Rose

1005 Words
Dua tahun kemudian....   Valeria memeluk Ello yang kini memenangkan lomba mata pelajaran tingkat provinsi. Dia begitu bahagia dengan nilai yang didapatkan Ello. Bukan karena Ello menjadi pemenangnya, tapi karena proses keberhasilan Ello yang layak mereka apresiasi.   Ello, memang menuruni gen Arkana, sang papa. Sejak kecil Arkana juga menjadi juara kelas dan mendapatkan kesempatan memenangkan beberapa perlombaan yang dia ikuti. Tidak heran jika anaknya menuruni kehebatan sang ayah juga.   "Putraku memang terhebat," puji Arkana Carollino di depan semua orang saat keluarga inti Ello dipanggil untuk foto keluarga.    Valeria memutar bola matanya jengah, semua keberhasilan Marchello juga atas dasar didikannya sebagai seorang ibu.   "Dia putraku Arka!" tandas Valeria tidak mau kalah.    "Hei, dia ada karena aku. Kegeniusannya juga menuruniku!" jawab Arka menyombongkan dirinya.    Tak perlu dia katakan, semua orang juga bisa melihat bahwa Marchello menuruni enam puluh persen genetik ayahnya. Dari wajah, dan juga cara mereka berperilaku begitu mirip bak pinang dibelah dua.    "Aku yang-"    "Cukupppp! Apa kalian tidak malu di hadapan banyak orang berdebat. Ello adalah putraku, ya Ello putraku," ucap Nayna bangga membuat semua orang yang ada di sana tertawa.  Nayna juga turut andil dalam keberhasilan Marchello. Wanita itu ibu kedua bagi sang anak. Selalu menomor satukan kebutuhan Ello dan Ella di berbagai kesempatan. Begitulah seorang ibu.  "Sudah-sudah, kalian ini sudah tua harusnya ingat umur," Viona memperingati mereka semua.  Ello melihat ke arah pintu masuk, dia berharap papanya Erick akan datang dan memberinya ucapan keberhasilan karena sudah mendapatkan predikat terbaik. Valeri melihat Ello yang tengah cemberut.  "Sayang, Papa kan ada kunjungan ke luar negeri. Dont be sad, oke? Di sini kan sudah ada Daddy dan Papa Arka," ucap Valeri menghibur Ello.  Sebenarnya ada kekecewaan dalam diri Valeria saat Erick mengatakan jika lelaki itu tidak bisa menghadiri acara tersebut karena pekerjaannya yang belum dia selesaikan.  Ello mengangguk, dia juga tersenyum ke arah Meechella dan menggenggam tangan adik sepupunya. Semua orang bahagia atas kebahagiaannya hari ini. Lain kali saja dia merayakan keberhasilannya bersama Papa Erick, begitulah kiranya pemikiran Marchello saat ini.  *** Hari ini Ello dan Ella akan mencari salah satu baju renang untuk pelajaran sekolah mereka. Valeri sudah siap mengantarkan Ello dan juga Ella yang kebetulan menginap di rumahnya.  "Twinnnnn, ayo cepat. Semakin siang akan semakin terik, Nak," teriak Valeri memanggil keduanya. Tidak ada yang berubah, mereka semua memanggil Ella dan Ello dengan sebutan Twin meskipun semua orang sudah tahu jika Marchello dan Meechella tidak sekandung, tidak juga anak kembar.   "Ayeyeeee Mammm," jawab mereka serempak berlari menuruni tangga.  Mendengar suara langkah kaki beriringan, Valeria lantas mendongak. Matanya melebar melihat kedua anak itu berlarian menuruni tangga berkelok di rumahnya.  "Hati-hati, perhatikan jalan kalian," peringat Valeri pada keduanya. Sudah pernah Ello tersungkur dari tangga dan berakhir dua hari tidak bisa berjalan dengan normal.  Valeria tidak ingin disalahkan oleh para orang tua tentu saja.  "Hello semuaaa." Mereka bertiga menoleh. Di sana berdiri Nayna yang terlihat sangat rapi nan modis.   Kening Ella dan Ello bertaut, menatap Nayna dengan tatapan menyelidik.  "Mommy?" ucap mereka secara kompak.  Nayna tersenyum, menampilkan kecantikannya yang tidak pernah surut. Dia bahkan bisa saja dianggap seorang perawan jika tidak melihat cincin kawin di jarinya. Nayna memiliki tubuh dan kecantikan yang sangat luar biasa dari Cecillia sang mommy dan juga Adinata sang daddy.  "Kakak, kenapa ke sini?" tanya Valeri menghampiri Nayna.  "Astaga Dek, ini kan hari penting anak-anakku! Aku berhak ikut andil di dalam keputusan mereka, aku yang akan menentukan di mana mereka akan membeli baju renangnya," jelas Nayna membuat Valeria, Ello, dan Ello membelalakkan matanya.  "No!" jawab Ello dan Ella dengan sigap menolak argumen sang mommy.  Mereka sudah lelah mengikuti semua keinginan dari mommy mereka. Baru saja keduanya merasa beruntung akan mendapatkan kemerdekaan saat Mama Valeria mengantarkan mereka untuk mencari baju renang terbaru kesukaan keduanya.  "Hei Mommy ingin kalian membeli segala yang terbaik, Twin," elak Nayna, tapi juga kenyataan.  Berlebihan sekali Nayna ini, mana mungkin beli baju renang saja seribet itu.  "Jadi Kakak yang akan mengantar mereka?" tanya Valeri diangguki Nayna antusias.   Marchello dan Meechella langsung mendesah, baru saja dia terbebas dari aturan sang mommy. Tapi dia harus mengikuti keinginan mommynya lagi.  "Kita belinya di mana ya?" gumam Nayna menimang.   "Cepat antar mereka, Kak,"ucap Valeri menyadarkan Nayna untuk tidak membuang waktu lebih lama lagi.   Ella dan Ello bahkan merutuki kesialan nasibnya. Valeria mengacak rambut keduanya, dia mengerlingkan matanya pada Ella dan Ello. Valeria tau benar bahwa Nayna sangat overprotectif pada kedua bocah itu.   "Have a nice day, Twin," kekeh Valeri melambaikan tangannya.   Valeri tersenyum melihat mobil Nayna yang sudah melaju. Tidak disangka kehidupannya akan sebahagia ini bersama Ello dan juga Erick. Tapi andai saja jika Tuhan memberinya satu anak lagi dari pernikahannya dengan Erick, maka dia akan sangat bersyukur untuk itu.   Dering telepon rumah membuat Valeri langsung masuk ke dalam rumah.   "Hallo dengan rumah Erick Carollino and Valeria Corlyn di sini," sapa Valeri pada seseorang yang sedang menelepon.   "Rose, apakah kau ada di rumah?" tanya Erick.  Valeri sangat bahagia mendengar suara lelaki yang dia rindukan. Senyumnya melebar penuh suka ketika Erick menghubungi dirinya.   "Hemm, apa kau merindukanku?" goda Valeria.   Terdengar hembusan napas lelah di seberang sana hingga membuat Valeri menyerngit. Apakah Erick selelah itu hingga Valeria merasakan bahwa suaminya sedang tidak baik-baik saja.  "Erick? Are you okay?" tanya Valeri khawatir.  Tidak pernah Erick menghubunginya dalam keadaan kacau. Lelaki itu paling suka menghubungi keluarganya dengan suara penuh kebahagiaan meskipun kadang semua itu hanya kebohongan semata.   "Sebentar lagi aku akan sampai di rumah, em ... Valeri. Aku mencintaimu."  "Aku juga mencintaimu Erick, aku akan menunggumu. Putramu bahkan sudah siap menghadiahimu seribu pertanyaan," kekeh Valeri membuat Erick ikut tersenyum dengan tingkah laku Ello.  Di sana, Erick berharap semuanya akan baik-baik saja. Di sampingnya ada Jessy kepala pelayan dan batita yang tertidur dalam gendongan wanita itu.  Ini adalah waktu yang tepat, mungkin saja tidak ada waktu lainnya lagi. Frederick tidak mungkin terus membagi waktunya seperti ini dan membuat segalanya terbengkalai. Dirinya harus siap, untuk kejadian terburuk sekalipun yang akan menimpa rumah tangga mereka.   Alasannya hanya satu, Frederick telah menerima tanggung jawab untuk melindungi, merawat, dan membesarkan Rebecca dengan sebaik mungkin seperti apa yang telah dia janjikan kepada ibu dari Rebecca.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD