Alleta menggeliat dalam tidurnya. Gadis itu membuka mata saat cahaya matahari memaksa masuk dari celah korden kamarnya. Mata Alleta mengerjap berulang kali guna menyesuaikan dengan cahaya. Gadis itu terdiam beberapa saat, dia merasakan berat di area perut. Alleta menundukkan kepalanya, mata gadis membulat sempurna saat sebuah tangan besar memeluk perutnya dengan erat. Alleta bahkan bisa melihat bulu halus yang memenuhi tangan Abi samar-samar. Kepala Alleta menoleh ke samping, dia menatap Abi yang masih tertidur pulas dengan kepala laki-laki itu berada pada bahunya. Alleta menatap lamat wajah tampan dengan rahang tegas milik sang suami. Seingat Alleta, kemarin dia tertidur di dalam mobil. Pagi ini, saat dirinya bangun dia justru berada di dalam kamar dan dekapan milik Abi. "Apa mungkin

