Pernikahan yang mendadak

2019 Words
"kamu belum tidur ?" Tanya Keynal, ketika ia masuk ke kamar dan mendapati Ve masih duduk di sofa yang ada di kaki ranjang. Ve menoleh pada Keynal, kemudian menggeleng lemah. "Ada apa ? Kok kamu kayak gelisah gitu ?" Tanya Keynal setelah ia duduk di samping Veranda. Ve tidak langsung menjawab, ia kembali termenung sejenak. Membuat Keynal mengernyit heran. "Aku... tiba - tiba ke pikiran Ares ya, sayang " "Kangen ya ? Di tahan dulu ya, kan lusa kita juga bakal ketemu " "Bukan gitu sayang, aku.. perasaan aku jadi gak nyaman. Gelisah, cemas dan.. huft " "Kamu udah telfon Ares ?" Ve menggelengkan kepalanya. Keynal menghela napas berat. Lalu beranjak menuju nakas yang ada di samping tempat tidur. Ia mengambil ponsel nya dan kembali duduk di samping Veranda. "Kita VC aja gimana ?" Veranda mengangguk setuju membuat Keynal tersenyum gemas. Ia pun mencari kontak anak nya. Sambil menunggu Keynal kembali melirik pada Ve. Mengecup pipi dengan gemas membuat Ve mendelik padanya. "Ka... " Sret sret sret Ucapan Keynal terhenti saat VC nya mulai di jawab. Dan langsung menoleh pada layar ponsel pintarnya yang mulai menampilkan wajah anak laki - laki nya. Ve tersenyum melihat Ares yang sedang sibuk mengatur ponsel nya dengan baik. "Assalammualaikum " salam Ares pada kedua nya. "Waalaikum salam, " jawab keduanya dengan bersamaan. "Kamu lagi apa ?" Tanya Keynal. "Di apartemen, lagi gabut " Ve menatap lekat pada layar ponsel Keynal yang menampilkan wajah tampan anak nya. Tidak terlalu berubah, hanya tampak lelah dan juga kantong mata. Ia mulai tau kalau ada yang berbeda dengan anak nya itu. Ada sesuatu yang ia lihat pada anak nya. Entah apa, namun ia yakin kalau Ares sedang dalam keadaan kacau. "Mami kenapa ? Kok ngeliatin Ares gitu ? " Suara Ares menyadarkan nya. Ia pun tersenyum pada Ares. "Mami kangen sama kamu " jawab Ve dengan mata berkaca. Ares tersenyum manis di seberang sana. "Ares juga " jawab Ares hampir saja menjatuhkan air matanya. Obrolan berbagi cerita pun terjadi, Ve lumayan lega setelah melihat Ares bercanda dengan Keynal. Hingga malam makin larut, dan mereka berpamitan untuk tidur. "Udah ?" Tanya Keynal saat sambungan VC telah berakhir. Ve tersenyum sambil mengangguk. Keynal hanya mengangguk. "Kamu selalu kangenin Ares, aku udah gak pernah di kangenin lagi " ucap Keynal membuat memutar bola mata dengan malas. "Tidur ah,besok kan harus siap - siap mau ketemu my Boy " ucap Ve beranjak dari sofa berjalan menaiki tempat tidur. Keynal semakin cemberut membuat Ve terkekeh gemas. "Malam suami ku yang ganteng " pamit Ve sambil menarik selimut. Keynal ikut menaiki tempat tidur, masuk kedalam selimut yang sama dan memeluk Ve dari belakang. "Malam juga istri ku yang cantik, kamu harus mimpiin aku ya " bisik Keynal membuat Ve tersenyum dan langsung berbalik untuk menyamankan tidur nya dalam pelukkan Keynal. *** "Dari mana kamu ?!" Tanya seorang pria paruh baya yang sedang duduk di ruang tamu tanpa menoleh pada Wanita cantik yang memiliki bentuh tubuh bak seorang model. Wanita itu baru saja memasuki rumah mewah dan megah. "Luar " jawabnya singkat tanpa menoleh, ia terus berjalan menuju tangga lebar. Pria itu hanya melirik dengan tatapan tajam pada anak nya. Brak !! Sheira menutup pintu kamar dengan penuh amarah. Ia langsung melempar tas nya ke kasur. Lalu masuk kedalam kamar mandi. Tanpa melepas dress yang sejak semalam ia kena kan. Ia langsung memutar kran shower dan berdiri di bawah guyuran air dingin. Wanita cantik dengan tatapan tajam itu langsung jatuh terduduk di lantai. Ia memeluk lutut nya sendiri. Rasa sakit yang ia rasakan di bagian bawah perut tidak di hiraukan nya. Tidak ada yang tau kalau air mata nya telah mengalir bercampur dengan air. Tanpa isakkan. Ia hanya menenggelam kan kepalanya dalam pelukkan lutunya. Merutuki kebodohan dan kecerobohan nya. Juga memaki pria yang dengan b******k meniduri nya. Tidak ! Tapi memperkosa nya. Sheira Dark Muller. Anak seorang pengusaha besar yang bergerak di bidang properti. Pengusaha dengan segudang ke kayaan yang tidak pernah habis. Sheira datang ke LA, untuk menenangkan diri. Baru tiga hari ia berada di negeri paman sam ini. Dan ia sudah mendapat kan masalah besar. Ia terus berusaha membersihkan dirinya sendiri dengan menggosok dengan kuat bekas sentuhan pria yang memperkosanya. Memanfaat kan ke tidak sadaran nya. Hingga ia frustasi sendiri. Dan memilih menyerah pada satu fakta bahwa ia telah kotor dan hina. Dalam hati ia terus memaki dan merutuki pria itu. Sheira keluar dari dalam kamar mandi dengan muka putus asa. Ia terlihat sangat kacau dan hancur. Dengan balutan kimono handuk putih ia berdiri di depan jendela lebar yang ada di dalam kamarnya. Dengan rambut masih basah dan tatapan kosong pada luar kamar yang menampilkan hamparan laut. Sekilas ia tersenyum kecut. *** Di dalam sebuah gedung salah satu kampus elite di LA. Ares terlihat sedang berbincang dengan seorang pria bule. Entah apa yang mereka obrolkan. Ares juga membawa beberapa berkas yang di berikan pria Bule yang tidak lain adalah dosen nya. Tidak lama kemudian Ares berpamitan. Ia berjalan menyusuri koridor kampus. Sesekali membalas sapaan mahasiswa lain. Dan dengan langkah pasti ia berjalan menuju parkiran mobil. "Balik, Res ?" Tanya Devon yang baru saja keluar dari dalam mobil yang terparkir di samping mobil Ares. "Ya.. loe bimbingan ?" Devon mengangguk lemah. "Btw.. gimana cewek itu ? Udah ngabarin loe ?" Tanya Devon membuat Ares kembali teringat pada kesalahan fatal yang di lakukan nya tiga minggu lalu. Dan ia menggeleng menjawab pertanyaan Devon. "Menurut loe gue harus gimana ?" Tanya Ares. Devon terkekeh geli dengan sahabatnya itu. "Ya, bagus lah. Lagian ini tuh Amrik. Semua itu lumrah Res, loe tenang aja. " "Ck.. ini beda Von, gue kesan nya kayak... " "Ya. Ya.. I Know.. I Know.." sela Devon dengan santai. "Lagian loe nya tumben deh gak bisa ngontrol diri. Biasa nya di hadapin sama bule telanjang loe juga gak akan ke goda. Bahkan ya? Gue sempat ngira kalau loe itu Gay " "Sialan loe " delik Ares membuat Devon tertawa. "Hahah.. becanda gue.. btw.. kapan rencana balik ke Indo ?" "Minggu depan " "Yahh.. kita pisah nih.. " ujar Devon mendadak lemas. Membuat Ares menyikut jijik dengan raut Devon. "Maka nya cepetan lulus loe, kasian tuh nyokap bokap loe. Bisa stress tau gak mikirin anak brandal kayak loe " "Loe.. udah ah.. gue mau ketemu mr. Sam dulu. " pamit Devon, Ares mengangguk dan ia pun masuk kedalam mobilnya. Dan melaju dengan santai pergi meninggalkan parkiran kampus. *** Ting Lift terbuka di lantai 20, Ares melangkah keluar dengan santai. Menyusuri koridor yang tampak sepi. Dan berbelok menuju unit apart nya berada. Sambil membaca berkas - berkas di tangan nya ia terus berjalan dengan santai. Tidak menyadari kalau Sheira telah berdiri menatap tajam padanya. Tak Langkah Ares terhenti, saat sepasang kaki mulus memakai sepatu hak berwarna hitam. Ia langsung mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang menghalangi jalan nya. Deg ! Seketika Ares terkejut dan membeku di tempat. Sheira beridiri dengan tatapan tajam dan juga penuh intimidasi pada Ares. Membuat laki - laki 20 tahun itu menelan ludah nya sendiri. "H. Hai.. " Sret Sheira langsung melempar sebuah amplop putih mengenai d**a Ares yang langsung membuat Ares menyambutnya. Ia melirik pada Sheira dengan tautan alis. "Apa ini ?" "Kamu bisa baca kan ?" Tanya Sheira dengan nada dingin dan juga tajam. Ares diam menatap gadis cantik yang tiga minggu lalu ia tiduri. Ares menelan ludah saat membuka amplop putih dengan logo rumah sakit. Jantungnya langsung berdetak cepat dan juga kencang. Ia membuka lebaran kertas putih yang di ketik rapi. Mendadak ia cemas dan juga takut. Ia melirik wanita di depan nya lagi. Dan kembali pada kertas di tangan nya. Mata nya langsung melotot ketika membaca isi surat keterangan dari rumah sakit itu. Tubuhnya membeku mendadak. Ia menatap tidak percaya dengan apa yang ia baca. Terlebih lagi sebuah benda kecil yang hampir membentuk batang es krim. Testpack "G.. gak mungkin " *** PLAK !! Tamparan keras mendarat di pipi kiri Ares. Lalu di susul oleh sebuah pukulan yang menghantam wajah nya. Dan lagi pukulan kembali melayang. Membuat Ares terjatuh di lantai. Buhg.. " sial.. " Keynal dengan kuat menendang Ares yang sudah babak belur bahkan sudah tidak berdaya di kakinya. Wajah Keynal merah padam menatap tajam dan penuh amarah pada Ares. Di sofa Veranda duduk sambil menangis hebat. "Ma..af " "Maaf !!?.. Papi memang kasih kebebasan buat kamu!! Tapi bukan berarti kamu bisa hamilin anak orang !!!" Bentak Keynal dengan sangat amat marah. Setelah kedatangan Sheira ke apartemen nya siang itu. Dan membawa kabar yang membuat nya syok bukan main. Dan Sheira yang menatap tenang namun membuat Ares diam membisu. Sheira hanya berkata kalau Ares di minta datang menemui Papa nya dengan membawa kedua orang tua. Dan ia hanya di beri waktu tiga hari. Setelah itu Sheira pergi begitu saja meninggalkan nya setelah melempar secarik kertas yang berisi alamatnya. Dan setelah bertarung dengan fikiran nya. Dan mendapat jalan buntu. Di tengah malam Ares menelfon Keynal dan meminta sang Papi dan Mami untuk segera datang ke LA. Karena cemas dan khawatir Keynal dan Ve langsung memutuskan terbang ke LA esok pagi nya. Dan setelah makan malam, Ares menjelaskan semua nya pada Keynal. Yang akhirnya membuat Keynal marah besar dan menghajar putranya habis - habisan. Sedangkan Ve hanya bisa menangis kecewa dengan anak nya. Keynal berdiri memunggungi anak nya mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan nya. Amarah masih terlihat jelas di wajah nya. Mata nya memerah, kekecewaan nya tidak bisa ia bendung. Ares hanya bisa tergeletak tidak berdaya di dekat sofa. Dengan darah yang mengalir dari kening dan sudut bibir nya. *** Keesokan hari nya Ares dan kedua orang taunya datang memenuhi permintaan Sheira. Yang ternyata kedatangan mereka sudah di tunggu oleh William dark Muller dengan muka penuh amarah. Sheira yang duduk tenang tanpa ekspresi di samping William. "Atas kelakuan anak saya, saya minta maaf . Saya juga tidak menyangka kalau Ares putra saya dapat melakukan hal sehina itu pada putri Bapak " ujar Keynal benar - benar meruntuhkan harga diri nya. Ares tidak berani menatap sang Papi. Ia hanya duduk di samping Ve dengan menunduk. "Maaf ?!.. putri ku hancur. Maaf tidak bisa mengembalikan putri ku " ujar William melirik Sheira yang tetap duduk tenang sama sekali tanpa ekspresi membuat Ve menatap lekat pada wanita cantik di hadapan nya. "Saya tau, dan saya sudah pasrah. Jika anda minta pertanggung jawaban anak saya. Dia pasti akan bertanggung jawab. Saya ingin melamar anak Anda untuk anak saya " William melirik nya putrinya yang masih duduk tenang. Ia sendiri mendesah berat dengan sikap putri nya. Padahal ia sudah sangat senang ketika ia tau kalau putrinya datang ke LA. Namun ternyata Sheira datang hanya untuk menghibur diri. Bukan menjenguk atau menemuinya. Kembali ia menoleh pada Keynal dan keluarganya. "Baik, saya tidak punya pilihan lagi. Anak saya hamil, dan tentu itu aib karena ketidak becusan anda mendidik anak anda bapak Keynal Putra Rajasa " ujar William dengan nada sinis. Cih Sheira mencibir pelan melirik meremehkan pada Papanya. "Om, jaga si... " "Diam!" Sentak Keynal menekan katanya pada Ares. Membuat Ares yang tidak terima kalau Ayah nya di remeh kan. Dan semua karena dirinya. "Besok pagi, saya mau Mereka menikah !" Ares langsung lemas ia bahkan sudah putus asa. Sungguh demi apapun ia belum siap untuk menikah. Masih banyak yang ingin di capai nya. Namun ia menghancurkan semuanya. Di usia nya yang masih 20 tahun. Ia harus menanggung beban yang sangat amat berat. Di usia itu ia akan menjadi seorang suami sekaligus calon ayah. Ve mencolos ketika melihat Sheira meneteskan air matanya. Namun Dengan cepat langsung di usap Sheira. Ve entah mengapa ia merasa kalau Sheira terlalu menutup diri dan juga sok kuat. Padahal Ve tau kalau perempuan yang sebentar lagi akan menjadi menantu nya itu hanya seorang perempuan yang rapuh. Ve beralih pada anak nya, ia menatap iba pada Ares. Namun tidak bisa di pungkiri kalau ia juga sangat kecewa pada Ares. Dan sekarang Ares harus kehilangan masa muda nya. Semua karena kebodohan Ares. *** Maaf kalau cerita nya jelek atau tidak menarik. Ini cerita pertama dengan tokoh utamanya ciptaan sendiri . . Hehe.. Sesekali keluar dari zona nyaman gak apa lah. Walau tidak sepenuhnya . Hehe Semoga kalian pada suka ya...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD