Surga?

1973 Words
Kelopak mawar yang berjatuhan di sungai keabadian. Berputar-putar mencari jalan pulang. Apakah harus bertahan atau tenggelam? Xingqing, Ibukota Kekaisaran Xia, Tahun ke-15 pemerintahan Kaisar ke-5 Dinasti Xia, Kaisar Xiang. Suara kicau burung perlahan tertangkap telinganya. Kesadaran sedikit demi sedikit memenuhinya. Aroma bunga yang terbawa angin memenuhi indra penciumannya. Kelopak matanya bergerak, berusaha membuka mata yang seperti sudah lama tidak pernah dibuka. Sulit sekali. Saat matanya sudah mulai terbuka, cahaya mentari yang menyusup dari lubang-lubang kecil arstistik jendela di ujung tempat tidurnya membuatnya terkesiap. Belum bisa beradaptasi dengan cahaya yang tiba-tiba tertangkap retinanya. Bibirnya terasa kering dan pahit. Lemas sekali rasanya seluruh badannya. Dia mencoba menggerakkan jari-jemarinya. Terasa kaku sekali. Di mana dia?  Bukannya dia sudah mati?  Jika sudah mati, bukankah dia akan dikirim ke alam kubur menurut agama Islam? Tapi tempat ini jelas-jelas bukan alam kubur.  Surga? Mana mungkin! Matanya yang berusaha menangkap semua benda yang ada di ruangan itu melebar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia sedang berbaring di tempat tidur yang benar-benar dia hafal. Tempat tidur bangsawan di Era Tiongkok Kuno yang sering dia tonton di drama roman sejarah Tiongkok. Tempat tidur dari kayu mahogani berukiran indah dengan kanopi dan tirai berwarna putih. Di dinding samping tempat tidurnya terdapat kaligrafi Cina.  Puteri Tersayang Keluarga Liu? Viona yang terkejut langsung terduduk.  'Hah? Bagaimana aku bisa membaca tulisan Mandarin Kuno? Ini tidak masuk akal sama sekali!' “Nona? Nona!!! Nona akhirnya sadar! Puji Dewa. Terimakasih Dewa!!!” Gadis yang baru saja Viona sadari ternyata tertidur di sebelahnya langsung terbangun dan berseru kaget penuh haru melihat Viona yang terbangun.  “Nona?” Viona mengedipkan matanya bingung. Kemudian dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kenapa dia juga bisa berbicara bahasa Mandarin? Dia mencoba menyebutkan kata 'ibu', 'aku' dan 'ayah' tapi semuanya keluar dalam bahasa Mandarin. Suara yang keluar juga tidak seperti suaranya. Dia melirik gadis yang tetap memandangnya dengan khawatir melihat tingkah anehnya. Apa yang dimaksud gadis ini dengan sebutan nona adalah dia? Viona melirik tubuhnya. Pakaian yang dipakainya benar-benar indah. Pakaiannya kuno, seperti pakaian gadis bangsawan di dalam drama roman sejarah. Sutra berwarna biru muda yang terasa halus sekali. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ruangan ini benar-benar luas. Ruangan yang asing, orang-orang yang asing. Sebenarnya dia dimana? Dia kembali menatap gadis dihadapannya yang berpakaian seperti pakaian pelayan di Zaman Tiongkok Kuno itu dengan heran. Dahinya mengerut. Kemudian sebuah pemikiran membuatnya sedikit panik,  'Apa dia akan selalu seperti ini?? Apa dia akan kehilangan kemampuannya berbicara bahasa Indonesia? Tidak mungkin!'  Dia berusaha mengucapkan bahasa Indonesia yang selama ini dia ketahui. “Dulu, sekarang, aku, kamu, kita.” Meskipun perlahan, ternyata dia masih bisa berbicara bahasa Indonesia. 'Alhamdulillah ya Allah!'  Matanya berbinar mengetahui dia masih bisa berbicara bahasa ibunya. Bao-bao menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia benar-benar bingung. 'Apa yang sedang diucapkan nonanya? Kenapa dia tidak bisa mengerti? Bahasanya sangat aneh! Apa nonanya berubah menjadi gila?' “Nona? Nona sedang bicara apa?” Viona yang sedang asik berlatih terkejut mendengar pertanyaan itu. Bodoh sekali! Masih ada orang di sini, kenapa kamu berlatih bahasamu, Viona?!  Dia menghardik dirinya sendiri. “Ah ... ini ... emm ....”  'Aku harus bilang apa? Apa aku harus bilang, aku ini bukan nonamu, tapi roh nyasar yang kesangkut di tubuh nonamu dan sedang berlatih bahasanya, dan berkata padanya, "Apa kau ingin belajar bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia sudah hampir jadi bahasa Internasional, loh!" Bisa dikira gila aku!'  “Ah … ini ... doa! Bahasa khusus untuk berdoa yang diajarkan Dewa!” Sepertinya dia memang harus mengarang cerita.  'Viona, sepertinya kemampuanmu sebagai mahasiswa Sastra Indonesia diuji di sini! Ayo mulai mengarang! Ampuni aku, ya Allah, aku terpaksa!' “Dewa? Apa maksud Nona?”  'Apa nona berubah menjadi immortal yang bisa melihat Dewa setelah hampir mati? Oh Dewa! Aku pusing sekali!' “Nona, apa Nona tidak apa-apa? Apa Nona merasa sakit? Apa mungkin Nona masih belum sepenuhnya sadar? Apa Bao-bao perlu memanggil tabib?” Bao-bao menatap Viona lekat-lekat. Kekhawatiran dan kepanikan terlihat jelas di matanya. Viona memandang Bao-bao tidak percaya. 'Ya Allah, sepertinya gadis di depanku ini benar-benar menganggapku agak gila. Apa mungkin dia berfikir otakku sedang konslet?' “Tidak, Bao! Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja.” Viona memasang senyum yang mencoba meyakinkan Bao-bao bahwa dia tidak gila. 'Aku tidak gila! Jadi berhentilah memandangku seperti itu!'  “Baiklah jika Nona baik-baik saja. Nona sudah tidak sadar tiga hari setelah kejadian itu. Tuan sangat khawatir dan memanggil semua tabib terkenal di kekaisaran ini untuk mengobati Nona. Saya sangat takut kehilangan Nona! Jangan membuat saya sedih seperti ini lagi, Nona! Zhang Yi selalu menunggu di depan pintu. Dia tidak ingin beranjak kemanapun karena khawatir dengan Nona.”  Gadis di depannya meneteskan air mata haru sambil menggenggam erat tangan Viona. Apa yang dimaksud gadis ini? Tidak sadar? Tiga hari? Kejadian?  “Apa maksudmu? Kejadian apa?” Viona mengedipkan matanya, bingung. Bao-bao yang mendengar pertanyaannya melebarkan matanya. Dengan suara yang penuh kecemasan dia berkata, “Kejadian apa? Nona tidak ingat? Astaga! Bao-bao sepertinya memang harus memanggil tabib! Nona kami kehilangan ingatannya!” Dia akan beranjak pergi, ketika Viona yang panik memegang tangannya.  'Aku harus menahannya, aku masih belum tahu situasi di sini!' “Tunggu sebentar! Aku sudah bilang, tidak perlu memanggil tabib, aku hanya masih linglung setelah sadar!” Viona merasa dia butuh waktu untuk mencerna semuanya. Dia menggigit bibirnya. Ini benar-benar bukan surga. Bahasanya adalah bahasa Mandarin. Dan dia tidak tahu kenapa dia bisa mengerti setiap kalimat yang diucapkan gadis ini. Ruangan ini persis seperti latar drama roman sejarah Tiongkok yang senang sekali dia tonton.  'Time travel benar-benar ada? Hah! Ini benar-benar tidak masuk akal! Walau aku suka komik dan drama dengan tema ini, jika aku yang mengalami --dengan statusku sebagai muslimah-- bagaimana aku bertahan di dunia kuno ini?' “Ah ... baik Nona. Maafkan saya. Saya hanya khawatir melihat Nona. Apa benar tidak perlu dipanggil tabibnya?” Dia menatap Viona dengan khawatir. 'Huh, siapa sebenarnya orang ini? Kenapa dia begitu cerewet begini? Apa pelayan di zaman ini bebas berbicara seperti ini pada tuannya?' Tiba-tiba dia diserang sakit kepala yang sangat hebat.  “Aaargh!!” lenguhnya tertahan. Memori siapa ini? Liu Bai? Tubuh ini bernama Liu Bai? Gadis enam belas tahun. Putri tunggal Perdana Menteri Kanan Kekaisaran Xia. Gadis di depannya ini bernama Bing Bao, pelayan pribadinya sejak kecil. Enam belas tahun? “Nona? Nona! Anda kenapa? Sekarang Bao-bao benar-benar berfikir Bao harus memanggil tabib! Jangan tahan Bao-bao, Nona!” teriak gadis itu panik.  