Part. 2

1033 Words
Happy Reading.... Jika menemukan TYPO tolong di komen ya. Biar author tahu di mana letak ke tidak nyamanannya. Sekian terima gaji. Wkwkw **** Pelajaran kedua sudah di mulai sejak lima menit yang lalu. Dea dan juga Dimas sudah duduk di bangku mereka masing-masing. Namun ada hal yang membuat Dea sangat risih yaitu saat Dimas selalu menatapnya dan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran di papan tulis. Sungguh jika bisa rasanya Dea ingin tenggelam saja dari pada berada di dekat Dimas yang seperti pysichopath yang sedang menatap mangsa nya. Sedangkan Dimas merasa seperti pria c***l, namun itu adalah faktanya dia sudah menjadi pria seperti itu saat berada di dekat Dea. Bahkan Dea terganggu dengan salah satu tangan cowok itu, yang bertengger dengan nyaman di pahanya. Dea ingin menghindar namun tidak bisa, karena ia sudah sangat mepet di dinding dan tidak bisa lagi menghindari Dimas. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Dea dengan langsung menyingkirkan tangan Dimas yang meremas d**a-nya. Dea benar-benar sudah tidak tahan lagi teman sekelas mereka sibuk dengan urusan masing-masing sehingga mereka tidak melihat perbuatan tak senonoh yang di lakukan oleh Dimas kepada dirinya.Dan dengan tiba-tiba Dea berdiri dan membuat semua orang beralih menatap ke arahnya. Dimas merasa senang saat panyudara milik Dea sangat pas di genggaman tangannya. "Ya...ada apa Dea?" Tanya guru yang sedang mengajar saat itu. "An..Anu, saya mau ijin ke toilet Pak." Ucap Dea "Oh iya silahkan." Lalu Dea dengan cepat-cepat keluar dari kelas dia benar-benar ingin menangis sekarang, bagaimana bisa Pria yang bahkan tidak ia ketahui namanya itu melecehkannya. Bahkan meremas panyudaranya, ingin rasanya Dea memaki dan memukul pria itu sampai mampus namun dia tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu. Menatap mata pria itu saja Dea sudah ketakutan bagaimana bisa dia membuat pria tersebut mampu. Hari ini saja pria itu membuatnya ditatap oleh siswa dengan pandangan yang sangat aneh. sungguh Dea ingin cepat-cepat pulang. "Bagamana ini?" Tanya Dea kepada dirinya sendiri, ia sungguh takut. sambil menggigit kukunya, dia terus berusaha keras untuk berpikir bagaimana caranya agar Dimas tidak lagi menganggu dirinya. Tiba-tiba saja pintu toilet terbuka dengan kasar dan disana Dea bisa melihat laki-laki yang ia hindari tengah menatap nya dengan sangat tajam. jika mata itu pisau maka sekarang ini Dea pasti sudah mati karena tertusuk benda tajam tersebut. Dimas menutup pintu dan menguncinya ia melangkah dengan perlahan menuju ke arah Deandra. "Ka...kamu mau apa?" Tanya Dea dengan gemetar saking takutnya bahkan dia tidak sadar dengan tubuhnya yang sudah menempel di tembok yang ada di belakang nya. Dimas tidak menjawab ia memeluk Dea dengan erat, entah kenapa saat tadi mereka bertatapan di kelas seluruh tubuh Dimas rasanya lemas dan juga kinerja jantungnya lebih cepat dari biasanya. Tidak mungkinkan ia kena cinta pada pandangan pertama kepada Dea, Namun jika itu benar ia akan memperjuang Dea dan tidak akan pernah melepaskan gadis cantik yang sangat ketakutan jika melihat dirinya. Dea yang menerima pelukan tiba-tiba dari Dimas menjadi tegang, ada apa dengan pria ini? Rasanya dari tadi selalu menganggu nya. Apa otak pria itu tengah di gerogoti oleh hal-hal mistis sehingga kelakuannya sangat aneh. "Biarkan seperti ini sebentar." Gumam Dimas, pelukan ini yang sangat Dimas rindukan. Pelukan yang selalu ibunya berikan saat dia tertidur di pelukan ibunya. Dan dia mendapatkannya dari seorang gadis yang baru saja ia temui dan gadis itu berhasil membuatnya deg-degan. Dea hanya diam ia tidak berani bergerak sedikit pun. Untuk bernapas pun Dea hampir tidak berani karena Dimas. Bau parfum milik Dimas memenuhi indra penciuman Dea dan itu membuanya nyaman seketika. "Panggil aku Dimas Baby." Gumamnya sekali lagi, Dea yang mendengar itu hanya diam dan tersadar dari hayalannya, jadi pria yang selalu menganggu nya sedari tadi itu namanya Dimas, Dea mendorong tubuh Dimas sedikit kasar dan membuat pelukan mereka terlepas. "Awas Dea mau keluar!" Kata Dea ia sudah lupa apa tujuannya ke toilet. Dimas menatap mata Dea saat mendengar suara lembut gadis itu berteriak kepada dirinya. Suara lembut yang membuatnya jatuh hati kepada Dea gadis itu sungguh hampir membuat Dimas gila karena tingkahnya. "Tapi aku tidak mau, bagaimana?" Ucap Dimas dengan menaik turunkan alisnya menggoda Dea. Namun Dea hanya mendengus dengan kasar dan menatap Dimas. Jika dilihat-lihat lagi menurut Dea pria ini tampan, memiliki tubuh atletis, rahang tegas, otot tangan yang membentuk, bulu mata yang lumayan lentik, bibir tebal dan jangan lupa ia memiliki bola mata berwarna biru laut, pasti ia anak blasteran. Pikirnya "Dengar, Dea gak kenal sama Dimas, jadi Dea minta jangan ganggu Dea terus." Kata Dea dengan wajah marahnya namun Dimas yang melihat wajah gadis tersebut terlihat begitu menggemaskan dan benar-benar membuat Dimas b*******h . Dengan tiba-tiba Dimas mencium Dea dan membuat Dea membelakkan matanya, ini ciuman pertama nya, tapi kenapa dengan mudahnya pria itu mangambil apa yang sudah dia jaga hampir tujuh belas tahun. Dimas melumat bibir Dea, ia belum merasa puas dengan sedikit gigitan di bibir bawah Dea akhirnya wanita itu membuka mulutnya dan membuat Dimas bisa mengabsen setiap inci di dalam mulut gadis itu. Dengan napas terengah-engah akhirnya Dimas melepas ciuman mereka. Dan ia menatap mata Dea dengan penuh pemujaan, bagamana bisa ia seperti ini saat dekat dengan anak baru ini. Setelah itu mereka keluar dari toilet dengan Dimas yang memegang tangan Dea, Dea hanya bisa diam saja, saat berada di depan kelas akhirnya Dea bisa melepas kaitan tangan mereka. Dan langsung masuk Hari pertama sekolah membuat Dea panas dingin gara-gara seorang Dimas. Hari itu ia habiskan dengan mengobrol bersama teman barunya yaitu Salsa, gadis periang yang sangat membantu Dea karena, aslinya seorang Dea tidak pandai bersosial. Dan juga hari itu ia menghindari seorang Dimas dengan pergi ke perpustakaan dan juga pada saat pulang ia dengan cepat menuju halte bus dan untung saat ia sampai dihalte, bus nya baru saja sampai, bisa ia lihat jika Dimas mengejarnya. Namun untungnya bus tersebut sudah lebih dulu pergi, Dea sangat bersyukur hari pertamanya masuk sekolah sungguh sangat di luar dugaan. Dea pikir hari pertamanya akan biasa-biasa saja namun nyatanya sangat luar biasa, luar biasa menjengkelkan, menakutkan dan masih banyak lagi. **** Hello welcome back guyss... Jangan lupa vote dan komen, karena 1 vote dari kalian sangat berarti bagi saya? Sampai ketemu di next chapter?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD