Alleta meringkuk di atas tempat tidur, tangan gadis itu mencengkram erat perutnya dengan mata terpejam dan bibir yang dia gigit. Sebuah ringisan berulang kali lolos dari mulut gadis itu diikuti dengan umpatan. Alleta mendesah panjang sembari memukul perut bawahnya yang terasa nyeri itu. Dia yakin malam ini dia tidak akan bisa tertidur karena rasa sakit yang dia rasakan. Alleta membuka perlahan matanya, hal pertama yang dia lihat adalah jam dinding yang menunjukkan pukul 22.00 WIB. Alleta mengembuskan napas perlahan mengingat sore tadi Abi mengabari untuk tidak menunggu laki-laki itu pulang karena Abi akan pulang pulang terlambat malam ini. "Duh ... sakit, sialan!" ringis Alleta semakin erat mencengkram perutnya, gadis itu juga menekan perutnya berulang kali. "Gini banget jadi cewek," g

