Pertemuan

1449 Words
SATU TAHUN SEBELUMNYA. "Lima menit lagi!" Pemuda bernama Conrad berlari dengan kencang dari parkiran mobil menuju ke arah ruangan kampusnya. Dia menaiki tangga secepat kilat, memburu waktu karena sebentar lagi dosen yang mengajar ilmu penyakit dalam akan segera tiba di kelas.  Tanpa memperhatikan sekitarnya, pemuda itu terus berlari hingga tanpa sadar telah menabrak seorang gadis. Gadis itu terpelanting jatuh ke belakang  sementara Conrad dengan tubuh gagahnya hanya terhunyung beberapa langkah.  Buku-buku yang dibawa gadis itu berantakan. Conrad terpaksa membantunya mengambil buku-buku tersebut, meskipun dia sangat terburu-buru. Sementara gadis yang dia tabrak tampak kebingungan mencari sesuatu di lantai, tangannya menggapai ke sana ke mari tak menentu.  Conrad menoleh  ke sekeliling area, mencari tahu benda yang dicari gadis itu hingga dilihatnya kacamata hitam yang berada di pojokan. Segera dipungutnya kacamata itu  dan memberikan kepada gadis itu.  "Apa ini yang kau cari? Maafkan aku, tapi aku tergesa-gesa karena ada mata kuliah penting. Jika kamu mengalami kerugian kau bisa mencariku. Namaku Conrad." ujarnya dengan cepat tanpa memberi kesempatan berbicara pada gadis yang belum sempat mengenakan kacamatanya itu.  Gadis itu tampak kebingungan dengan perkataan Conrad. Dia masih kesal memandang kacamatanya yang sedikit tergores. Saat kacamata sudah bertengger di wajahnya dia hanya bisa  melihat punggung Conrad dari kejauhan.  Conrad yang memasuki ruang kelas dengan tenang, saat pelajaran sudah di mulai. Dosen pengajar tidak mempermasalahkan keterlambatan Conrad yang hanya beberapa menit saja. Tetapi berbeda dengan setiap gadis di sana, mata mereka menunjukan rasa penasaran.  Saat mata kuliah sudah selesai para gadis segera mengerubungi Conrad.  "Ada apa? " tanyanya bingung menatap wajah mereka yang serius.  "Kenapa kau terlambat datang? " tanya salah seorang dari mereka.  "Aku harus mengantar adik-adikku sekolah dulu."  "Oh ya, memang tidak ada supir?" sanggah yang lain tak percaya.  "Kau sudah punya pacar ya?" Gadis dengan kemeja warna Pink bertanya dengan memainkan rambutnya.  "Eh?" Conrad menjadi heran dengan todongan pertanyaan mereka.  "Katakan pada kami, siapa pacarmu!"  "Aku tidak punya pacar." sahut Conrad tegas, dia sudah lelah dengan sikap mereka yang sok menguasai dirinya.  "Bohong!" seru mereka serempak.  Conrad mengangkat bahunya. Apa urusan mereka dia punya pacar atau tidak.  "Lihat ini ada noda lipstik di kemejamu. " seorang dari mereka menunjukan noda lipstik yang masih membentuk bibir di kemeja Conrad.  Conrad melihat noda tersebut dan dia baru teringat, jika noda itu pasti disebabkan gadis yang bertabrakan dengan dirinya.  "Ah, ini ... Aku tadi bertabrakan dengan seorang gadis di hall." Conrad tersenyum tipis.  "Siapa gadis genit yang dengan sengaja menabrakmu?" Gadis dengan kemeja putih yang memamerkan pusarnya tampak berang. "Mana aku tahu. Sudah aku tidak mempermasalahkannya. Lagi pula ini salahku yang terburu-buru masuk ke kelas. Sekarang aku ada perlu di ruang perpustakaan. Tolong beri aku jalan." ujar Conrad dengan sopan.  Gadis-gadis itu mulai menyebar, memberi jalan untuk Conrad. Sepeninggal Conrad mereka masih saling berbisik, penasaran dengan gadis yang meninggalkan noda lipstik di kemeja Conrad. "Ah, sudahlah. Dia memang tampan dan tajir, tapi terlalu dingin dengan wanita. Susah mengajaknya berenang-senang kecuali kau kutu buku." Gadis dengan kemeja warna merah muda membubarkan kerumunan. Sementara itu Conrad dengan kesal kembali menuju ruang perpustakaan untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya  dan mulai mencari buku yang disarankan oleh profesor Franciscus. Saat hendak mengembalikan buku tersebut Conrad baru tersadar. Jika tanda keanggotaan yang biasa dia letakan di kantong kemeja telah hilang. Pemuda itu membongkar isi tas dan meraba di saku celananya, tapi tidak juga dia temukan. "Maafkan saya. Bisakah Anda membuatkan tanda keanggotaan yang baru? Kartu saya tampaknya telah hilang." ujar Conrad dengan sopan pada petugas wanita di perpustakaan. "Oke. Isi kembali daftar formulir ini dan silahkan masuk ke dalam untuk foto." Petugas tersebut dengan ramah menyodorkan sebuah lembar formulir yang harus Conrad isi. Conrad mengisi formulir tersebut dengan data diri dan nomor teleponnya. Setelah selesai dia menyerahkan formulir  kepada petugas. Disaat dia baru saja menyerahkan formulir, seorang mahasiswi tiba-tiba merebut lembaran tersebut  dan memfoto data diri Conrad. Gadis itu menoleh pada Conrad yang menatapnya heran. Dia tersenyum sambil mengulurkan tangan."Hai aku Jasmine." Conrad mengacuhkan gadis bernama Jasmine tersebut, dia mengambil ponselnya yang bergetar sedari tadi. Sebuah nomor yang tak dia kenal berulang kali mengirimkan pesan. Conrad merasa enggan untuk membuka pesan tersebut karena seringkali nomor yang tak dia kenal menghubungi hanya untuk mengajaknya berkencan. Tanpa sengaja Conrad melihat noda lipstik yang masih melekat di kemeja yang dia kenakan. Pemuda itu kemudian meletakan buku-bukunya terbuka di atas meja dan pergi ke toilet untuk membersihkan noda lipstik.  Urusan bisa panjang jika mommy dan adik-adik di rumah melihat noda tersebut. Tapi ternyata sangat sulit untuk menghilangkan noda merah muda tersebut hingga membuatnya menyerah.  Conrad kembali ke dalam perpustakaan dan dia melihat seorang wanita cantik sudah duduk semeja dengan dirinya. Gadis itu tersenyum melihat kedatangan Conrad dengan menunjukan satu botol minuman powerade ( sejenis pocari sweat ) yang diletakkan di meja Conrad. "Haiii ..." bisiknya dengan senyuman ceria. Conrad hanya tersenyum tipis memandang gadis itu. Wajah yang cantik terawat sorot mata yang ceria namun sikapnya terkesan manja. "Masih ingat aku kan? Jasmine." Kembali dengan percaya diri dia memperkenalkan diri. "Hemm." Conrad hanya bergumam. Pemuda tampan itu kembali melanjutkan kegiatan membacanya. Dia mulai meletakan headphone di telinga dan berkonsentrasi, mengacuhkan wanita cantik yang masih memandangi dirinya. Jasmine dengan malas membuka buku yang ada di hadapannya. Dia bukanlah mahasiswi kedokteran. Jasmine sesungguhnya berasal dari jurusan Management.  Dia berada di fakultas kedokteran hanya karena mencari kakaknya, tetapi tanpa sengaja bertemu dengan Conrad. Saat itu Jasmine menyadari banyak sekali tatapan mata para gadis yang tertuju pada Conrad. Dan sifat penasarannya mulai muncul. Jasmin menatap ke arah Conrad yang memiliki tubuh tinggi gagah dengan wajah tampan tetapi sikap dingin. Pemuda itu bahkan tidak menghiraukan keberadaannya apalagi kecantikannya. Jasmine adalah salah satu wanita tercantik dan terkenal di fakultas Ekonomi. Tok. Tok. Tok. Tok. Tok Jasmine mengetuk meja di depan Conrad, mencari perhatian pemuda itu. Tapi Conrad tidak juga menghiraukannya. Karena kesal, Jasmine berdiri kemudian melepaskan headset dari telinga Conrad. Tindakan Jasmine berhasil membuat pemuda tampan itu menatap