1 - Pengkhianatan

1434 Words
Kamu adalah lelaki pertama yang mengenalkan apa itu cinta. Dan kamu juga lah, orang pertama yang mengenalkan aku pada luka. Kamu, mengajarkan apa itu cinta dan luka di waktu yang bersamaan - . . . . Di dalam ruangan, seorang wanita tengah berkutat dengan dokumen-dokumen yang menggunung si atas meja kerjanya. Di depannya berdiri seorang lelaki, dengan setia mendampingi dirinya. "Apa jadwalku setelah ini?" tanya Clara sambil membaca dokumen yang ada di atas meja kerjanya. "Siang nanti ada makan siang dengan CEO Mega Grup, setelah itu kita akan ada peninjauan produk yang akan kita keluarkan." Clara menutup semua dokumen yang sudah ia baca. Punggungnya ia sandarkan pada kursi, memijat pangkal hidungnya. Lelah, wanita itu merasa lelah. Setelah hampir seminggu ini dia disibukkan dengan jadwal yang sangat tidak manusiawi. Mengingat perusahaannya akan meluncurkan produk baru. "Arya," panggil Clara pada sekretarisnya, Arya. "Iya, Nona?" "Apa kamu tidak khawatir?" "Tentang apa, Nona?" "Ah ... apa akhir-akhir ini kamu tidak melihat berita?" tanya Clara kesal. Arya hanya diam, lalu menggeleng. "Tidak, Nona." Ah ... Clara tau, jika Arya itu tipe orang yang jarang sekali menonton acara televisi. Apalagi jika acara gosip dikalangan selebriti. "Kamu nggak tau? Kalau Mike dan Bella dirumorkan sedang berkencan?" tanya Clara kesal. "Saya tau, Nona." "Terus? Kamu ko santai banget, Ar? Di saat pacar kita lagi diterpa berita miring?" Saat ini dunia entertainment sedang digemparkan oleh berita tentang Mike dan Bella, yang dirumorkan sedang berkencan. Mike Christiano, aktor tampan yang kini tengah naik daun. Karena perannya yang dalam sinetron Terpaksa Menikah, mampu menarik perhatian semua golongan, mulai dari golongan tua sampai muda, dari perempuan bahkan sampai laki-laki. Mike adalah kekasih Clara, mereka sudah berkencan kurang lebih selama satu tahun. Tentu saja, mereka menjalin hubungan di balik layar. Tetapi akhir-akhir ini Clara dibuat gelisah oleh gosip yang sedang menerpa kekasihnya. Mike dirumorkan sedang berkencan dengan lawan mainnya dalam sinetron Terpaksa Menikah, yaitu Bella. Bella Noviana, wanita yang menjadi lawan main Mike, tak lain adalah kekasih Arya - sekretaris Clara. "Mereka itu ... dirumorkan sedang berkencan!" jelas Clara dengan nada kesal. "Iya, saya tau." "Kamu tau? Tapi kenapa — " "Nona, ini masih jam kantor. Harap untuk tidak membahas masalah pribadi," potong Arya dengan wajahnya yang datar. Clara menghela napas. Dia sebenernya takut, jika yang tersebar di televisi itu bukan hanya sekedar gosip semata. Sudah beberapa kali juga, dia menanyakan perkara gosip itu pada Mike. Tetapi lelaki itu hanya mengatakan jika itu hanyalah sebuah gosip, dan Clara tak perlu cemas akan hal itu. Clara Anandita Nugroho, CEO GW Group. Perusahaan yang bekerja di bidang kosmetik. Perusahaan yang didirikan oleh Clara dari nol. Sebenarnya papanya menginginkan Clara untuk meneruskan bisnis keluarga mereka, yang bergerak di bidang pertambangan. Tetapi Clara menolak, dan memilih untuk merintis GW Group dari nol. Setelah itu Clara pergi ke restoran untuk makan siang bersama klien, dan pergi ke pabrik untuk melakukan peninjauan produk yang akan segera diluncurkan. Dirinya benar-benar disibukkan dengan jadwal yang sangat padat. "Ah, cape," keluh wanita itu sambil menyandarkan punggungnya pada jok mobil. Arya hanya diam, mendengarkan segala keluh kesah dari atasannya. Sudah biasa dirinya mendengarkan berbagai keluhan yang keluar dari mulut Clara. Clara, wanita itu mengambil ponsel miliknya dari dalam tas. Mencari kontak laki-laki yang selalu ia rindukan. Cukup lama ia menunggu, hingga akhirnya panggilannya diangkat. "Halo, Sayang?" panggil Clara, pada Mike - laki-laki yang tadi ia telpon. "Iya, halo. Ada apa?" tanya Mike dengan nada suara yang dingin. "Kamu di mana?" "Aku di apartemen, kenapa? Kamu mau ke sini?" Clara tersenyum saat mendengar jika Mike sedang ada di apartemennya. "Nggak, hari ini lembur. Jadi nggak bisa mampir ke apartemen kamu," ujar Clara. "Oh, ya udah, semangat ya kerjanya." Setelah itu panggilan pun berakhir. Clara tersenyum, wanita itu jelas berencana akan memberikan kejutan untuk kekasihnya, Mike. "Ar, kita beli cake dulu, ya?" "Baik, Nona." Mobil pun melaju menuju toko cake langganan Clara. Wanita itu keluar dari mobil, sambil diikuti oleh Arya. Memilih cake yang akan ia jadikan hadiah untuk Mike. Itung-itung sebagai perayaan karena sudah hampir dua minggu ini mereka tak bertemu, karena kesibukan keduanya. "Em ... menurut kamu lebih baik beli yang mana, Ar?" tanya Clara, meminta pendapat. "Terserah, Nona. Semuanya terlihat enak." Clara menatap Arya dengan tajam. Kesal rasanya. Padahal dia itu sedang meminta pendapat, tetapi Arya malah menjawabnya dengan seperti itu. "Ih, akutuh lagi minta pendapat, Ar!" keluh Clara. Arya hanya terdiam, tak menjawab. Karena dia tak ahli dalam hal seperti itu. Hingga akhirnya Clara pun memilih cheesecake, kesukaannya. Setelah itu mobil melaju menuju apartemen milik Mike. Hingga akhirnya mobil yang membawa Clara tiba di basement. Wanita itu keluar dari mobil sambil membawa cheesecake, lalu Arya pun ikut turun. Karena disuruh untuk merekam saat Clara sedang memberikan kejutan untuk kekasihnya, Mike. Clara sudah berdiri di depan kamar apartemen milik Mike. Mengatur napasnya dulu, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam. "Kamu, jangan lupa rekam, ya?" bisik Clara pada Arya. Arya hanya mengangguk patuh. Lalu Clara menekan PIN apartemen Mike, dan pintu pun terbuka. Keadaan di dalam terlihat gelap gulita, hanya lampu dapur saja yang menyala. Sepertinya Mike lupa menyalakan lampu, begitu pikir Clara. Hingga kakinya tak sengaja menginjak sesuatu. Clara sedikit membungkuk, melihat benda apa yang baru saja ia injak. Samar-samar ia melihat baju wanita berserakan di lantai. Karena pencahayaan yang minim, sehingga ia tak bisa melihatnya dengan jelas. Lalu telinganya samar-samar mendengar suara wanita yang sedang mengerang kenikmatan. "Ah ... Mike! Kamu sangat luar biasa, Sayang!" "Kamu juga, sangat nikmat sekali, Bella! Ah, lubang milikmu itu sangat sempit sekali!" Clara terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar. Wanita itu menutup mulutnya, sambil berharap jika apa yang ia dengar adalah sebuah halusinasi. Perlahan Clara mendekat ke arah kamar Mike, dan mengintip. Karena pintunya yang tak tertutup rapat, sehingga dia bisa melihat apa yang sedang terjadi di dalam sana. "Lebih enak mana? Lubang punya milikku atau punya Clara?" tanya wanita itu, sambil terus menggerakkan pinggulnya naik-turun. Mata Clara memanas saat melihat adegan itu. Hatinya terasa sangat perih, bagaikan di sayat oleh sembilu. Air matanya lolos, membasahi pipinya yang tirus. "Tentu saja, lebih nikmat punyamu! Karena wanita tua itu, tak pernah mau saat aku mengajaknya! Bahkan untuk sekedar ciuman pun, dia tak mau. Katanya jika ingin mencium ku, kita harus menikah dulu. Bukankah itu pemikiran yang sangat kolot?" keluh Mike sambil menaik-turunkan tubuh Bella, yang berada di atasnya. "Ah, Mike, aku sudah tidak tahan!" "A - aku juga, Bella!" Brakkkk Clara mendorong pintu dengan sangat kencang. Hingga dua sejoli yang sedang memadu kasih itu terkejut setengah mati. "C — clara!" Mike terkejut, tak menyangka jika wanita yang sudah satu tahun ia pacari sedang berdiri di hadapannya. "Dasar b******n!" umpat Clara sambil mengepalkan tangannya, menahan amarah. "A — aku bisa jelasin!" kata Mike sambil tergagap. "Jelasin apa? Kalo pemikiran aku itu kolot? Hah?" teriak Clara. "B — bukan gitu — " Clara yang sedang memegang cheesecake, dengan cepat langsung melemparkannya pada wajah Mike. Hingga laki-laki itu terkejut, karena perbuatan Clara. Di tengah situasi yang menegangkan itu, Bella hanya menahan kesal, karena dirinya tak mencapai k*****s. Matanya menatap ke arah Arya yang sedang menatap dirinya, yang tak memakai sehelai benang pun. "Ah, dasar kalian! Mengganggu saja!" bentak Bella karena rasa kesalnya sudah benar-benar tak bisa dikendalikan. Semuanya langsung menatap ke arah Bella, yang masih terduduk di atas kasur milik Mike. "Lo seneng banget ya gangguin kesenangan orang lain?" tanya Bella sambil menatap ke arah Clara. "Apa?" "Gara-gara Lo, gue jadi nggak mencapai k*****s tau!" bentak Bella tanpa tau malu. Clara yang mendengar hal itu hanya terdiam, wanita itu sampai kehabisan kata-kata. Tak menyangka pula jika Bella akan mengatakan hal yang seperti itu. "Ah, dasar lelaki b******k! Kalian memang serasi, ya? Lelaki b******k dan w***********g? Ah, semoga kalian bahagia! Aku pamit!" kata Clara sambil bergegas keluar dari kamar itu. "Ah, aku lupa. Mike, kita putus, ya? Jangan menolak, kamu tau kan jika aku tidak suka penolakan?" Setelah itu Clara benar-benar keluar dari apartemen Mike. Arya, lelaki itu mengekor di belakang Clara. Menatap tubuh wanita yang biasanya kuat, bahkan di tengah-tengah padatnya pekerjaan. Tetapi kini, tubuh itu bergetar dengan hebat. Isak tangis terdengar sangat memilukan, membuat yang mendengarnya ikutan merasakan sakit. Ah, Arya yang melihat tubuh Clara yang bergetar seperti itu, jadi ingin membawa wanita itu ke dalam dekapannya, dan menenangkannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD