Prolog
"Gue udah bilang kan sama lo? Gue pacaran sama lo karena interaksi. Ingat TERPAKSA!"
Ada desakan pilu yang memenuhi rongga d**a Kayla, bahkan jika ia memohon tetap saja tidak akan ada yang kasihan. Karena ia sudah rela menurunkan harga diri dan ia juga rela di topi sebagai w************n hanya karena satu nama yang bernama Cinta.
"Kamu gak ada rasa sedikitpun gitu buat aku? Kita udah setengah tahun pacaran gak mungkin kamu gak ada rasa sedikitpun!" Desakan itu akhirnya melesat keluar.
Tanpa bisa tahan lagi air mata Kay jatu dalam sekejap mengalir deras di pipinya.
Gara mematung melihat tangis Kay, tangannya mengepal diminta memegangnya agar tidak membeludak, memegang keinginannya untuk memeluk Kay dan mendapatkannya. Hati nya ingin mendekat tapi otaknya ingin tetap seperti ini.
"Kamu boleh maki-maki aku, aku murahan, aku aku tau diri. Aku gak peduli siapa orang bakalan bilang aku cewek ganjen, genit, gak punya harga diri. Aku tidak peduli tetapi kamu tidak meninggalkan aku , Silahkan." Sebenarnya kini Kay benar-benar menjatuhkan harga dia benar di depan banyak orang. Namun ia ingin egois ia tidak mau semua miliknya harus kembali diambil oleh orang lain.
Kay tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya esok, yang dibahas hari ini, hari dimana ia harus mengambil yang telah menjadi miliknya. Kay sudah tersedu-sedu hingga kembali nya naik karena isakan.
"Lo puas sekarang? Lo udah ambil Kak Gara dari gue. Puas kan lo ?!" Gara berbalik menatap Kay tajam
"Di sini gue yang mengambil keputusan dan lo gak berhak salahin cewek gue atas semuanya! Lo puas udah bikin cewek gue kasakitan?" Bentak Gara.
Meskipun demikian Kay berkata jujur, tetap tidak ada yang akan membantah, padahal ia tidak melakukan apa pun hanya wanita ular itu sangat jago memainkan perannya sebagai orang yang paling tersakiti.
Kini semua pergi, ia kembali sendiri tanpa keluarga, pacar, bahkan tanpa teman. Semuanya memandang iba sekaligus tidak suka pada nya.
Entah bagaimana hari esok nya.