ke arahnya. Pandangan mata Conrad tajam terarah pada Jasmine yang dibalas dengan sinar mata manja. "Apa kamu Gay?" tanya Jasmine langsung. Conrad menatap heran ke arah jasmine. Apa maksud gadis ini dengan bertanya seperti itu. Conrad mengamati jakun Jasmine. Gadis ini wanita tulen bukan transgender. Lalu apa urusannya dia menanyakan apakah Conrad gay atau bukan. Apapun jawaban Conrad, apa hubungan dengan wanita yang sekarang berdiri di hadapannya. Conrad tidak menjawab. Dia merebut kembali headset dari tangan Jasmine dan memakainya. Sentuhan kulit tangan mereka hanya sekilas, tapi sanggup membuat Jasmine merasakan kehangatannya. Apalagi sikap Conrad yang acuh membuatnya semakin penasaran. Baru pertama kali ada pemuda yang mengacuhkan dirinya. Jasmine kembali berdiri, mencondongkan tubuhnya melewati meja dan melepaskan headset Conrad. Gadis ini  mendekatkan wajahnya pada Conrad yang kali ini benar-benar kesal dengan sikapnya. "Apa maumu, Nona?"  "Jasmine. Namaku Jasmine. Masa sudah lupa?"  "Baiklah Jasmine. Tolong katakan keperluanmu setelah itu jangan ganggu aku." "Aku 'kan tadi tanya, kau ini bukan gay 'kan?"  Jasmine mengulangi pertanyaannya. "Apa urusanmu aku gay atau bukan?" ujar Conrad dalam hati. "Iya aku Gay!" sahut Conrad singkat.  Tangan Conrad hendak meraih headset miliknya yang dipegang oleh Jasmine, tetapi gadis itu dengan sengaja malah menjauhkannya, membuat tangan Conrad mengambang di udara. "Masa sih kau Gay?" ujar Jasmine heran tidak percaya dengan jawaban Conrad. "Iya aku gay! Kembalikan headsetku." Conrad berdiri hendak meraih headsetnya kembali. "Kamu pasti bohong kan? Katakan padaku bahwa kau bukan Gay." Suara Jasmine meninggi, membuat semua orang yang ada di perpustakaan menoleh ke arah mereka. Conrad tentu saja merasa tidak nyaman dengan kejadian ini, dia segera membenahi buku-buku di meja. Mencabut colokan headset pada ipod, kemudian membiarkan Jasmine memegang headset tersebut. Conrad berlalu meninggalkan Jasmine yang semakin shock dengan sikapnya. Jasmine memandang headset di tangannya, seraya bergumam, "Awas ya, aku tidak akan melepaskanmu." Conrad menuruni tangga perpustakaan dengan cepat ingin segera meninggalkan Jasmine.  Ketika menuruni tangga perpustakaan, Conrad berpapasan dengan seorang wanita yang berkacamata. Dia menoleh ke belakang dan hendak memanggil, tetapi Conrad mengurungkan niatannya, karena saat yang bersamaan Jasmine sudah keluar dari perpustakaan dan bertieriak memanggil namanya. "Conrad!!!! Tunggu!" Sontak saja Conrad mempercepat langkah kakinya. Dia sudah malas berurusan dengan wanita aneh yang  mengganggu konsentrasi belajarnya hari ini. Lebih baik Conrad segera pulang kerumah. Jasmine yang melihat Conrad semakin menjauh, menjadi semakin kesal. Dia menghentakan kaki. Jasmine kemudian mempercepat langkahnya dan tanpa sadar menyenggol gadis berkacamata tadi. Gadis itu tampak sedikit oleng, tapi bisa menguasai diri segera. "Lihat-lihat dong kalau jalan!" bentak Jasmine kesal. Gadis cantik nan manja itu kembali berlari mengejar Conrad. Namun sayang, dia tidak berhasil menemukan sosok pemuda itu. Jasmine berdiri tegak di area parkir mengawasi, jika ada sosok Conrad yang akan memasuki mobil. Tapi gadis itu tidak menyadari jika mobil Conrad sudah bergerak melewati dirinya. Conrad mengenakan topi untuk menutupi wajah tampannya. "Ihhhh. Kau semakin membuatku penasaran. Awas ya kamu, besok aku akan cari dirimu sampai dapat!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD