2

893 Words
" lo pinter juga ya La, ngk kepikiran gua " ucap Nia pada Tala yang sedang duduk di meja kerjanya. " Iya dong, Tala gitu loh " ucap Tala pede sambil menepukan tanganya pada dadanya dengan bangga. Tidak lupa dengan wajahnya yang menunjukan muka sombong. " najis ya lo, nggak bisa di puji dikit" ucap Nia kesal saat melihat wajah sahabatnya yang ingin sekali ditimpuk oleh ponsel yang sedang ia pegang, sayangnya ponselnya terlalu berharga, dan pada akhirnya Nia lebih memilih melihat ponselnya dari pada melihat muka sombong Tala. Sementara Tala hanya tertawa puas melihat ekspresi wajah Nia. Tala lalu mulai asik dengan pikiranya, wanita itu memikirkan hal yang terjadi beberapa jam yang lalu ketika Nia dan Tala sedang menikmati makan malam mereka di sebuah cafe. flashback on " gini, supaya kita tau siapa yang bener dan yang salah, saya tau caranya gimana..... " Ucap Tala menggantung yang disambut dengan tatapan bingung dari Elwin yang sedari tadi sudah emosi. " tuh liat, disana " ucap Tala sambil mengarahkan tanganya ke belakang lelaki tadi yang lebih tepatnya mengarah ke atas pintu masuk." Itu ada CCTV yang mengarah kesini, saya rasa itu bisa jadi bukti, maaf mba, bisa kita keruangan kontrol CCTV cafe ini ? ' tanya Tala sopan. " apa-apaan sih ? Sudah jelas dia yang salah, kenapa anda masih ngotot saja, anda siapa sih ? " tanya Elwin kesal, sementara Dika sudah tidak mau ikut campur, karena percuma, Elwin akan menjadi orang paling menyebalkan juga keras kepala di saat seperti ini. " kan saya sudah bilang saya pengunjung disini " ucap Tala sopan. " lalu mengapa anda ikut campur urusan orang lain ? " Tanya Elwin masih emosi. " suara anda cukup menganggu. Saya hanya ingin makan dengan tenang, saya rasa bukan saya saja, semua pengunjung disini ingin merasakan hal yang sama " ucap Tala masih dengan sopan walau terlihat sekali ia mulai kesal. " bagaimana mba ? " tanya Tala memastikan. " baik mba, mari ikut saya " Ucap pelayan itu mempersilahkan. Pelayan itu berjalan lebih dulu di ikuti Elwin, Dika juga Tala dibelakangnya. ............... " sekarang terbukti siapa yang salah kan ?" Tanya Tala setelah mereka selesai melihat rekaman dari CCTV di ruang kontrol cafe tersebut. Sementara Elwin diam karena sudah kalah telak. CCTV tidak mungkin berbohong bukan ? Sementara Dika memijat pelipisnya, ia merasa sangat pusing dan malu juga, walaupun ia tidak terlibat, tapi disini ia adalah teman Elwin yang posisinya seperti tersangka pencurian. Elwin langsung pergi tanpa meminta maaf atau apapun itu. Dika yang merasa tidak enak akhirnya mewakili Elwin meminta maaf kepada manager, pelayan yang tadi jadi korban bentakan Elwin dan juga pada Tala karena sikap Elwin padanya, lalu setelah itu ia pergi menyusul temanya yang ia yakini sedang menanggung malu yang amat sangat karena kecerobohanya sendiri. Flashback off Tala hanya tersenyum ketika mengingat seorang laki-laki yang ia tidak tau pasti namanya. Dengan mukanya yang memerah yang entah menahan malu atau menahan emosi pergi begitu saja dari hadapannya dan pelayan yang tadi ia marahi. Sementara temanya malah yang meminta maaf. Tala tidak menyangka masih ada saja laki-laki seperti itu, tidak bertanggung jawab dan terlalu egois, menurut Tala. Lalu Tala menggelengkan kepalanya sambil tersenyum untuk menghilangkan pikiranya tentang laki-laki tadi dan mulai fokus dengan pekerjaanya. .............................. " arghhhhhh.........kesell gua " teriak Elwin ketika ia sampai dikamarnya. " ya lo juga salah, segala bentak-bentak mbaknya padahal lo sendiri yang ceroboh, mangkannya kalo mau berdiri nggak usah rusuh, sampe bangku bisa melayang gitu" ucap Dika yang bukannya menenangkan malah makin memojokinya. " diem lo..punya sahabat nggak bener banget, gua lagi kesel malah tambah bikin kesel " bentak Elwin sambil menatap tajam Dika. " ya emang lo yang salah, ya masa gua bela lo, untung aja masalahnya nggak tersebar kemana-kemana, kan nggak lucu kalo beritannya kesebar dengan judul  ' seorang CEO muda memarahi seorang pelayan atas kecerobohan dirinya sendiri yang memiliki kekuatan super hingga bangku melayang hanya karena ia berdiri ‘ tengsin cuy " Kata Dika lagi yang malah membuat Elwin makin kesal. " arghhhh......gara-gara cewe gila itu, siapa sih dia? ngapain coba ikut campur masalah orang lain ? " kesal Elwin mengingat wajah wanita yang tadi membuatnya malu. " b**o lo, salah salah lo, malah nyalahin orang, dia berhak tau ngelakuin itu, soalnya tadi lo tuh ngeganggu banget " ucap Dika yang kesanya malah membela wanita tadi. " mending lo balik sekarang, ada lo disini nggak bikin hati gua tenang, malah makin naik nih darah, balik nggak ? " usir Elwin. " iye gua balik, dadah bapa CEO muda nyebelin yang baru kalah debat sama cewe " ledek Dika lalu segera pergi dari kamar Elwin. Sementara Elwin merasa kekesalanya semakin menjadi, jika mengingat kejadian yang baru saja terjadi, ia sangat malu dan kesal. Bagaimana tidak ? harga dirinya serasa diinjak-injak oleh seorang wanita dan seorang pelayan yang sangat rendah dibanding dirinya. Elwin sangat menjaga harga dirinya. Menurutnya harga diri yang selalu ia jaga lebih berharga dari siapapun.  Bukan tanpa alasan Elwin seperti ini. Keadaan yang membuatnya lebih mementingkan diriya dari pada orang lain. Jika dia tidak menjaga nama baiknya , maka akan sangat banyak orang yang dengan senang hati menjatuhkannya. Ya, dunia bisnis memang se seram itu. Kehidupan pribadi bisa menjadi bahan untuk konsumsi publik. Bukan hanya artis, hal itu pun berlaku untuk seorang CEO muda yang sangat terkenal ini. Dan sebenarnya, ada alasan lain yang tidak dapat Elwin ceritakan. ........................
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD