar biasa bagusnya dan pastinya mahalnya menurut pikiran Alisha. Datang ke acara seperti ini adalah pengalaman pertama baginya. Selama ini ia tinggal dikota kecil berdua bersama papanya. Walaupun kehidupan mereka termasuk berada, namun papanya menerapkan pola hidup yang sederhana pada Alisha. Jangankan untuk datang ke pesta seperti ini, Alisha tidak pernah benar-benar jauh dari papanya. Saat perjalanan setahun yang lalu, sebenarnya papanya tidak memberikan izin, tapi Alisha berusaha meyakinkan papanya, hingga papanya akhirnya mengatakan iya akan keinginannya. Sedangkan kalau bicara soal mamanya, papanya enggan untuk bercerita. Yang ia tahu papa mamanya sudah bercerai ketika Alisha dan saudaranya masih kecil. Setelah itu tidak pernah ada kabar berita tentang keberadaan mamanya dan juga saudaranya.  "Al kenapa bengong?." tanya Jessica memperhatikan tingkah sahabatnya. "Tidak apa-apa kok." Alisha tersenyum. "Oh ya kak kenalin ini sahabatnya Jessi, namanya Alisha Son, ia baru dikota ini." Jessica mengenalkan Alisha pada kak Marcel. "Hai, saya Marcel." senyumnya sambil mengulurkan tangannya berkenalan. "Alisha." senyum Alisha memperkenalkan dirinya. Kini mereka bertiga mulai mengobrol sejenak, sesekali Jessica dan pria bernama Marcel itu tertawa dan Alisha pun terkadang tersenyum karena mendengar cerita keduanya saat masa kecil dulu. Ternyata Marcel ini adalah kakak kandungnya Stefan. Pantas saja wajahnya terlihat mirip, dan tentunya sama sama tampan. Hanya saja Marcel lebih banyak bicara dan agak humoris dibandingkan dengan Stefan yang terkenal pendiam dan jarang bicara. Saat mereka bertiga sedang asyik mengobrol, terlihat sesekali Marcel memperhatikan seorang wanita yang kelihatannya adalah salah satu pelayan diacara pesta itu. Pandangan matanya tidak bisa lepas dari wanita muda itu. Jessica dan Alisha pun jadi ikut menoleh kearah pelayan tersebut dan jadi penasaran akan sosoknya. "Siapa kak, teman kakak?." Jessica bertanya karena penasaran. "Bukan siapa-siapa kok." jawab Marcel kemudian mengalihkan pandangannya dari wanita itu.  Tapi dari pandangannya tadi Alisha yakin wanita itu adalah seseorang yang penting bagi kak Marcel. Kata orang tatapan mata tidak bisa berbohong, walaupun bibir mengatakan hal yang sebaliknya.  "Oh ya Alisha, Jessi, kakak mau menghampiri kakek dulu, sekalian menyapa tamu tamu undangan yang lainnya. Kakak sampai lupa menyapa kakek dan memberikan ucapan selamat nih." ucap Marcel tersenyum karena menyadari kesalahannya. "Iya kak." jawab Jessica dan Alisha bersamaan, dan tak lama setelahnya Marcel pun berlalu meninggalkan keduanya. "Kak Stefan dimana sih, kok dari tadi gak kelihatan." Jessica sejak tadi memang mencari keberadaannya. Dari kejauhan Alisha seperti melihat sesosok pria yang tampak seperti kak Stefan, "Jess, sepertinya itu kak Stefan." tunjuk Alisha. "Mana Al, mana?." antusias Jessica yang kemudian melihat seorang pria membelakangi mereka sedang berjalan menuju ketempat para pelayan.  "Ehm, kayaknya bukan deh, masa sih kak Stefan ke tempat pelayan itu, memangnya mau ngapain coba." ucap Jessica. "Mungkin aku salah lihat." ucap Alisha yang merasa apa dikatakan Jessica ada benarnya juga. "Oh ya Al, yuk aku kenalin sama kakek Kim, siapa tahu disana ada kak Stefan suamiku." tanpa menunggu persetujuan Jessica dengan semangatnya langsung menarik tangan Alisha. "Kakek Kim." sapa Jessica. "Jessica, cucu kakek." seorang pria tua kira-kira berumur 70-an memeluk Jessica. "Papa, mama kamu kok tidak datang sayang." tanya kakek Kim. "Basalah kek, papa mama lagi di luar negeri." jawab Jessica. Tak lama kakek Kim melihat kearah Alisha, "Ini siapa gadis cantik bersamamu nak Jessica." tanya kakek Kim. "Kenalin kek ini sahabat Jessica." Jessica kembali mengenalkan Alisha. Untuk kali keduanya, Alisha kembali memperkenalkan dirinya. Namun mereka tidak bisa lama lama mengobrol bersama kakek Kim, dikarenakan beliau sibuk dengan para undangannya. Jadi setelahnya Jessica dan Alisha pun pergi sambil mencari minuman dan makanan ringan ditempat itu. Sebenarnya Jessica masih sibuk mencari kak Stefan-nya, yang dari tadi memang belum kelihatan batang hidungnya.  "Jess, aku mau ke toilet sebentar." ucap Alisha pelan. "Ah iya, mau aku temanin gak nih?." tawar Jessica. "Tidak, tidak usah, tenang saja aku gak bakalan kesasar kok." canda Alisha. "Kamu fokus cari kak Stefan saja." ucap Alisha lagi. "Ya sudah, kamu hati hati ya. Kalau kamu ada apa-apa, hubungi aku ya." khawatir Jessica. "Iya nona Kim cantik." senyum Alisha yang setelahnya berjalan kearah toilet ballroom hotel tersebut. Baru saja Alisha ingin melangkahkan kakinya ke toilet tersebut, tampak sepasang pria dan wanita berdiri berhadapan didepan pintu toilet wanita. Sepertinya keduanya sedang terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius. Hal tersebut membuat Alisha mengurungkan niatnya untuk mendekat. "Sudah berkali-kali aku katakan pernikahan ini cuma diatas kertas. Aku tidak akan pernah mencintaimu, yang ada aku malah membencimu." wajah wanita itu tampak memerah karena amarahnya. "Kenapa sih kamu masih mengharapkannya?. Apa bagusnya dia dibandingkan aku hah?. Aku punya segalanya." pria itu kini memandang tajam wanita yang didepannya dan memegang pergelangan tangan wanita itu dengan kasar. "Lepaskan aku b******k, kamu menyakitiku." wanita itu mencoba melepaskan genggaman dari pria tersebut. "Sudah aku katakan berkali-kali, aku tidak pernah mencintaimu, aku bahkan tidak sudi disentuh olehmu. Sampai kapanpun aku akan tetap mencintainya. Sampai kapanpun, kamu ingat itu." ucap wanita itu agak meninggikan suaranya. Terlihat jelas raut kesedihan diwajah sang pria itu. Perkataan wanita berparas cantik itu begitu menyakitinya. Sambil menatap kepergian sang wanita, ia pun berkata sejenak, "Kenapa, kenapa kau sangat membenciku?. Padahal aku sangat mencintaimu." lirih pria itu. Tak ingin terlalu lama melihat dan juga mendengar pembicaraan dua orang asing tersebut, Alisha pun jadi mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet. Tapi naas baginya, tiba-tiba saja tanpa sengaja ia menabrak tong sampah yang terletak tak jauh dari tempat persembunyiannya. "Pranggg." Suara keras itu membuat kedua orang tersebut menoleh kearah Alisha yang rupanya telah mendengar pembicaraan keduanya. Karena sudah ketahuan, Alisha pun menebalkan mukanya dan berjalan menuju ke toilet. Saat berpapasan dengan wanita yang bersama pria tadi, Alisha menundukkan kepalanya karena malu dan mengutuki kecerobahannya.  "Apapun yang kamu dengar tadi aku harap kamu tidak membocorkannya dengan siapapun." ucap wanita itu pelan, ia sempat berhenti sejenak untuk bicara, kemudian berlalu meninggalkan Alisha yang masih mencoba mencerna ucapannya. Sambil terus menundukkan wajahnya Alisha berjalan melewati pria itu yang masih saja berdiri didepan toilet dan tak kunjung juga beranjak dari sana. Setelah beberapa menit, Alisha bergegas untuk kembali ke aula pesta. Namun alangkah kagetnya Alisha saat mendapati pria tadi masih saja berdiri ditempatnya dan kini menatapnya.  Pria itu mendekatinya, "Maaf tuan, saya tidak akan memberitahukan percakapan tuan dan wanita tadi, saya berjanji tuan." ucap Alisha yang kini ketakutan. "Kenapa kamu jadi ketakutan seperti itu?. Aku tidak akan mengigitmu. Santai saja, sepertinya aku percaya, kamu tidak akan mengatakannya kok. Tunggu sebentar, ngomong-ngomong siapa kamu, rasanya aku baru pertama kali melihatmu disini?." pria itu mendekatkan wajahnya untuk mengamati Alisha lebih dekat. "S-saya Alisha, temannya Jessica tuan." ucap Alisha masih bergetar dalam ucapannya. "Oh, teman istrinya Stefan." mata Alisha membesar mendengar perkataan pria itu "istri kak Stefan". "Kalau begitu kenalkan, Nikolas Kim. Cucu kakek Kim yang punya acara ini. Sepupu dari suaminya temanmu itu, si Jessica." kini pria itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya hendak berkenalan dengan Alisha. **** Sementara itu Jessica kini mulai mengkhawatirkan sahabatnya yang tak kunjung kembali dari toilet sejak tadi, dan ia berniat untuk menyusulnya. Namun ternyata Alisha tampak mengobrol dengan seorang pria, yang tak lain adalah kak Niko, sepupunya kak Marcel dan kak Stefan. "Hai kak, udah kenalan sama sahabatku ya." Jessica menghampiri mereka. "Oh istri Stefan datang, panjang umur kamu Jess, baru saja di omongin." senyum Niko. "Ish kak Niko nih apaan sih." tampak kemerahan pipi Jessica karena perkataan Nikolas tadi. "Al ayo acaranya sudah mau mulai nih, ayo kak kita masuk kedalam." ajak Jessica yang diiyakan oleh keduanya.  Mereka bertiga akhirnya masuk lagi ke aula tempat pestanya digelar. Hari sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. Acara utama akhirnya dimulai yaitu pemotongan kue perayaan ulangtahun ke-50 perusahaan kakek Kim. Iringan lagu yang dibawakan artis ternama itu kian menambah meriah acara pesta tersebut. Setelah selesai lagu dikumandangkan, Kakek Kim naik keatas panggung utama, sepertinya ada hal yang ingin disampaikan beliau pada para tamu undangan. "Terima kasih untuk undangan yang telah hadir diacara ini. Seperti yang kalian tahu, perusahaan K-Group telah berdiri selama 50 tahun dan masih kokoh hingga saat ini." ucap kakek Kim bangga yang selaras diiringi tepuk tangan para tamu undangan. "Sebagai pemilik utama dari K-Group, besar harapan saya agar kedepannya perusahaan ini bisa lebih maju dan berkembang lebih pesat lagi. Karena itu malam ini saya disini akan mengumumkan penunjukkan calon penerus saya, selaku pemilik dari K-Group." Semua tamu yang hadir jadi berspekulasi siapakah orang yang akan menjadi penerus K-Group. semua yang hadir tahu jika kakek Kim memiliki dua orang putra dan satu orang putri. Salah satu putranya menjabat sebagai direktur disalah satu anak perusahaan K-Group. Tapi menurut isu yang berkembang kakek Kim sering tidak sepaham untuk urusan perusahaan dengan putra sulungnya tersebut. Putra kedua kakek Kim menurut kabar sebenarnya lebih cerdas dan kompeten daripada kakaknya. Tapi karena suatu hal, ia hidup menjauh dan memilih bekerja menjadi dosen di salah satu universitas swasta. Menurut kabar ia sudah tidak mau lagi ikut campur dalam urusan perusahaan kakek Kim. Dan yang terakhir, putri bungsu kakek Kim, yang merupakan mama dari Marcel dan Stefan. Selama ini ia juga tidak ikut andil dalam urusan perusahaan. Ia lebih fokus dengan pekerjaannya sebagai dokter diklinik kecantikan miliknya. Namun kakek Kim memiliki beberapa cucu laki-laki yang kelihatannya akan bersaing untuk merebutkan posisi penting itu. "Menjadi penerus K Group bukan hanya harus kompeten, tetapi jiwa leadership-nya juga harus diperhatikan. Oleh karena itu saya akan mengumumkan calon yang akan bersaing untuk posisi ini. Saya akan memberikan waktu selama enam bulan untuk mereka menunjukkan kinerja terbaiknya. Yang terbaiklah yang akan menjadi penerus K-Group. Ada dua calon yang akan bersaing memperebutkan posisi ini. Calon pertama adalah cucu saya yaitu Nikolas Kim."  Semua orang pun kini bertepuk menyambut keputusan kakek Kim. Tak terkecuali Jessica dan Alisha, yang kini memberikan selamat kepadanya. "Kak Niko selamat ya." ucap Jessica dan Alisha berbarengan. "Iya terima kasih ya." bahagianya. Setelahnya Nikolas berjalan kearah panggung utama dan kemudian ia tersenyum sesaat ke wanita yang dilihat Alisha didepan pintu toilet tadi. "Jess, wanita itu siapanya kak Niko." tanya Alisha penasaran. "Oh itu, dia istrinya kak Niko, namanya Keira Joo. Cantik banget ya. Aku benar-benar iri dengan pasangan suami istri itu." ucap Jessica. Jawaban dari Jessica itu tentu membuat Alisha kaget, jadi kak Niko dsn wanita itu pasangan suami istri. Pantas tadi wanita itu menyebut tentang  pernikahan yang sebenarnya agak samar didengar oleh Alisha. "Oh ya, untuk calon kedua yang akan bersaing untuk memperebutkan posisi penting ini." ucao kakek Kim lagi. "Dia juga salah satu cucuku. Selama satu tahun ini saya sudah melihat kinerjanya. Oh itu dia ternyata sudah datang." ucap kakek Kim yang sontak membuat para tamu menoleh kearah pria muda yang baru saja datang itu. "Jonathan Kim." kakek Kim menyebutkan namanya. Para tamu kembali memberikan tepuk tangan meriah untuk kandidat kedua yang diberitahukan kakak Kim. Namun diantara suara sorak dan tepuk tangan tersebut, tampak seorang gadis muda cukup terkejut begitu melihat sosok pria muda yang barusan datang dipesta tersebut. "Bukankah itu pria itu, adalah penyelamatku." kaget Alisha. *****  To be continue... ^^

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD