Tapi ternyata yang kakak ipar tarik adalah selimutku, dan akibatnya tubuh bagian bawahku yang tidak memakai apa-apa jadi terpampang lebar tepat di hadapannya. Sebelum aku sempat bereaksi, kakak ipar menamparku. Sambil menaikkan alis kakak ipar bertanya, “Xiao Kai, kenapa kamu tidak pakai celana dalam?” Eh? Tidak pakai celana dalam? Bagaimana bisa aku tidak sadar kalau aku sedang tidak pakai celana dalam sekarang? Dengan wajah tanpa dosa, aku menyentuh pipi bekas tamparan dan berkata tanpa rasa bersalah, “Aku juga nggak tahu. Kemarin kan aku demam tinggi. Aku bahkan nggak ingat kapan aku tertidur.” Kakak ipar menghela napas sambil mengernyit. Pipinya juga merona merah. Tentu saja aku tahu bahwa dialah yang membuka celana dalamku tadi malam. “Mungkin kamu memang tidak pakai celana da