Viona tak bisa menghiraukannya. Ribuan memori memenuhi otaknya. Sakitnya seperti diserang ribuan pedang. Kepalanya seperti akan pecah. 'Aku masuk ke tubuh gadis yang berusia enam belas tahun? Aku harus melihat bagaimana wajah gadis yang tubuhnya kugunakan ini! Jangan bilang aku berada di tubuh nona bangsawan buruk rupa!' Bao-bao sudah akan membuka pintu kamarnya saat dia berteriak menahannya, “Bao, satu langkah kamu keluar dari pintu itu, aku tidak akan memaafkanmu!”  Viona berfikir cepat, dia merasa bersalah menggunakan ancaman. Tetapi dia tidak mau Bao-bao memanggil siapapun.  Apalagi tabib, apa gunanya tabib untuknya? Apa tabib bisa menjelaskan bagaimana roh orang lain memasuki tubuh ini? Jika amnesia biasa, mungkin tabib akan bisa menyembuhkannya, tetapi masalah yang ditimpanya, bahkan jika dia menceritakannya saja, dia sudah dianggap gila! Bao-bao berhenti saat itu juga dan berjalan lemas ke arahnya, “Hiks, Nona! Nona jahat sekali! Bao-bao hanya khawatir! Bagaimana jika Nona memang butuh tabib? Bao-bao lebih baik mati daripada melihat Nona kenapa-kenapa.” Dia memasang wajah murung. Viona merasa tidak enak hati sekaligus terharu mendengar kesetiaan Bao-bao. “Bao, ada yang lebih aku butuhkan daripada tabib!” “Apa, Nona? Apapun akan Bao-bao lakukan untuk Nona!” Bao-bao yang tadinya sedih, sekarang memandangnya dengan mata yang bersinar penuh harap. “Cermin! Aku butuh cermin. Aku minta tolong ambilkan cermin!” “Cermin? Apa hubungan penyakit Nona dengan cermin?” Bao-bao mengerutkan dahinya. 'Apa nonanya sedang bercanda?' “Sudah. Cepat ambilkan saja!” Bao-bao memutuskan segera mengambil cermin meskipun dia tidak mengerti apa-apa. Dia pergi ke pojok ruangan dimana terdapat meja rias. “Ini Nona, cerminnya.” Bao mengulurkan cermin yang sangat indah. Dibingkai dengan bahan yang terlihat seperti emas dengan ukiran bunga mawar yang terukir dengan indah.  'Apa itu emas asli? Pasti jika dijual harganya mahal sekali!'  Viona menatap takjub benda yang indah di tangan Bao. 'Ah! Bukan waktunya untuk memikirkan itu, Viona!'  Viona menerima cermin tersebut. Namun sangat disayangkan, cermin dengan hiasan seindah itu, tetapi tidak bisa memantulkan bayangan seperti di zaman modern! Tidak jelas! Tapi, masih bisa melihat seperti apa wajah ini walau seperti melihat foto yang blur. Wajah ini ….  “Tidak mungkin!!” Viona tiba-tiba berseru tak percaya membuat cermin itu tanpa sadar dijatuhkannya. Bao-bao yang melihat itu kaget setengah mati.  “Ada apa, Nona????!!!” Dia memegangi kedua bahu Viona yang terguncang hebat. Viona shock! Dia tidak bisa percaya apa yang dilihatnya. Ekspresi di wajah Viona penuh keterkejutan. Dia pucat pasi seperti melihat hantu. “Nona!! Nona!!” Bao-bao mencoba mengguncang bahu nonanya yang tidak merespon ucapannya. Nonanya tetap diam sambil menatap cermin yang dijatuhkannya. Viona memegang tangan Bao-bao yang ada di bahunya. Sepertinya dia sudah bisa mengurangi keterkejutannya.  Dia mengalihkan pandangannya pada Bao-bao. Dia tidak percaya apa yang dilihatnya. Dia pasti salah lihat! Iya, pasti cermin itu jelek hingga tidak bisa memantulkan bayangan dengan benar! “Bao-bao. Tolong ambilkan cermin lain! Yang lebih bagus! Aku mohon cepat!” Viona memerintahkan dengan nada penuh penekanan. Seperti suara orang panik. Bao-bao ikut panik mendengarnya. Dia langsung berlari ke luar ruangan dan mencari cermin yang paling bagus di rumah ini menurutnya. Cermin milik ibu nonanya.  Tak lama kemudian dia kembali, menyodorkan cermin yang dibingkai dengan batu giok berwarna hijau lumut. Viona melihat cermin itu dengan takjub. Cermin emas tadi memang indah. Tetapi cermin giok ini sangat indah!  Dia menatap cermin yang disodorkan Bao-bao. Mengambil cermin kemudian menatap bayangan dirinya. Dia tidak menyangka, cermin ini bisa memantulkan bayangan lebih baik dari cermin sebelumnya.  Viona memperhatikan detail wajah yang terpampang. Dia masih tidak percaya walaupun benar, dia tadi tidak salah lihat. Wajah Liu Bai benar-benar seperti wajahnya! Tidak, Liu Bai benar-benar dia. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia bukan orang Tionghoa, banyak yang mengatakan bahwa wajahnya mirip seperti orang Arab atau bule. Tetapi di dataran yang memiliki bahasa Mandarin dan diisi oleh orang-orang Tionghoa ini, kenapa bisa ada wajah seperti miliknya? Bukankah itu aneh? Apa ada percampuran darah di tubuh gadis ini? Wajah yang sama, berbentuk oval. Mata lebar, hidung mancung, bibir tipis ini ... dan juga bentuk alis yang sama. Kecantikan yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan orang Tionghoa kebanyakan. Warna kulitnya lebih putih daripada warna kulitnya di kehidupan sebelumnya, mungkin karena Liu Bai adalah orang Tionghoa, sedangkan dia bukan.  Viona meraba rambutnya. Halus sekali! Rambut hitam ini panjang sekali, menjulur hingga pinggangnya. Lurus, tidak bergelombang seperti rambutnya yang asli. 'Oh, bagaimana bisa di zaman yang kuno ini mereka bisa memiliki rambut sehalus ini? Bahkan melebihi indahnya rambut di iklan shampo pan***n yang ditontonnya di zaman modern!' Wajah ini, wajah gadis berusia enam belas tahun. Sangat belia. Di umurnya yang ke dua puluh tiga tahun, dia bisa kembali ke umur enam belas tahun. Dan lagi, dia tidak perlu kacamata dengan tubuh ini karena semuanya terlihat jelas sekali.  Ah, menyenangkan sekali! Selamat tinggal kacamata!!!  Viona senyum-senyum sendiri. Bao-bao semakin takut. Ada apa dengan nonanya? Baru saja dia ketakutan, sekarang dia sudah senyum-senyum sendiri.  Tapi, kenapa dia harus berada di dalam tubuh ini? Apa yang terjadi pada jiwa Liu Bai yang sebenarnya? Apa dia mati? Tunggu, arti nama Viona adalah putih, murni dan dalam bahasa Mandarin, Bai itu juga berarti putih dan murni.  Apa karena nama mereka sama, jadi dia bisa tinggal dalam tubuh gadis ini? Itu sama sekali bukan hal yang bisa jadi penyebab ini kan? Jika begitu, apa semua orang yang memiliki nama sama bisa bertukar tubuh?  'AAAAAAKHHHH!!!!' Apa mulai sekarang dia harus tinggal di masa lalu ini? Apa mungkin dia sekarang koma dan ini adalah mimpi?  'Ah iya!' 'Mungkin ini mimpi! Mimpi! Tidak mungkin kejadian ini nyata!'  Viona terus menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian kembali termenung.  Mungkin ini efek dari kebiasaannya menonton drama roman sejarah Tiongkok, jadi terbawa mimpi seperti ini ‘kan!  'Nah iya! Ini efek nonton drama kebanyakan! Tidak mungkin ini kenyataan!'  Viona senyum-senyum sendiri.  Bao-bao tak habis pikir apa yang sedang dipikirkan oleh nonanya. Dia hanya bisa menatap dan berdoa pada Dewa, semoga nonanya tidak kerasukan atau gila!  Viona terus termenung memikirkan segala kemungkinan terhadap situasinya saat ini dengan Bao-bao yang menatapnya dengan khawatir.  Hingga akhirnya, Viona menghela nafas. Dia mulai menerima kenyataan, dia benar-benar time travel ke masa lalu! Tapi, hei, bukankah time travel itu tidak masuk akal? Lalu bagaimana dia harus menjelaskan situasi yang terjadi padanya? Sepertinya benar kata orang-orang di sekitarnya, dia pasti sudah gila! “BUAKH!!”  Terdengar suara sesuatu yang menabrak pintu. “Astaga! Suara apa itu?” *****                            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD