Bab. 9

1374 Words
Fazella menggigit bibirnya saat mobil yang dikendarai oleh Ariana mulai memasuki pekarangan rumah Viana. Jujur saja jika tahu mereka akan mampir kesini, Fazella memilih untuk tidak ikut menjemput sang sepupu kesayangannya. Namun mau bagaimana lagi, ia hanya bisa menekan gejolak didadanya saat ia ikut berjalan masuk kerumah keluarga Setyo Anam itu. “Assalamualaikum,” ucap Ariana. “Waalaikumsalam, loh Mama? Mau kemana?” tanya Ayesha. “Mau jemput Masmu lah. Kamu lupa, kalau Masmu hari ini pulang?” “Oh iya aku lupa. Ikut ya, Ma?” “Boleh, tuh Zella juga ikut,” ucap Ariana seraya menoleh kearah Fazella yang ada dibelakangnya. Sementara Fazella tengah asyik memainkan ponselnya tanpa mempedulikan dua orang yang ada di depannya. “Zel?” Namun tak ada sahutan saat Ayesha memanggil Fazella. “Fazella Nurani Huda!” “Ah, iya, ada apa?” Ayesha memutar bola matanya melihat tingkah Fazella. “Dasar bocah,” cibir Ayesha. “Mama, mana Mbak?” tanya Fazella saat sadar Ariana sudah tidak terlihat. “Minggat,” ucap Ayesha. “Ish. Mbak Ayes mah suka gitu.” “Noh, Mama didapur ngambil kue,” ucap Ayesha. “Mbak Ayes hari ini gak kemana-mana?” tanya Fazella. “Mau ikut kalian ke bandara. Aku kangen sama sepupuku itu, hampir dua tahun tuh orang gak pulang,” ucap Ayesha. “Isshh! Mbak Ayes nanti gak boleh memonopoli Mas Fayez,” ucap Zella seraya cemberut. “Widih, dia sepupu aku juga Zel. Jangan maruk deh,” ucap Ayesha. “Waah, adik kecilku yang imut dan cantik. Pagi-pagi sudah ada disini dengan begitu cantiknya. Kangen ya sama Mas Azlan yang ganteng ini,” ucap Azlan yang tiba-tiba saja merangkul Fazella. “Idih, sok PD banget, siapa juga yang kangen situ,” ucap Fazella. “Kalau sama balok es itu, kangen gak?” tanya Azlan seraya menunjuk Adnan yang tengah menuruni tangga. Beruntungnya pertanyaan itu bisa dihindari oleh Fazella karena ponselnya tiba-tiba berdering dan menampilkan nama Camila Ratu. “Aku angkat telepon dulu, Mas.” Alasan yang sangat tepat bagi Fazella. Sebelum kejadian kemarin, Fazella tidak akan mempedulikan telepon dari siapa pun saat ia tengah berada diantara si kembar. Ia tak ingin momen kedekatannya dengan si kembar terlewatkan meskipun sebenarnya hampir setiap hari mereka bertemu. Namun setelah kejadian kemarin, Fazella mencoba menjaga jarak dari mereka kecuali Ayesha. Bisa kacau hati dan jantungnya jika terus menerus dekat dengan mereka. “Sepertinya aku mendengar suara Mama?” tanya Adnan setelah sampai di dekat kedua saudara kembarnya. “Tuh di belakang sama Ummi. Kalau Fazella dia diluar sedang menelepon seseorang,” ucap Ayesha. “Zella?” beo Adnan. “Iya, kayaknya dia menelepon pacarnya, mungkin,” ucap Azlan seraya mengedikkan bahunya. “Lambemu Az, kalau ngomong ya. Zella mana berani pacaran, bisa di gantung di tugu pahlawan sama Ayah,” ucap Ayesha. “Ya sapa tahu dia sembunyi-sembunyi,” ucap Azlan. “Kamu pikir Zella gadis kayak gitu apa? Tak bengkolang ndiasmu ngko,” ucap Ayesha geram. “Ayes! Tuh lambe luwes banget ya kalau ngoceh?” ucap Viana dengan nada tidak suka dengan ucapan Ayesha. “Maaf Mi. Azlan nyebelin,” ucap Ayesha. “Sudah-sudah. Ayo berangkat nanti gak keburu kita,” ucap Ariana. “Kita yang nungguin Mama loh ini,” ucap Ayesha. “Kamu ikut Mama Sha?” tanya Adnan. “Iya dong,” jawab Ayesha. “Assalamualaikum.” ucap Ayesha dan Ariana serempak. Adnan menatap nyalang saat kedua wanita itu menghampiri Fazella, sejenak Fazella menoleh dan berpamitan pada sang Ummi dengan senyuman yang paling manis. Namun sayang senyuman itu tidak ditujukan untuknya. Adnan merasakan jika gadisnya itu mulai menjaga jarak dengannya. Lagi-lagi ia kembali menjadi pecundang yang sembunyi dibalik egonya. “Kamu sudah meminta maaf pada Zella, Ad?” tanya Viana yang melihat anaknya menatap kepergian Fazella. “Hah? Ah itu Ummi –“ “Abi sama Ummi tidak pernah mengajarimu menjadi seorang pengecut, Nak. Cobalah untuk berani meminta maaf,” ucap Viana seraya menepuk pundak putra bungsunya itu. “Jangan sampai menyesal Nan. Jika Ummi tahu yang sebenarnya, boooommm! Kelar hidupmu,” ucap Azlan saat Viana sudah pergi kedapur. “Aku tidak mau menyakiti dia lagi Az. Biarkan aku tenggelam dalam perasaan ini, tolong jangan desak aku. Beri aku waktu untuk memberanikan diri menghadapkan wajah didepan Zella,” ucap Adnan. “Waktu yang kamu maksud kapan? Saat nanti Zella jatuh kepelukan pria lain? Sekali saja perjuangkan apa yang kamu inginkan, Nan. Jangan memikirkan soal keluarga, toh kita dan keluarga Fazella tidak ada hubungan darah,” ucap Azlan. “Keluarga kita sudah melebihi hubungan darah Az. Kamu tidak berpikir apa jadinya jika aku mengungkapkan perasaan pada dia? Iya kalau diterima, kalau gak? Renggang hubungan antara orang tua kita dan Ayah. Apalagi Ummi pernah berkata jika hubungan antara kita tidak boleh renggang,” ucap Adnan. Azlan menghela napasnya mendengar ucapan adiknya itu. Ia memang gampang mengatakan semua itu, sedangkan Adnan, sangat sulit bagi adiknya itu memendam semua perasaannya pada Fazella. “Aku tahu itu, tapi mereka akan menerima jika kamu berhubungan dengan Fazella,” ucap Azlan. “Berhubungan yang seperti apa maksudmu? Jangan mengada-ada. Aku sudah memikirkan matang-matang soal hal itu. Lagi pula, Fazella juga sudah mempunyai pria yang menyukainya,” ucap Adnan dengan nada cemburu. “Kamu cemburu ya Nan?” tanya Azlan. “Ah, apaan sih kamu. Kayak gak tahu saja. Gak usah ditanya,” ucap Adnan kesal. “Kalian debat apa?” “Abi!” ucap Adnan dan Azlan serempak. “Kalian berantem?” tanya Ragarta. “Tidak kok, Bi. Cuma ngomongin teman kita yang bodoh soal cinta,” ucap Azlan, dan hal itu berhasil membuat Adnan melotot kearahnya. “Benarkah? Memang siapa dia?” “Adalah Yah. Pokoknya dia itu parah banget soal cinta, benar kan Nan?” “Apaan sih?” dengus Adnan. “Abi darimana?” tanya Azlan. “Jalan-jalan.” “Tumben Ummi gak ikut?” “Ummi sibuk membuat kue buat Fayez,” ucap Ragarta. Kedua anaknya hanya ber’oh’ria mendengar ucapan Ragarta. Sementara itu kini Ariana dan kedua ponakannya sudah berada dibandara dan menunggu kedatangan Fayez anaknya. Setelah hampir dua tahun berada di negeri seberang untuk melanjutkan studinya, akhirnya kini anaknya itu pulang juga. Ariana sangat merindukan sang putra, begitu juga dengan kedua ponakannya itu. Mereka berdua terlihat antusias menunggu kedatangan Fayez. Tak berselang lama yang di tunggu-tunggu pun datang, sosok tampan dengan kacamata yang bertengger di hidungnya datang menghampiri mereka bertiga. “Assalamualaikum, Ma,” ucap Fayez seraya mencium punggung tangan Ariana kemudian memeluk mamanya tersebut. “Ya ampun, apa kita ini makhluk astral?” ucap Ayesha yang melihat anak dan ibu itu berpelukan sangat lama. “Sepertinya iya Mbak. Kita ini memang makhluk astral,” ucap Fazella. “Wah, ternyata para sepupuku yang cantik ikut menjemputku juga,” ucap Fayez seraya memeluk kedua sepupunya itu. “Mana oleh-olehku.” Ucap Ayesha dan Fazella serempak. “Ya ampun kalian ini, dia baru saja tiba sudah ditanya oleh-oleh!” ucap Ariana. Kedua gadis itu pun memajukan bibir mereka. Kini mereka menuju mobil Ariana untuk pulang. “Aku sudah kayak playboy saja kalau seperti ini, diapit dua gadis cantik,” ucap Fayez. “Dan kamu harus mendahulukan aku, dia belakangan saja,” ucap Ayesha. “Tidak bisa! Yang tua harus mengalah pada yang muda,” ucap Fazella tak terima. “Kamu kan masih kecil, lagian tahu apa sih,” ucap Ayesha. “Gak mau tahu! Pokoknya aku minta hadiah sebelum Mbak Ayes. Perdebatan mereka berlangsung hingga masuk kedalam mobil. Dan perdebatan mereka menjadi pusat perhatian dibandara sana. Bagi yang tidak tahu hubungan mereka bertiga. Maka orang akan menganggap jika mereka benar-benar kekasih cinta segitiga. Fayez hanya tersenyum saja melihat tingkah kedua sepupunya itu. Mereka berdua akan memonopoli dirinya, hingga tak bisa melepas rindu dengan sang Mama yang kini tengah duduk dibelakang kemudi mobil. “Ma, malam ini aku menginap dirumah Mama ya?” tanya Fazella. “Oke. Tapi Masmu mau menginap dirumah Ummi,” ucap Ariana. Senyum Fazella luntur seketika mendengar ucapan Ariana. “Yeeee! Nginep dirumah ya, Zel. Kita keruk uang para pria kita seperti biasa,” ucap Ayesha. “Ah iya aku lupa, besok aku ada ulangan dan aku belum belajar, jadi sayang sekali aku gak bisa Mbak,” ucap Fazella lesu. Ariana bisa melihat ada perasaan tak nyaman diwajah Fazella. Ia tahu apa yang dirasakan oleh gadis itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD